Jakarta (ANTARA) - Pakar pengasuhan anak dr Andyda Meliala mengatakan ada empat pilar kesehatan yang harus diperhatikan orang tua untuk menjaga daya tahan tubuh anak.
"Empat pilar kesehatan yang penting diperhatikan untuk menjaga daya tahan tubuh yakni tidur, inteligensi atau kesehatan
pikiran, makan atau asupan yang baik, dan olahraga atau aktivitas fisik," ucap Andyda dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Untuk aktivitas fisik pada anak-anak usia 5-17 tahun, sebaiknya difokuskan pada tiga hal yakni aerobik, penguatan otot, dan penguatan tulang.
Andyda memberi contoh kegiatan aerobik adalah berlari, melompat-lompat, dan menari.
Aktivitas aerobik itu dapat meningkatkan kebugaran kardiorespirasi. Sementara aktivitas untuk kekuatan otot ada pada permainan dengan menggunakan alat bermain, tarik-menarik, dan memanjat pohon.
Sedangkan olahraga untuk kekuatan tulang biasanya berasal dari kegiatan tumbukan seperti berlari, lompat tali, olahraga basket, dan tenis.
"Aktivitas fisik tersebut membuat antibodi atau sel darah merah akan bersirkulasi lebih cepat, sehingga dapat mendeteksi penyakit lebih awal. Tidak hanya itu, kenaikan singkat suhu tubuh selama dan sesaat setelah aktivitas ini juga dapat mencegah pertumbuhan bakteri," ucapnya.
Kenaikan suhu itu dapat membantu tubuh melawan infeksi dengan lebih baik. Selain manfaat tersebut, aktivitas fisik dapat memicu pertumbuhan otak dan pengeluaran endorphin atau yang disebut sebagai hormon kebahagiaan.
Untuk mendorong anak menjalani aktivitas fisik yang optimal agar terjaga kesehatannya, Andyda menyarankan untuk menjadikannya sebagai gaya hidup.
"Ajak anak diskusi untuk mengetahui aktivitas apa yang bisa dilakukan sehari-hari. Intinya harus ada dukungan yang kuat terhadap ekosistem untuk aktivitas fisik anak, baik di rumah, di sekolah, dan di mana pun,” ujar dokter lulusan Universitas Gadjah Mada itu.
Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization merekomendasikan agar anak berusia 5-17 tahun beraktivitas fisik minimal 60 menit dalam sehari dan tiga kali dalam seminggu.
Pimpinan Dexa Medica, Ferry A Soetikno, mengatakan sebagai perusahaan farmasi memiliki peranan penting mendukung ekosistem hidup sehat untuk anak-anak Indonesia melalui aktivitas fisiknya.
“Kami hadir melalui Timo Land School to School. Dalam program ini, kami mengajak anak-anak sekolah dasar yang ada di hampir seluruh kota di Indonesia dan juga event Stimuno Timo Land yang ada di pusat perbelanjaan di Jakarta, Bandung, dan Surabaya, melakukan kompetisi aktivitas fisik yang dibagi menjadi dua kategori yakni seni dan olahraga," ucapnya.
Untuk bulan Oktober pihaknya kompetisinya di Jakarta dan melibatkan sekitar 120 sekolah dasar di area Jabodetabek.
Dua kategori yang dikompetisikan dalam Timo Land School to School itu adalah seni yang meliputi tari tradisional, tari modern, dan vocal group, serta kategori olahraga meliputi free style ball, seni bela diri, dan hula hoop.
"Empat pilar kesehatan yang penting diperhatikan untuk menjaga daya tahan tubuh yakni tidur, inteligensi atau kesehatan
pikiran, makan atau asupan yang baik, dan olahraga atau aktivitas fisik," ucap Andyda dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Untuk aktivitas fisik pada anak-anak usia 5-17 tahun, sebaiknya difokuskan pada tiga hal yakni aerobik, penguatan otot, dan penguatan tulang.
Andyda memberi contoh kegiatan aerobik adalah berlari, melompat-lompat, dan menari.
Aktivitas aerobik itu dapat meningkatkan kebugaran kardiorespirasi. Sementara aktivitas untuk kekuatan otot ada pada permainan dengan menggunakan alat bermain, tarik-menarik, dan memanjat pohon.
Sedangkan olahraga untuk kekuatan tulang biasanya berasal dari kegiatan tumbukan seperti berlari, lompat tali, olahraga basket, dan tenis.
"Aktivitas fisik tersebut membuat antibodi atau sel darah merah akan bersirkulasi lebih cepat, sehingga dapat mendeteksi penyakit lebih awal. Tidak hanya itu, kenaikan singkat suhu tubuh selama dan sesaat setelah aktivitas ini juga dapat mencegah pertumbuhan bakteri," ucapnya.
Kenaikan suhu itu dapat membantu tubuh melawan infeksi dengan lebih baik. Selain manfaat tersebut, aktivitas fisik dapat memicu pertumbuhan otak dan pengeluaran endorphin atau yang disebut sebagai hormon kebahagiaan.
Untuk mendorong anak menjalani aktivitas fisik yang optimal agar terjaga kesehatannya, Andyda menyarankan untuk menjadikannya sebagai gaya hidup.
"Ajak anak diskusi untuk mengetahui aktivitas apa yang bisa dilakukan sehari-hari. Intinya harus ada dukungan yang kuat terhadap ekosistem untuk aktivitas fisik anak, baik di rumah, di sekolah, dan di mana pun,” ujar dokter lulusan Universitas Gadjah Mada itu.
Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization merekomendasikan agar anak berusia 5-17 tahun beraktivitas fisik minimal 60 menit dalam sehari dan tiga kali dalam seminggu.
Pimpinan Dexa Medica, Ferry A Soetikno, mengatakan sebagai perusahaan farmasi memiliki peranan penting mendukung ekosistem hidup sehat untuk anak-anak Indonesia melalui aktivitas fisiknya.
“Kami hadir melalui Timo Land School to School. Dalam program ini, kami mengajak anak-anak sekolah dasar yang ada di hampir seluruh kota di Indonesia dan juga event Stimuno Timo Land yang ada di pusat perbelanjaan di Jakarta, Bandung, dan Surabaya, melakukan kompetisi aktivitas fisik yang dibagi menjadi dua kategori yakni seni dan olahraga," ucapnya.
Untuk bulan Oktober pihaknya kompetisinya di Jakarta dan melibatkan sekitar 120 sekolah dasar di area Jabodetabek.
Dua kategori yang dikompetisikan dalam Timo Land School to School itu adalah seni yang meliputi tari tradisional, tari modern, dan vocal group, serta kategori olahraga meliputi free style ball, seni bela diri, dan hula hoop.