Kuala Kapuas (ANTARA) - Sebanyak delapan siswa SMP Negeri 1 Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah terpaksa dilarikan ke RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas, untuk mendapatkan perawatan insentif akibat diduga keracunan makanan.
"Kejadian itu berawal saat siswa-siswi melakukan ujian praktek membuat sejumlah makanan seperti agar-agar, salad buah dan lainnya yang dikerjakan di rumah masing-masing dan kemudian dibawa ke sekolah untuk dipresentasikan," kata Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kapuas Wilger, saat menjenguk siswa-siswinya di RSUD Kapuas, Senin.
Setelah itu, lanjutnya, para siswa-siswi yang terbagi lima kelompok ini, makan bersama-sama mencicipi hasil olahan mereka.
"Berselang beberapa jam kemudian, satu-persatu setiap kelompok yang mencicipi makan itu, mengalami gejala pusing, lesu dan disertai muntah-muntah," kata Wilger.
Baca juga: Polisi bentuk tim selidiki keracunan massal Kapuas
Mengetahui terjadinya hal itu, pihak sekolah langsung membawa para siswa-siswinya tersebut ke puskesmas terdekat, dan kemudian dilarikan ke IGD RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas, untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif.
"Saat ini dari delapan anak yang dirawat, tiga anak diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing karena sudah membaik. Sementara lima orang lagi masih dalam perawatan di rumah sakit," terang Wilger.
Pihaknya menambahkan, saat ini belum bisa mengetahui makanan mana yang dikonsumsi oleh para siswa-siswinya tersebut yang mengalami keracunan makanan. Sebab, katanya, dari beberapa makanan yang dibawa dari rumah masing-masing ada lima jenis makanan.
Baca juga: Terkait kasus keracunan massal di Kapuas, Dinkes Kalteng turunkan Tim Surveillance
Sementara itu, Muhammad Azhar Al Hafiz, salah satu korban keracunan mengaku, dirinya mengalami pusing-pusing dan disertai mual setelah memakan salad buah.
"Ada sekitar lima menit, baru saya mengalami sakit perut, pusing-pusing dan mual-mual," kata Hafiz kepada Antara Kalteng.
Hafzi mengatakan, bahwa setiap kelompok membawa makanan dari rumah masing-masing untuk dilakukan uji pratek di sekolah. Makanan yang dibawa lalu dicicipi oleh setiap masing-masing kelompok untuk dipresentasikan.
Siswa kelas 7 SMPN 1 Kapuas ini juga mengaku, kondisinya sudah mulai membaik dan tidak mengalami sakit perut maupun gejala pusing-pusing lagi.
Baca juga: Sejumlah karyawan rumah sakit keracunan makanan
"Kejadian itu berawal saat siswa-siswi melakukan ujian praktek membuat sejumlah makanan seperti agar-agar, salad buah dan lainnya yang dikerjakan di rumah masing-masing dan kemudian dibawa ke sekolah untuk dipresentasikan," kata Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kapuas Wilger, saat menjenguk siswa-siswinya di RSUD Kapuas, Senin.
Setelah itu, lanjutnya, para siswa-siswi yang terbagi lima kelompok ini, makan bersama-sama mencicipi hasil olahan mereka.
"Berselang beberapa jam kemudian, satu-persatu setiap kelompok yang mencicipi makan itu, mengalami gejala pusing, lesu dan disertai muntah-muntah," kata Wilger.
Baca juga: Polisi bentuk tim selidiki keracunan massal Kapuas
Mengetahui terjadinya hal itu, pihak sekolah langsung membawa para siswa-siswinya tersebut ke puskesmas terdekat, dan kemudian dilarikan ke IGD RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas, untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif.
"Saat ini dari delapan anak yang dirawat, tiga anak diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing karena sudah membaik. Sementara lima orang lagi masih dalam perawatan di rumah sakit," terang Wilger.
Pihaknya menambahkan, saat ini belum bisa mengetahui makanan mana yang dikonsumsi oleh para siswa-siswinya tersebut yang mengalami keracunan makanan. Sebab, katanya, dari beberapa makanan yang dibawa dari rumah masing-masing ada lima jenis makanan.
Baca juga: Terkait kasus keracunan massal di Kapuas, Dinkes Kalteng turunkan Tim Surveillance
Sementara itu, Muhammad Azhar Al Hafiz, salah satu korban keracunan mengaku, dirinya mengalami pusing-pusing dan disertai mual setelah memakan salad buah.
"Ada sekitar lima menit, baru saya mengalami sakit perut, pusing-pusing dan mual-mual," kata Hafiz kepada Antara Kalteng.
Hafzi mengatakan, bahwa setiap kelompok membawa makanan dari rumah masing-masing untuk dilakukan uji pratek di sekolah. Makanan yang dibawa lalu dicicipi oleh setiap masing-masing kelompok untuk dipresentasikan.
Siswa kelas 7 SMPN 1 Kapuas ini juga mengaku, kondisinya sudah mulai membaik dan tidak mengalami sakit perut maupun gejala pusing-pusing lagi.
Baca juga: Sejumlah karyawan rumah sakit keracunan makanan