Jakarta (ANTARA) - Anak-anak biasanya suka menyantap camilan-camilan manis seperti cokelat, permen dan jajanan lainnya. Namun, asumsi bahwa anak-anak pasti suka makanan manis ternyata bersumber dari kebiasaan yang diterapkan orang tuanya.

"Ketika anak sudah diberi sensasi menyenangkan dengan rasa manis, akan begitu terus (suka manis) hingga dia dewasa," ujar dokter gizi Marya Haryono di peluncuran Heavenly Blush Yogurt, Jakarta, Rabu.

Bila orangtua tak ingin anaknya ketagihan camilan-camilan manis, yang dapat merusak kesehatan gigi hingga kesehatan pencernaan, dia menyarankan untuk mengatur kebiasaan makan yang sehat.

Baca juga: Orangtua yang mampu bermusik dinilai mampu atasi anak candu gadget

Marya menyarankan orangtua untuk tidak membiasakan anaknya menyantap camilan-camilan manis yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan bila dikonsumsi terlalu banyak. Sebagai alternatif, berikanlah rasa manis alami melalui makanan-makanan sehat seperti buah.

"Jika dibiasakan, anak juga akan suka dengan manisnya buah."

Asupan gula yang berlebihan untuk tubuh tak hanya menimbulkan obesitas, tapi juga masalah pencernaan.

Ketika gula dikonsumsi secara berlebihan, keseimbangan bakteri dalam pencernaan terganggu dan menimbulkan masalah seperti gangguan tidur dan kelelahan kronis.

Gula juga memiliki sifat inflamasi alias peradangan, termasuk dalam pencernaan. Inflamasi terjadi saat jaringan tubuh terinfeksi bakteri, luka, panas, cedera atau terkena racun. Bila inflamasi kronik yang berlangsung dalam waktu lama bisa menyebabkan kanker.

Inflamasi kronik juga bisa menimbulkan radang sendi dan penyakit kulit seperti jerawat hingga eksim.

Baca juga: Empat pilar kesehatan anak yang perlu diperhatikan

Baca juga: Cara tepat ajarkan pendidikan seksual pada anak

 

Pewarta : Nanien Yuniar
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024