Jakarta (ANTARA) - Psikolog klinis anak lulusan Universitas Indonesia Ratih Zulhaqqi S.Psi M.Psi mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang remaja melakukan tindakan negatif di antaranya faktor pengasuhan atau ada trauma masa kecil yang tidak selesai.
“Enggak menutup kemungkinan orang yang pendiam atau orang yang penurut mungkin saja dia bisa melakukan hal yang negatif, jadi memang banyak faktor yang melatarbelakanginya bisa faktor pengasuhannya atau trauma masa kecilnya enggak selesai,” kata Ratih kepada ANTARA, Selasa.
Ratih mengatakan, tindakan negatif yang dilakukan anak remaja hingga menyebabkan hilangnya nyawa orang-orang terdekatnya seperti fenomena gunung es ketika ada perasaan yang terpendam pada remaja meluap.
Baca juga: Orang tua harus hadir dan aktif dalam proses tumbuh kembang anak
Baca juga: Ajarkan anak tentang berbagi sejak usia tiga tahun
Faktor-faktor seperti kebiasaan menumpuk rasa dendam atau tidak terbiasa mengekspresikan emosi karena tidak ada seseorang yang bisa ia percaya menjadi beberapa penyebab adanya tindakan agresif dari remaja.
Maka itu ia mengatakan orang tua perlu menanamkan rasa percaya agar anak mau terbuka berkomunikasi dan merasa aman untuk berekspresi.
“Dengan kita menjadi orang yang bisa dipercaya oleh anak, artinya kita bisa jaga perasaannya, bisa jaga rahasianya, kita bisa jadi orang yang juga aman bagi mereka untuk mereka bercerita, untuk mereka bisa percaya sama kita,” katanya.
Orang tua bisa membangkitkan rasa percaya anak dengan berusaha selalu menepati jika berjanji dan membuat anak merasa dihargai dengan mendengarkan cerita tanpa menghakimi, serta tidak menyalahkan anak tanpa melihat faktanya terlebih dahulu.
Ia mengatakan anak yang tidak jujur atau menyembunyikan sesuatu biasanya akan memutus komunikasi dengan orang tua dan cenderung lebih pendiam.
“Seterbukanya anak ke orang tua pastilah ada rahasia yang mereka miliki nggak mereka sebar ke orang tua, biasanya ini enggak melulu soal rahasia yang buruk, misalnya anak memang merasa bahwa ini cuma akan dikonsumsi oleh anak aja, biasanya ini akan mulai di usia remaja,” kata Ratih.