Jakarta (ANTARA) - Sebuah studi mengungkap hubungan antara tidur dan keterampilan kognitif yang diperlukan seorang pengusaha untuk menelurkan ide-ide cemerlang dan mengevaluasinya.

"Semua orang membutuhkan tidur malam yang nyenyak, tetapi ini sangat penting bagi pengusaha," kata penulis utama studi Jeff Gish, asisten profesor bisnis di University of Central Florida.

Studi itu dipublikasikan dalam Journal of Business Venturing pada akhir Juli, seperti dilansir laman Science Daily, Senin (5/8).

Baca juga: Jam tidur yang tepat agar badan segar saat bangun pagi

Science Daily mencontohkan bos Amazon Jeff Bezos dan pendiri Huffington Post, Arianna Huffington. Dalam berbagai wawancara, kedua pengusaha sukses itu mengindikasikan bahwa mereka banyak tidur.

Sebagai bukti, studi itu mensurvei lebih dari 700 pengusaha dari seluruh dunia tentang pola, jam, dan jenis tidur.

Lalu dibuatlah rancangan presentasi bisnis. Ada panel independen yang meninjaunya serta memberi peringkat mana presentasi yang paling potensial, potensial sedang, dan yang tidak potensial untuk sukses.

Kemudian para partisipan dalam studi tersebut meninjau tiga presentasi bisnis itu pada hari yang sama. Mereka yang kurang tidur tidak konsisten memilih presentasi bisnis terbaik.

Baca juga: Kematian mendadak pada bayi yang disebabkan kebiasaan tidur

Pada bagian kedua penelitian, sekelompok kecil peserta mengevaluasi presentasi bisnis selama beberapa minggu sambil memetakan pola tidur mereka.

Para peserta yang memiliki setidaknya tujuh jam tidur setiap malam secara konsisten memilih presentasi bisnis terbaik yang diidentifikasi oleh panel ahli. Mereka yang kurang tidur atau tidur gelisah tidak konsisten memilih yang terbaik.

"Bukti menunjukkan bahwa kurang tidur menyebabkan keyakinan yang kurang akurat tentang potensi komersial dari ide usaha baru," kata Gish.

Baca juga: Durasi tidur yang sebenarnya dibutuhkan

"Karena kami membandingkan kinerja individu selama beberapa hari, kami dapat mengatakan bahwa hasil ini konsisten bahkan untuk pengusaha yang lama tidurnya tidak sebanyak rata-rata populasi pada umumnya."

Studi ini diselesaikan di University of Oregon, di mana Gish mendapatkan gelar doktor dalam bidang filsafat manajemen. Gish juga memegang gelar master dalam bidang teknik dan manajemen teknologi.

Turut serta dalam penelitian itu yakni David T. Wagner dari University of Oregon, Denis A. Gregoire dari sekolah bisnis HEC Montreal di Kanada, dan Christopher M. Barnes dari University of Washington.

Baca juga: Alami gangguan tidur sama dengan 215 hari percepatan usia
Baca juga: Bahayakah latihan fisik ketika kurang tidur?
Baca juga: Posisi tidur yang berdampak buruk pada tubuh
 

Pewarta : Heppy Ratna Sari
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024