Banjarmasin (ANTARA) - Mantan anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Hasan Mahlan berpendapat Kabupaten Barito Kuala (Batola) yang berada di wilayah barat provinsi tersebut memiliki prospek di bidang agrowisata.
"Karena selain bercocok tanam padi, masyarakat juga terus mengembangkan usaha perkebunan pada daerah pertanian pasang surut Batola," ujarnya menjawab Antara di Banjarmasin, Kalsel, Sabtu.
"Oleh sebab itu, Batola yang berbatasan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng), memiliki potensi agrowisata, tinggal pengembangan dan pengelolaan," lanjut Hasan Mahlan.
Karena itu mantan wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) Kalsel III/Batola dari Partai Golkar tersebut akan menjadikan kawasan perkebunan miliknya menjadi agrowisata.
"Seiring dengan usia yang semakin bertambah dan menikmati masa tua, aku memilih usaha mengembangkan agrowisata. Agrowisata itu selain untuk pendapatan, juga buat penyegaran kembali (refresh)," lanjutnya.
Menurut dia, melalui agrowisata masyarakat bisa melihat hamparan tanaman hijau yang membentang luas dengan aneka pepohonan. "Itu membuat penglihatan menjadi segar. Apalagi lagi jauh dari kebisingan kota dengan pencemaran udara," kata Hasan Mahlan.
Ia memiliki kebun nanas lebih dari lima hektare dan mengembangkan tanaman perkebunan lain seperti jeruk limau dan mangga kuini.
"Kebun nanas tersebut selain jenis madu dan paun, juga jenis bangka yang merupakan nanas unggul Batola sejak lama atau dulu terkenal dengan nama kanas Tamban," ujarnya.
"Mengapa nanas bangka itu namanya kanas Tamban? Karena hamparan atau produksi perkebunan komoditas tersebut di wilayah Kecamatan Tamban, Batola," lanjut mantan aktivis Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) itu.
Hasan mengatakan potensi nanas tersebut sebenarnya sekarang di Kecamatan Mekarsari, pemekaran dari Kecamatan Tamban.
"Mengenai nama kanas itu tidak kita permasalahkan. Yang terpenting bagaimana agar perkebunan nanas rakyat tersebut mendatangkan nilai tambah bagi daerah dan masyarakat setempat," kata Hasan Mahlan.
"Karena selain bercocok tanam padi, masyarakat juga terus mengembangkan usaha perkebunan pada daerah pertanian pasang surut Batola," ujarnya menjawab Antara di Banjarmasin, Kalsel, Sabtu.
"Oleh sebab itu, Batola yang berbatasan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng), memiliki potensi agrowisata, tinggal pengembangan dan pengelolaan," lanjut Hasan Mahlan.
Karena itu mantan wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) Kalsel III/Batola dari Partai Golkar tersebut akan menjadikan kawasan perkebunan miliknya menjadi agrowisata.
"Seiring dengan usia yang semakin bertambah dan menikmati masa tua, aku memilih usaha mengembangkan agrowisata. Agrowisata itu selain untuk pendapatan, juga buat penyegaran kembali (refresh)," lanjutnya.
Menurut dia, melalui agrowisata masyarakat bisa melihat hamparan tanaman hijau yang membentang luas dengan aneka pepohonan. "Itu membuat penglihatan menjadi segar. Apalagi lagi jauh dari kebisingan kota dengan pencemaran udara," kata Hasan Mahlan.
Ia memiliki kebun nanas lebih dari lima hektare dan mengembangkan tanaman perkebunan lain seperti jeruk limau dan mangga kuini.
"Kebun nanas tersebut selain jenis madu dan paun, juga jenis bangka yang merupakan nanas unggul Batola sejak lama atau dulu terkenal dengan nama kanas Tamban," ujarnya.
"Mengapa nanas bangka itu namanya kanas Tamban? Karena hamparan atau produksi perkebunan komoditas tersebut di wilayah Kecamatan Tamban, Batola," lanjut mantan aktivis Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) itu.
Hasan mengatakan potensi nanas tersebut sebenarnya sekarang di Kecamatan Mekarsari, pemekaran dari Kecamatan Tamban.
"Mengenai nama kanas itu tidak kita permasalahkan. Yang terpenting bagaimana agar perkebunan nanas rakyat tersebut mendatangkan nilai tambah bagi daerah dan masyarakat setempat," kata Hasan Mahlan.