Jakarta (ANTARA) - Vicky Shu mengaku mengalami body shaming atau penghinaan fisik karena berat badannya yang naik setelah dirinya melahirkan anak pertama.
Body shaming yang dilontarkan kepada Vicky Shu datang tak hanya dari warganet di media sosial, namun juga dari orang-orang terdekatnya.
"Di kasusku ada beberapa hal yang bikin sensitif. Ada kadarnya yang bikin sakit hati sampai nangis," kata Vicky Shu saat berbincang di acara Kampanye Anti Mom Shaming oleh Hallobumil di Jakarta, Selasa.
Awalnya, Vicky merasa sakit hati dengan perkataan orang lain mengenai kondisi tubuhnya setelah melahirkan. Namun seiring berjalannya waktu dia berusaha untuk tegar dan berpikir positif menghadapi komentar negatif tersebut.
"Awalnya sebel tapi lama-lama pikir kayaknya orang enggak tahu kalau aku habis lahiran," ujarnya.
Vicky menegaskan bahwa kasus body shaming yang dialami oleh ibu saat atau setelah melahirkan butuh perhatian serius. Terutama bagaimana memulihkan kembali kondisi mental.
Untuk itu, dia mengatakan perlu adanya perhatian dan dukungan dari orang-orang terdekat agar saling menguatkan.
"Kasus mom shaming butuh saling menguatkan. Kalau butuh curhat, ya curhatin aja. Hal simpel kadang bisa bikin baper," imbuhnya.
Body shaming yang dilontarkan kepada Vicky Shu datang tak hanya dari warganet di media sosial, namun juga dari orang-orang terdekatnya.
"Di kasusku ada beberapa hal yang bikin sensitif. Ada kadarnya yang bikin sakit hati sampai nangis," kata Vicky Shu saat berbincang di acara Kampanye Anti Mom Shaming oleh Hallobumil di Jakarta, Selasa.
Awalnya, Vicky merasa sakit hati dengan perkataan orang lain mengenai kondisi tubuhnya setelah melahirkan. Namun seiring berjalannya waktu dia berusaha untuk tegar dan berpikir positif menghadapi komentar negatif tersebut.
"Awalnya sebel tapi lama-lama pikir kayaknya orang enggak tahu kalau aku habis lahiran," ujarnya.
Vicky menegaskan bahwa kasus body shaming yang dialami oleh ibu saat atau setelah melahirkan butuh perhatian serius. Terutama bagaimana memulihkan kembali kondisi mental.
Untuk itu, dia mengatakan perlu adanya perhatian dan dukungan dari orang-orang terdekat agar saling menguatkan.
"Kasus mom shaming butuh saling menguatkan. Kalau butuh curhat, ya curhatin aja. Hal simpel kadang bisa bikin baper," imbuhnya.