Tamiang Layang (ANTARA) - Komunitas Nansarunai Jaya yang merupakan rumah kreatif untuk orang-orang bertalenta maupun seniman di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah mendorong kaum difabel untuk berkarya.
Pembina komunitas Nansarunai Jaya Ariantho S Muler di Tamiang Layang, Senin mengatakan, ada beberapa divisi dalam Nansarunai Jaya seperti divisi film, musik, rohani, publikasi dan beberapa lainnya.
"Kami terus berupaya mendorong generasi muda untuk berkarya. Termasuk kaum difabel, seperti rekan kami Amyono Gaman di bidang permusikan," katanya.
Amyono Gaman (24) merupakan salah satu anggota Komunitas Nansarunai Jaya yang difabel karena mengalami cacat pada kedua kakinya sejak lahir. Amyono terus didorong untuk berkarya, mulai dari bidang fotografi hingga menciptakan lagu dan bernyanyi.
Ketua Persatuan Artis, Penyanyi, Pencipta dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Kalteng itu menginginkan, agar seluruh generasi muda yang ada di Bartim bisa terus berkembang dan maju untuk menembus keterbatasan dan rintangan, melalui karyanya sesuai bakat maupun bidangnya masing-masing.
Selain musik juga sudah ada beberapa film yang berhasil diproduksi Nansarunai Jaya melalui tangan-tangan kreatif asli putra-putri Barito Timur, seperti Siung Mangkuwungan, Semangat Tanpa Menggugat, Secangkir Harapan dan lainnya.
Terpisah, Amyono mengatakan keterbatasan fisik bukan halangan untuk berkarya. Salah satu hal yang selalu ia lakukan dalam kehidupan sehari-harinya, yakni percaya diri dan optimis.
Ia mengaku terus didorong untuk berkarya dengan kemampuan yang dimiliki, hingga bisa menciptakan lirik lagu dan menyanyikannya dalam bahasa Dayak Maanyan dengan judul Ahengku.
Lagu Ahengku (Keinginanku) diciptakan Amyono sebagai gambaran hidupnya yang berupaya mendekati beberapa wanita namun berujung penolakan karena difabel.
"Saya berharap masyarakat maupun siapa saja yang mendengar lagu (Ahengku) bisa terhibur dan menikmati," tuturnya.
Dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang terus mendukungnya, agar tidak berhenti untuk maju dan berkarya, khususnya kepada komunitas Nansarunai Jaya.
Pembina komunitas Nansarunai Jaya Ariantho S Muler di Tamiang Layang, Senin mengatakan, ada beberapa divisi dalam Nansarunai Jaya seperti divisi film, musik, rohani, publikasi dan beberapa lainnya.
"Kami terus berupaya mendorong generasi muda untuk berkarya. Termasuk kaum difabel, seperti rekan kami Amyono Gaman di bidang permusikan," katanya.
Amyono Gaman (24) merupakan salah satu anggota Komunitas Nansarunai Jaya yang difabel karena mengalami cacat pada kedua kakinya sejak lahir. Amyono terus didorong untuk berkarya, mulai dari bidang fotografi hingga menciptakan lagu dan bernyanyi.
Ketua Persatuan Artis, Penyanyi, Pencipta dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Kalteng itu menginginkan, agar seluruh generasi muda yang ada di Bartim bisa terus berkembang dan maju untuk menembus keterbatasan dan rintangan, melalui karyanya sesuai bakat maupun bidangnya masing-masing.
Selain musik juga sudah ada beberapa film yang berhasil diproduksi Nansarunai Jaya melalui tangan-tangan kreatif asli putra-putri Barito Timur, seperti Siung Mangkuwungan, Semangat Tanpa Menggugat, Secangkir Harapan dan lainnya.
Terpisah, Amyono mengatakan keterbatasan fisik bukan halangan untuk berkarya. Salah satu hal yang selalu ia lakukan dalam kehidupan sehari-harinya, yakni percaya diri dan optimis.
Ia mengaku terus didorong untuk berkarya dengan kemampuan yang dimiliki, hingga bisa menciptakan lirik lagu dan menyanyikannya dalam bahasa Dayak Maanyan dengan judul Ahengku.
Lagu Ahengku (Keinginanku) diciptakan Amyono sebagai gambaran hidupnya yang berupaya mendekati beberapa wanita namun berujung penolakan karena difabel.
"Saya berharap masyarakat maupun siapa saja yang mendengar lagu (Ahengku) bisa terhibur dan menikmati," tuturnya.
Dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang terus mendukungnya, agar tidak berhenti untuk maju dan berkarya, khususnya kepada komunitas Nansarunai Jaya.