Palangka Raya (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalimantan Tengah menilai, pertumbuhan serta perkembangan bank sampah yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota sudah cukup baik.

"Berdasarkan pendataan yang kami lakukan, hingga saat ini sudah ada sekitar 30 bank sampah di Kalteng," kata Pelaksana Tugas Kepala DLH Kalteng Norliani di Palangka Raya, Selasa.

Bank sampah merupakan tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah dan kemudian disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah, maupun tempat pengepul sampah.

Pihaknya pun sudah melakukan kunjungan secara langsung dan melihat aktivitas sejumlah bank sampah, meskipun diakui belum seluruhnya sudah didatangi. Dari kunjungan itu, pihaknya bisa mengetahui perkembangan maupun kendala yang dihadapi pihak pengelola.

Berdasarkan koordinasi dengan para pengelola, umumnya mereka memiliki kebutuhan berbeda. Ada yang ingin agar pemerintah daerah bisa memberikan bantuan berupa dana insentif, namun ada pula yang menginginkan sejumlah peralatan pendukung, misalnya mesin pres sampah.

"Berbagai usulan itu pun coba kami tampung dan nantinya dianggarkan untuk diberikan bantuan sesuai kebutuhan, sehingga aktivitas mereka di lapangan bisa lebih maksimal dan membantu pemerintah menangani masalah sampah," jelasnya kepada Antara Kalteng.

Norliani menyebut, pihaknya terus mendorong pertumbuhan bank sampah di setiap daerah, karena banyak dampak positif yang didapat. Mulai dari membantu pemerintah mengatasi permasalahan sampah, hingga memberikan keuntungan materiil bagi para pelakunya.

Saat ini banyak bank sampah di Kalteng yang telah berjalan dan memiliki sejumlah usaha. Seperti di Kabupaten Kotawaringin Barat, ada bank sampah yang sudah mampu membuat batako dengan memanfaatkan sampah yang mereka pilah.

Kemudian ada pula bank sampah di Palangka Raya yang saat ini memiliki proyek percontohan, yaitu menyebarkan sebanyak 100 tempat sampah kepada kepala keluarga. Pada tempat itu akan diisi oleh sampah sisa makanan yang kemudian diproses hingga bisa dijual kepada peternak.

"Ada pula yang fokus mengumpulkan sampah anorganik, yakni dalam satu minggunya setelah terkumpul hingga satu truk, barulah diserahkan kepada pengepul dan kemudian disalurkan ke wilayah Jawa," tuturnya.

Pewarta : Muhammad Arif Hidayat
Uploader : Admin 4
Copyright © ANTARA 2024