Sampit (ANTARA) - Posko Angkutan Laut Lebaran 2025 di Pelabuhan Sampit telah ditutup, namun Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah mencatat lebih dari 4.000 pemudik belum kembali.
Angkutan Laut Lebaran 2025 di Pelabuhan Sampit sudah ditutup tepat pada H+10 Lebaran, kata Ketua Posko Angkutan Laut Lebaran 2025 di Pelabuhan Sampit Gusti Muchlis di Sampit, Jumat.
"Jika dibandingkan jumlah penumpang yang berangkat saat arus mudik, kami mencatat ada sekitar 4.000 penumpang yang belum kembali," ucapnya.
Berdasarkan data KSOP Kelas III Sampit, selama masa arus mudik yang dihitung pada 21 - 29 Maret 2025, jumlah penumpang naik atau yang berangkat dari Pelabuhan Sampit sebanyak 7.756 jiwa dan penumpang turun 1.671 jiwa. Sementara pada masa arus balik yakni pada 1-10 April 2025, jumlah penumpang turun sebanyak 3.611 jiwa dan penumpang naik 2.827 jiwa.
Menurut Gusti, belajar dari kebiasaan tahun-tahun sebelumnya memang pada masa arus balik pergerakan penumpang cenderung lebih landai dibanding arus mudik.
Ketika arus balik pemudik lebih santai dalam menentukan jadwal kembali dan tidak perlu mengejar momentum Lebaran seperti ketika mudik, terutama bagi mereka yang tidak terjerat jadwal masuk kerja maupun sekolah.
Selain itu, tidak menutup kemungkinan pemudik yang berangkat melalui Pelabuhan Sampit memilih kembali menggunakan moda transportasi lainnya atau lewat pelabuhan lainnya sehingga tidak terdata oleh KSOP Sampit.
Informasi dari operator pelayaran juga, tetap ada kapal yang melayani angkutan laut setelah periode Angkutan Laut Lebaran berakhir, sehingga pemudik yang kembali belakangan tetap bisa diakomodir.
"Informasi PT Pelni masih banyak kapal yang akan datang, jadi arus balik tetap berlanjut tetapi masuknya angkutan reguler dan kami sudah tidak mencatat lagi arus balik setelah ini, karena kami hanya mendata sampai H+10 saja sesuai periode Angkutan Laut Lebaran," ujarnya.
Baca juga: Bupati Kotim tanggapi pemangkasan anggaran perbaikan jalan Lingkar Selatan
Disamping itu, Gusti menyebutkan jumlah pergerakan penumpang selama periode Angkutan Laut Lebaran 2025 ini mengalami penurunan sekitar 30 persen dibandingkan Angkutan Laut Lebaran 2024 lalu. KSOP Kelas III Sampit mencatat total ada 14.294 penumpang naik dan 8.259 penumpang turun di Pelabuhan Sampit pada Posko Angkutan Laut Lebaran 2024.
Dengan rincian, pada arus mudik yang berlaku dari H-15 hingga H-1 Lebaran ada 9.900 penumpang naik dan 2.077 penumpang turun di Pelabuhan Sampit. Sedangkan pada arus balik, H+1 hingga H+15 Lebaran ada 4.394 penumpang naik dan 6.182 penumpang turun.
Sementara pada Posko Angkutan Laut Lebaran 2025 tercatat ada total 10.583 penumpang naik dan 5.282 penumpang turun. Dengan rincian yang telah disebutkan di atas. Indikator yang menyebabkan penurunan ini, karena periode Angkutan Laut Lebaran kali ini lebih singkat, karena menyesuaikan dengan kebijakan efisiensi anggaran.
Tahun-tahun sebelumnya Angkutan Laut Lebaran berlangsung selama 30 hari, yakni H-15 hingga H+15 Lebaran, sedangkan tahun ini hanya 20 hari terhitung dari H-10 hingga H+10 Lebaran.
"Kami menghitung jumlah pemudik itu sesuai dengan periode Angkutan Laut Lebaran, sedangkan tahun ini periodenya lebih singkat, sehingga jumlah penumpang terdata pun lebih sedikit. Namun secara umum kegiatan Angkutan Laut Lebaran tahun ini berjalan lancar," demikian Gusti.
Baca juga: Bupati Kotim umumkan pengangkatan CASN dimulai Juni 2025
Baca juga: Kenaikan harga emas pengaruhi inflasi di Sampit
Baca juga: Bupati Kotim: Kurangnya pemahaman jadi penyebab urusan perizinan terhambat