Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mencatat terdapat sedikitnya tiga kali gempa susulan setelah gempa magnitudo 6,7 mengguncang Kabupaten Talaud di Sulawesi Utara pada Minggu sekitar pukul 9.00 WIB.
Berdasarkan keterangan tertulis BMKG yang diterima di Jakarta, Minggu, hingga pukul 10.15 WIB telah terjadi gempa bumi susulan dengan kekutaan M 3,7; M 4,2; dan M 4,5.
Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi tektonikk yang terjadi pukul 09.02.54 WIB dan berada wilayah laut di sebelah utara Kabupaten Kepulauan Talaud berkekuatan M 6,7 selanjutnya dimutakhirkan menjadi M 6,3. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menyebut gempa tidak berpotensi tsunami.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 5,52 LU dan 126,6 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 166 km arah utara Kota Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Propinsi Sulawesi Utara, pada kedalaman 97 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas subduksi lempeng Laut Filipina. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi di wilayah laut di sebelah utara Kabupaten Kepulauan Talaud ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan sesar naik thrust fault," kata Rahmat.
Guncangan gempa bumi dirasakan di Melonguane-Talaud dengan skala IV MMI (getaran dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Tahuna-Sangihe dan Siau skala III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah seperti truk melintas) dan di Bitung dengan skala II-III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang ). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Rahmat mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dia menyarankan agar masyarakat memeriksa kerusakan bangunan rumah untuk menghindari dari bangunan yang retak atau rusak lebih lanjut.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," kata dia.
Berdasarkan keterangan tertulis BMKG yang diterima di Jakarta, Minggu, hingga pukul 10.15 WIB telah terjadi gempa bumi susulan dengan kekutaan M 3,7; M 4,2; dan M 4,5.
Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi tektonikk yang terjadi pukul 09.02.54 WIB dan berada wilayah laut di sebelah utara Kabupaten Kepulauan Talaud berkekuatan M 6,7 selanjutnya dimutakhirkan menjadi M 6,3. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menyebut gempa tidak berpotensi tsunami.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 5,52 LU dan 126,6 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 166 km arah utara Kota Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Propinsi Sulawesi Utara, pada kedalaman 97 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas subduksi lempeng Laut Filipina. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi di wilayah laut di sebelah utara Kabupaten Kepulauan Talaud ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan sesar naik thrust fault," kata Rahmat.
Guncangan gempa bumi dirasakan di Melonguane-Talaud dengan skala IV MMI (getaran dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Tahuna-Sangihe dan Siau skala III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah seperti truk melintas) dan di Bitung dengan skala II-III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang ). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Rahmat mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dia menyarankan agar masyarakat memeriksa kerusakan bangunan rumah untuk menghindari dari bangunan yang retak atau rusak lebih lanjut.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," kata dia.