London (ANTARA) - Tiga remaja laki-laki pada Kamis mengaku bersalah atas pelanggaran ketertiban umum setelah melakukan serangan homofobia terhadap dua perempuan di sebuah bus di London.
Salah satu korban mengatakan penyerang berupaya memaksanya untuk saling berciuman.
Insiden itu terjadi pada 30 Mei dini hari setelah perempuan itu, berusia 20 tahunan, menumpangi bus malam di West Hampstead. Perkelahian yang membuat korban berlumuran darah pun tak dapat dihindari, dengan korban mengalami luka akibat pukulan berkali-kali dari si pelaku. Ponsel dan tas milik korban juga dibawa kabur.
Melania Geymonat (28), salah satu korban, pada saat itu menceritakan kepada radio BBC bahwa gerombolan remaja tersebut mulai melecehkannya ketika mereka menemukan ia dan kekasihnya Chris adalah pasangan.
"Mereka mengeroyok kami dan mengatakan hal-hal yang sangat agresif, soal posisi seks, lesbian dan mengklaim kami dapat berciuman sehingga mereka dapat melihat kami," katanya.
Sementara itu, pada Kamis dua remaja berusia 16 dan 15 tahun juga mengaku bersalah di Pengadilan Highbury terkait pelanggaran, termasuk melakukan kejahatan kebencian dan menampung barang curian. Mareka bakal divonis pada 23 Desember.
"Insiden memuakkan ini benar-benar tak dapat diterima," kata Mandy McGregor, Kepala Keselamatan Masyarakat dan Transportasi di London. "Perlakuan kejam homofobia merupakan kejahatan kebencian dan tidak akan dimaklumi dalam jaringan kami."
Salah satu korban mengatakan penyerang berupaya memaksanya untuk saling berciuman.
Insiden itu terjadi pada 30 Mei dini hari setelah perempuan itu, berusia 20 tahunan, menumpangi bus malam di West Hampstead. Perkelahian yang membuat korban berlumuran darah pun tak dapat dihindari, dengan korban mengalami luka akibat pukulan berkali-kali dari si pelaku. Ponsel dan tas milik korban juga dibawa kabur.
Melania Geymonat (28), salah satu korban, pada saat itu menceritakan kepada radio BBC bahwa gerombolan remaja tersebut mulai melecehkannya ketika mereka menemukan ia dan kekasihnya Chris adalah pasangan.
"Mereka mengeroyok kami dan mengatakan hal-hal yang sangat agresif, soal posisi seks, lesbian dan mengklaim kami dapat berciuman sehingga mereka dapat melihat kami," katanya.
Sementara itu, pada Kamis dua remaja berusia 16 dan 15 tahun juga mengaku bersalah di Pengadilan Highbury terkait pelanggaran, termasuk melakukan kejahatan kebencian dan menampung barang curian. Mareka bakal divonis pada 23 Desember.
"Insiden memuakkan ini benar-benar tak dapat diterima," kata Mandy McGregor, Kepala Keselamatan Masyarakat dan Transportasi di London. "Perlakuan kejam homofobia merupakan kejahatan kebencian dan tidak akan dimaklumi dalam jaringan kami."