Palangka Raya (ANTARA) - Kedatangan Habib Umar bin Hafidz ke Palangka Raya Sabtu (28/9) malam, tak lepas dari undangan khusus Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, sebagai bentuk penghormatan terhadap ulama dan memenuhi keinginan masyarakat mendengarkan dakwah beliau.
Melalui kerja sama dengan PT Sumber Energi Alam Mineral (SEAM) Group dan Yayasan Muwasholah, maka keinginan tersebut bisa direalisasikan dan disetujui sebagai rangkaian safari dakwah di Indonesia tahun 2019.
"Momentum kedatangan Habib Umar bin Hafidz harus dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh masyarakat, untuk mengasah spiritualitas secara kolektif dan pada saat yang sama melakukan persenyawaan sosial atas dasar Pancasila dan NKRI," kata Chief Executive Officer (CEO) PT SEAM Group Asep Sulaeman Sabanda di Palangka Raya, Sabtu.
Spritualitas yang kuat menjadi basis penting manusia sebagai aktor penggerak pembangunan dan persatuan, serta bingkai terlaksananya cita-cita pembangunan. Pembangunan yang riuh dan banyak konflik sosial akan menyebabkan kelambatan kerja dan ketertinggalan ketika harus bersaing melawan negara-negara lain.
Sosok ulama kharismatik asal Yaman Habib Umar bin Hafidz di Palangka Raya, nyatanya disambut antusiasme yang sangat tinggi dari masyarakat yang berasal dari berbagai daerah, mulai dari Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan hingga Kalimantan Timur.
Selanjutnya untuk memeriahkan dan melengkapi kegembiraan masyarakat, maka panitia berinisiatif melaksanakan pagelaran rebana yang masuk catatan Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) dengan kategori peserta terbanyak.
Sebelumnya juga telah dilaksanakan acara pertemuan (multaqo) ulama se-Kalimantan yang secara khusus dihadiri oleh tamu kehormatan ulama Turki dan dilanjutkan dialog lintas agama, bersama para pemimpin lintas agama.
"Kegiatan Habib Umar bin Hafidz dan pagelaran rebana, serta rangkaian kegiatan lainnya harus didukung penuh, demi kerukunan dan pelestarian kebudayaan nusantara yang hidup di masyarakat," tuturnya.
Baca juga: PT SEAM Group dukung pemecahan rekor MURI pagelaran rebana peserta terbanyak
Untuk diketahui, Habib Umar bin Hafidz adalah pendiri Pesantren Darul Musthofa, Tarim, Handramaut Yaman yang memiliki kegiatan rutin berdakwah keliling Indonesia dan belahan negara lain di seluruh dunia, seperti Syiria, Lebanon, Jordania, Irak, Mesir, Pakistan, India, Malaysia, Singapura, Australia dan Eropa.
Pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1994 sebagai utusan Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf yang berada di Jeddah, dengan misi mengingatkan dan mengunggah semangat dan rasa kepedulian para Alawiyyin Indonesia yang mulai lupa akan ajaran nilai-nilai leluhur, sebagaimana telah dikeluhkan sebelumnya oleh Habib Anis bin Alwi al Habsyi, seorang ulama asal Solo, Jawa Tengah kepada Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf.
Sementara itu, PT SEAM Group merupakan holding company yang memiliki banyak diversifikasi usaha meliputi pilar bisnis infrastuktur seperti quary, crushing plant, asphalt mixing plant dan batching plant.
Kemudian energi terpadu meliputi tambang dan infrastruktur batu bara, pelabuhan, jalan hauling, manufaktur dan power plant yang tersebar dan berkembang baik di Kaltim, Kalteng, Jambi, Bengkulu dan Jawa yang rencananya akan melakukan go public atau initial public offering pada tahun 2020.
"Melalui operasi PT SEAM Group di berbagai daerah, mendorong secara simultan untuk memberikan manfaat pada perekonomian sebesar-besarnya bagi masyarakat, sekaligus memberi sumbangsih besar bagi hidupnya budaya lokal seperti Dayak, Banjar, Kutai dan dan budaya lain dimana masyarakat itu tinggal," jelasnya.
Melalui kerja sama dengan PT Sumber Energi Alam Mineral (SEAM) Group dan Yayasan Muwasholah, maka keinginan tersebut bisa direalisasikan dan disetujui sebagai rangkaian safari dakwah di Indonesia tahun 2019.
"Momentum kedatangan Habib Umar bin Hafidz harus dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh masyarakat, untuk mengasah spiritualitas secara kolektif dan pada saat yang sama melakukan persenyawaan sosial atas dasar Pancasila dan NKRI," kata Chief Executive Officer (CEO) PT SEAM Group Asep Sulaeman Sabanda di Palangka Raya, Sabtu.
Spritualitas yang kuat menjadi basis penting manusia sebagai aktor penggerak pembangunan dan persatuan, serta bingkai terlaksananya cita-cita pembangunan. Pembangunan yang riuh dan banyak konflik sosial akan menyebabkan kelambatan kerja dan ketertinggalan ketika harus bersaing melawan negara-negara lain.
Sosok ulama kharismatik asal Yaman Habib Umar bin Hafidz di Palangka Raya, nyatanya disambut antusiasme yang sangat tinggi dari masyarakat yang berasal dari berbagai daerah, mulai dari Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan hingga Kalimantan Timur.
Selanjutnya untuk memeriahkan dan melengkapi kegembiraan masyarakat, maka panitia berinisiatif melaksanakan pagelaran rebana yang masuk catatan Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) dengan kategori peserta terbanyak.
Sebelumnya juga telah dilaksanakan acara pertemuan (multaqo) ulama se-Kalimantan yang secara khusus dihadiri oleh tamu kehormatan ulama Turki dan dilanjutkan dialog lintas agama, bersama para pemimpin lintas agama.
"Kegiatan Habib Umar bin Hafidz dan pagelaran rebana, serta rangkaian kegiatan lainnya harus didukung penuh, demi kerukunan dan pelestarian kebudayaan nusantara yang hidup di masyarakat," tuturnya.
Baca juga: PT SEAM Group dukung pemecahan rekor MURI pagelaran rebana peserta terbanyak
Untuk diketahui, Habib Umar bin Hafidz adalah pendiri Pesantren Darul Musthofa, Tarim, Handramaut Yaman yang memiliki kegiatan rutin berdakwah keliling Indonesia dan belahan negara lain di seluruh dunia, seperti Syiria, Lebanon, Jordania, Irak, Mesir, Pakistan, India, Malaysia, Singapura, Australia dan Eropa.
Pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1994 sebagai utusan Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf yang berada di Jeddah, dengan misi mengingatkan dan mengunggah semangat dan rasa kepedulian para Alawiyyin Indonesia yang mulai lupa akan ajaran nilai-nilai leluhur, sebagaimana telah dikeluhkan sebelumnya oleh Habib Anis bin Alwi al Habsyi, seorang ulama asal Solo, Jawa Tengah kepada Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf.
Sementara itu, PT SEAM Group merupakan holding company yang memiliki banyak diversifikasi usaha meliputi pilar bisnis infrastuktur seperti quary, crushing plant, asphalt mixing plant dan batching plant.
Kemudian energi terpadu meliputi tambang dan infrastruktur batu bara, pelabuhan, jalan hauling, manufaktur dan power plant yang tersebar dan berkembang baik di Kaltim, Kalteng, Jambi, Bengkulu dan Jawa yang rencananya akan melakukan go public atau initial public offering pada tahun 2020.
"Melalui operasi PT SEAM Group di berbagai daerah, mendorong secara simultan untuk memberikan manfaat pada perekonomian sebesar-besarnya bagi masyarakat, sekaligus memberi sumbangsih besar bagi hidupnya budaya lokal seperti Dayak, Banjar, Kutai dan dan budaya lain dimana masyarakat itu tinggal," jelasnya.