Kupang (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK), Dr. Ahmad Atang, MSi mengatakan, pertemuan Surya Paloh dengan petinggi PKS, merupakan langkah awal pembentukan koalisi NasDem-PKS untuk menyiapkan Anies Baswedan menuju Pilpres 2024.
"Menurut saya, Surya Paloh tahu bahwa, pada Pilpres 2024, kelompok nasionalis tidak punya kader, maka NasDem membangun koalisi dengan partai Islam yang mempunyai kader Anies Baswedan," kata Ahmad Atang kepada Antara di Kupang, Selasa.
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan manuver politik Surya Paloh, dengan melakukan pertemuan dengan petinggi PKS beberapa waktu lalu.
Baca juga: Kader NasDem pengguna narkoba lolos jadi anggota DPRD Kapuas dipertanyakan
PKS adalah salah satu partai pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019, yang tetap memilih berada di luar pemerintahan, setelah Gerindra masuk dalam barisan kekuasaan.
Menurut Ahmad Atang, yang dijual dalam Pilpres adalah figur, sementara partai hanya instrumen politik dalam sebuah negara demokrasi
.
NasDem kata mantan Pembantu Rektor I UMK itu, sepertinya paham betul terhadap soliditas politik hanya diikat karena figur bukan karena partai.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) memeluk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) usai melakukan pertemuan di kawasan Permata Hijau, Jakarta, Minggu (13/10/2019). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aa.
Baca juga: NasDem: Anggota DPRD Kapuas positif narkoba harus segera di PAW
Baca juga: Ketua Nasdem Kalteng pastikan Berinto tak di PAW dari DPRD Kapuas
Dia menambahkan, setelah Prabowo Subianto masuk dalam gerbong PDI Perjuangan, maka peluang politik Islam lebih solid jika figur yang didorong adalah Anies Baswedan.
Karena itu, masuknya NasDem justru memperkuat dukungan terhadap Anies, yang bukan saja dari partai Islam modernis namun dari partai nasionalis seperti NasDem, katanya.
Dia mengatakan, NasDem akan memperlebar sayap politik dengan merangkul partai lain bergabung dan meninggalkan PDIP dan Gerindra.
Paling tidak, selain PKS, masih ada PAN dan Demokrat yang kemungkinan besar menjadi gerbong NasDem selanjutnya, katanya.
Baca juga: Manuver politik NasDem dengan menemui PKS, PAN dan Demokrat dinilai kurang menguntungkan
Sementara Golkar dan PPP merupakan partai oportunis, jadi akan dengan mudah digiring sepanjang bergainingnya memuaskan.
Selain itu, NasDem juga akan memperkuat dukungan non partai seperti NU yang secara psikologis ditinggalkan oleh PDIP dan Jokowi.
NU tidak mendapatkan peran signifikan dalam pemerintahan Jokowi akan menjadi pintu masuk bagi NasDem untuk melakukan komunikasi politik, katanya menjelaskan.
Baca juga: Kemungkinan NasDem keluar dari kekuasaan dan menjadi oposisi
Baca juga: BNNP Kalteng pantau rehabilitasi anggota DPRD Kapuas positif narkoba
Baca juga: Oknum anggota DPRD Kapuas positif konsumsi narkoba terancam di ganti
"Menurut saya, Surya Paloh tahu bahwa, pada Pilpres 2024, kelompok nasionalis tidak punya kader, maka NasDem membangun koalisi dengan partai Islam yang mempunyai kader Anies Baswedan," kata Ahmad Atang kepada Antara di Kupang, Selasa.
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan manuver politik Surya Paloh, dengan melakukan pertemuan dengan petinggi PKS beberapa waktu lalu.
Baca juga: Kader NasDem pengguna narkoba lolos jadi anggota DPRD Kapuas dipertanyakan
PKS adalah salah satu partai pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019, yang tetap memilih berada di luar pemerintahan, setelah Gerindra masuk dalam barisan kekuasaan.
Menurut Ahmad Atang, yang dijual dalam Pilpres adalah figur, sementara partai hanya instrumen politik dalam sebuah negara demokrasi
.
NasDem kata mantan Pembantu Rektor I UMK itu, sepertinya paham betul terhadap soliditas politik hanya diikat karena figur bukan karena partai.
Baca juga: NasDem: Anggota DPRD Kapuas positif narkoba harus segera di PAW
Baca juga: Ketua Nasdem Kalteng pastikan Berinto tak di PAW dari DPRD Kapuas
Dia menambahkan, setelah Prabowo Subianto masuk dalam gerbong PDI Perjuangan, maka peluang politik Islam lebih solid jika figur yang didorong adalah Anies Baswedan.
Karena itu, masuknya NasDem justru memperkuat dukungan terhadap Anies, yang bukan saja dari partai Islam modernis namun dari partai nasionalis seperti NasDem, katanya.
Dia mengatakan, NasDem akan memperlebar sayap politik dengan merangkul partai lain bergabung dan meninggalkan PDIP dan Gerindra.
Paling tidak, selain PKS, masih ada PAN dan Demokrat yang kemungkinan besar menjadi gerbong NasDem selanjutnya, katanya.
Baca juga: Manuver politik NasDem dengan menemui PKS, PAN dan Demokrat dinilai kurang menguntungkan
Sementara Golkar dan PPP merupakan partai oportunis, jadi akan dengan mudah digiring sepanjang bergainingnya memuaskan.
Selain itu, NasDem juga akan memperkuat dukungan non partai seperti NU yang secara psikologis ditinggalkan oleh PDIP dan Jokowi.
NU tidak mendapatkan peran signifikan dalam pemerintahan Jokowi akan menjadi pintu masuk bagi NasDem untuk melakukan komunikasi politik, katanya menjelaskan.
Baca juga: Kemungkinan NasDem keluar dari kekuasaan dan menjadi oposisi
Baca juga: BNNP Kalteng pantau rehabilitasi anggota DPRD Kapuas positif narkoba
Baca juga: Oknum anggota DPRD Kapuas positif konsumsi narkoba terancam di ganti