Palangka Raya (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran mengajak seluruh pejabat eselon II, III, IV dan aparatur sipil negara serta para sopir di lingkungan pemerintah provinsi joget bersama untuk mencairkan suasana ramah tamah yang dilaksanakan di Istana Isen Mulang, Sabtu malam.
Baca juga: Gubernur banyak membantu kabupaten/kota membangun infrastruktur
"Malam ini kita santai dan melupakan sejenak berbagai pekerjaan sebagai abdi negara. Kita hilangkan batasan antara bos dan bawahan. Kita bergembira bersama," kata Sugianto saat ramah tamah dan syukuran Gubernur Kalteng bersama pejabat tinggi pratama, Administrator, pengawas, fungsional tertentu dan sopir mobil dinas operasional perangkat daerah.
Orang nomor satu di provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila itu mengaku selama ini lebih banyak bertemu dengan pejabat eselon II. Sedangkan eselon III, IV dan para sopir sangat jarang. Untuk itulah, dilaksanakan ramah tamah dengan seluruh unsur pimpinan serta para sopir yang ada di lingkungan pemprov Kalteng.
Dia mengatakan keberhasilan seorang gubernur dalam merealisasikan visi-misi dan program memajukan dan mempercepat kemajuan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat Kalteng, tidak lepas dari kerja keras ANS, termasuk para sopir yang selalu siap mengantarkan para pejabat ke mana saja saat bertugas.
"Tidak ada kesuksesan gubernur tanpa ASN. Jadi, mari malam ini kita bersantai dan semakin akrab, agar kerja-kerja kedepan semakin optimal," kata Sugianto.
Dia pun mengharapkan dukungan dan bantuan para pejabat serta ASN di lingkungan pemprov Kalteng untuk menuntaskan tugasnya sebagai gubernur hingga tahun 2021. Sebab, ada banyak program dan tugas yang masih harus dilakukan dalam memajukan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Kalteng.
"Semoga kita terus semangat dan semakin optimal dalam menjalankan tugas serta mengabdi kepada masyarakat Kalteng. Tanpa bantuan dan dukungan ASN, saya sebagai gubernur tentu sulit mensukseskan berbagai program yang telah disusun dan dilaksanakan," demikian Sugianto.
Baca juga: Gubernur Kalteng perjuangkan aspirasi Suku Dayak ke Presiden terpilih
Baca juga: Pemprov Kalteng turun tangan selesaikan polemik jalan eks Pertamina
Baca juga: Gubernur banyak membantu kabupaten/kota membangun infrastruktur
"Malam ini kita santai dan melupakan sejenak berbagai pekerjaan sebagai abdi negara. Kita hilangkan batasan antara bos dan bawahan. Kita bergembira bersama," kata Sugianto saat ramah tamah dan syukuran Gubernur Kalteng bersama pejabat tinggi pratama, Administrator, pengawas, fungsional tertentu dan sopir mobil dinas operasional perangkat daerah.
Orang nomor satu di provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila itu mengaku selama ini lebih banyak bertemu dengan pejabat eselon II. Sedangkan eselon III, IV dan para sopir sangat jarang. Untuk itulah, dilaksanakan ramah tamah dengan seluruh unsur pimpinan serta para sopir yang ada di lingkungan pemprov Kalteng.
Dia mengatakan keberhasilan seorang gubernur dalam merealisasikan visi-misi dan program memajukan dan mempercepat kemajuan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat Kalteng, tidak lepas dari kerja keras ANS, termasuk para sopir yang selalu siap mengantarkan para pejabat ke mana saja saat bertugas.
"Tidak ada kesuksesan gubernur tanpa ASN. Jadi, mari malam ini kita bersantai dan semakin akrab, agar kerja-kerja kedepan semakin optimal," kata Sugianto.
Dia pun mengharapkan dukungan dan bantuan para pejabat serta ASN di lingkungan pemprov Kalteng untuk menuntaskan tugasnya sebagai gubernur hingga tahun 2021. Sebab, ada banyak program dan tugas yang masih harus dilakukan dalam memajukan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Kalteng.
"Semoga kita terus semangat dan semakin optimal dalam menjalankan tugas serta mengabdi kepada masyarakat Kalteng. Tanpa bantuan dan dukungan ASN, saya sebagai gubernur tentu sulit mensukseskan berbagai program yang telah disusun dan dilaksanakan," demikian Sugianto.
Baca juga: Gubernur Kalteng perjuangkan aspirasi Suku Dayak ke Presiden terpilih
Baca juga: Pemprov Kalteng turun tangan selesaikan polemik jalan eks Pertamina