Sampit (ANTARA) - Ketua Sementara DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Rimbun mengapresiasi langkah cepat yang diambil pemerintah kabupaten dengan menyiagakan seluruh puskesmas dan rumah sakit, serta penyediaan ruang oksigen gratis untuk masyarakat terdampak asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Kami harap masyarakat terdampak asap, tidak segan memanfaatkan layanan gratis tersebut. Layanan itu buka 24 jam, sehingga masyarakat bisa dengan puas menikmati fasilitas yang tersedia," katanya di Sampit, Rabu.
Ruang oksigen gratis diharapkan buka hingga kondisi udara di Kotawaringin Timur kembali membaik, sehingga masyarakat yang sakit akibat asap karhutla dapat diberikan pertolongan.
Penyediaan ruang oksigen gratis tidak hanya di wilayah Kota Sampit, namun tersebar di 23 titik termasuk seluruh puskesmas yang ada di wilayah pelosok Kotawaringin Timur.
Asap pekat akibat karhutla tidak hanya menyelimuti wilayah Kota Sampit saja, namun juga sejumlah desa di wilayah pelosok. Untuk itu ruang oksigen disediakan hingga ke pelosok Kotawaringin Timur.
"Asap akibat karhutla yang menyelimuti Kotawaringin Timur saat ini sangatlah pekat dan kondisi itu membuat kualitas udara di menjadi berbahaya terhadap kesehatan manusia maupun satwa," ucapnya.
Dengan kualitas udara yang berbahaya terhadap kesehatan itu, masyarakat diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan, selalu menggunakan masker saat di luar ruangan, dan selalu menjaga kesehatannya.
Sementara itu, Sekretaris daerah Kotawaringin Timur Halikinnor membenarkan layanan gratis pada ruang oksigen tersebut dan diharapkan masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan pemerintah kabupaten itu.
"Kami sudah memerintahkan seluruh puskesmas dan rumah sakit untuk menyediakan ruang oksigen dengan layanan gratis terhadap masyarakat yang sakit akibat terdampak asap karhutla," terangnya.
Ruang oksigen tersebut disediakan di sejumlah tempat layanan kesehatan, mulai dari puskesmas, rumah sakit dan tempat layanan kesehatan lainnya. Sehingga bagi yang membutuhkan bisa langsung datang ke tempat yang telah disediakan.
Dia mengingatkan agar petugas juga selalu memerhatikan ketersedian tabung oksigen. Sehingga, jika nantinya masyarakat mengalami gangguan saluran pernapasan bisa langsung ditangani.
"Kami harap masyarakat terdampak asap, tidak segan memanfaatkan layanan gratis tersebut. Layanan itu buka 24 jam, sehingga masyarakat bisa dengan puas menikmati fasilitas yang tersedia," katanya di Sampit, Rabu.
Ruang oksigen gratis diharapkan buka hingga kondisi udara di Kotawaringin Timur kembali membaik, sehingga masyarakat yang sakit akibat asap karhutla dapat diberikan pertolongan.
Penyediaan ruang oksigen gratis tidak hanya di wilayah Kota Sampit, namun tersebar di 23 titik termasuk seluruh puskesmas yang ada di wilayah pelosok Kotawaringin Timur.
Asap pekat akibat karhutla tidak hanya menyelimuti wilayah Kota Sampit saja, namun juga sejumlah desa di wilayah pelosok. Untuk itu ruang oksigen disediakan hingga ke pelosok Kotawaringin Timur.
"Asap akibat karhutla yang menyelimuti Kotawaringin Timur saat ini sangatlah pekat dan kondisi itu membuat kualitas udara di menjadi berbahaya terhadap kesehatan manusia maupun satwa," ucapnya.
Dengan kualitas udara yang berbahaya terhadap kesehatan itu, masyarakat diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan, selalu menggunakan masker saat di luar ruangan, dan selalu menjaga kesehatannya.
Sementara itu, Sekretaris daerah Kotawaringin Timur Halikinnor membenarkan layanan gratis pada ruang oksigen tersebut dan diharapkan masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan pemerintah kabupaten itu.
"Kami sudah memerintahkan seluruh puskesmas dan rumah sakit untuk menyediakan ruang oksigen dengan layanan gratis terhadap masyarakat yang sakit akibat terdampak asap karhutla," terangnya.
Ruang oksigen tersebut disediakan di sejumlah tempat layanan kesehatan, mulai dari puskesmas, rumah sakit dan tempat layanan kesehatan lainnya. Sehingga bagi yang membutuhkan bisa langsung datang ke tempat yang telah disediakan.
Dia mengingatkan agar petugas juga selalu memerhatikan ketersedian tabung oksigen. Sehingga, jika nantinya masyarakat mengalami gangguan saluran pernapasan bisa langsung ditangani.