Mataram (ANTARA) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof. KH. Ma'ruf Amin mengatakan, perspektif wisata halal bukan merubah objek wisata menjadi halal, melainkan halal yang dimaksud adalah penyediaan pangan yang disajikan dalam restoran, ketersediaan tempat ibadah dan hotel yang dapat memiliki standar kehalalan.
"Tetapi layanannya yang kita beri kehalalannya. Sehingga orang yang berkunjung ke Nusa Tenggara Barat (NTB) merasa nyaman dan menyenangkan. Jadi tidak akan pernah merubah alamnya atau objek wisata lainnya," kata Ma'ruf Amin pada Konfrensi Internasional Pariwisata Halal di Kota Mataram, NTB, Jumat.
Menurut Wakil Presiden terpilih itu, MUI akan terus mendorong dan menopang perkembangan industri halal di Indonesia, terutama di NTB yang sedang giat mengembangkan wisata halal. Apalagi NTB telah dinobatkan sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia pada 2015.
"Upaya kita untuk memoles destinasi wisata halal agar lebih indah. sehingga menjadi daya tarik tersendiri dan memiliki keunikan dibanding wisata daerah lain. Tentu dengan standar halal dalam makanan dan minuman dipastikan sudah memenuhi standar halal internasional," jelasnya.
Baca juga: Indonesia sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia 2019
Baca juga: Pemkab Banyu Wangi Kembangkan Lokasi Wisata Halal
Menurut Amin, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata akan terus membenahi destinasi wisata halal. Seperti restoran, hotel, travel dan fasilitas penunjang lainnya. Sehingga orang datang ke Indonesia dan NTB merasa aman dan nyaman. Apalagi NTB punya Islamic Center yang ditetapkan sebagai icon wisata religi dan sebelumnya telah diresmikan lampu hias yang menambah keunikannya.
"Ini merupakn icon menarik bagi pengembangan wisata halal," tambah Ma'ruf Amin.
Selain itu, Ma'ruf Amin menerangkan, lebih dari 50 lembaga sertifikasi halal dunia mengacu pada standar MUI. Karena itu, MUI telah banyak memberi pengakuan kepada lembaga halal di luar negeri.
Di antaranya, Sincung halal for Taiwan. Lembaga tersebut merupakan lembaga yang mewakili MUI di Taiwan. Selain di Taiwan, ada juga di negara Korea dengan nama ' Ini Halal Korea'.
"Untuk itu, MUI memiliki kepentingan untuk mengembangkan wisata halal bersama dengan kementerian pariwisata," katanya.
Baca juga: Wisata halal dinilai membutuhkan Permen
Baca juga: Pemkab Banyu Wangi Kembangkan Lokasi Wisata Halal
Baca juga: Kawin kontrak di kawasan puncak Bogor 'Wisata Halal'
"Tetapi layanannya yang kita beri kehalalannya. Sehingga orang yang berkunjung ke Nusa Tenggara Barat (NTB) merasa nyaman dan menyenangkan. Jadi tidak akan pernah merubah alamnya atau objek wisata lainnya," kata Ma'ruf Amin pada Konfrensi Internasional Pariwisata Halal di Kota Mataram, NTB, Jumat.
Menurut Wakil Presiden terpilih itu, MUI akan terus mendorong dan menopang perkembangan industri halal di Indonesia, terutama di NTB yang sedang giat mengembangkan wisata halal. Apalagi NTB telah dinobatkan sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia pada 2015.
"Upaya kita untuk memoles destinasi wisata halal agar lebih indah. sehingga menjadi daya tarik tersendiri dan memiliki keunikan dibanding wisata daerah lain. Tentu dengan standar halal dalam makanan dan minuman dipastikan sudah memenuhi standar halal internasional," jelasnya.
Baca juga: Indonesia sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia 2019
Baca juga: Pemkab Banyu Wangi Kembangkan Lokasi Wisata Halal
Menurut Amin, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata akan terus membenahi destinasi wisata halal. Seperti restoran, hotel, travel dan fasilitas penunjang lainnya. Sehingga orang datang ke Indonesia dan NTB merasa aman dan nyaman. Apalagi NTB punya Islamic Center yang ditetapkan sebagai icon wisata religi dan sebelumnya telah diresmikan lampu hias yang menambah keunikannya.
"Ini merupakn icon menarik bagi pengembangan wisata halal," tambah Ma'ruf Amin.
Selain itu, Ma'ruf Amin menerangkan, lebih dari 50 lembaga sertifikasi halal dunia mengacu pada standar MUI. Karena itu, MUI telah banyak memberi pengakuan kepada lembaga halal di luar negeri.
Di antaranya, Sincung halal for Taiwan. Lembaga tersebut merupakan lembaga yang mewakili MUI di Taiwan. Selain di Taiwan, ada juga di negara Korea dengan nama ' Ini Halal Korea'.
"Untuk itu, MUI memiliki kepentingan untuk mengembangkan wisata halal bersama dengan kementerian pariwisata," katanya.
Baca juga: Wisata halal dinilai membutuhkan Permen
Baca juga: Pemkab Banyu Wangi Kembangkan Lokasi Wisata Halal
Baca juga: Kawin kontrak di kawasan puncak Bogor 'Wisata Halal'