Legislator Kotim gencar serukan remaja hindari LGBT
Sampit (ANTARA) - Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Riskon Fabiansyah terus gencar menyerukan kepada masyarakat, khususnya kaum remaja untuk menghindari perilaku menyimpang lesbian, gay, biseksual dan transgender atau LGBT.
"LGBT harus dijauhi karena tidak sesuai dengan norma kita di Indonesia. Semua agama juga tidak ada yang mengajarkan LGBT. LGBT itu melanggar kodrat," kata Riskon di Sampit, Senin.
Hal itu disampaikannya di hadapan puluhan pelajar SMAN 1 Sampit saat menjadi narasumber sosialisasi bahaya pergaulan bebas. Sosialisasi ini merupakan kerja sama Komisi III DPRD Kotawaringin Timur dengan LSM Lentera Kartini dan SMAN 1 Sampit.
Riskon mengaku sangat serius menyikapi munculnya kelompok LGBT. Dia khawatir perilaku menyimpang itu menyebar secara masif dan membawa pengaruh buruk terhadap generasi muda di daerah ini.
Padahal, kata dia, generasi muda saat ini merupakan generasi penerus yang diharapkan menjadi pemimpin pada era Indonesia Emas 2035 mendatang. Semua pihak harus peduli melindungi generasi muda dari dampak negatif pergaulan bebas, khususnya LGBT.
Baca juga: Banjir di Kotim kembali meluas, pemerintah desa siapkan evakuasi
Sosialisasi ini sangat penting untuk memberi pemahaman dan pengetahuan sehingga generasi muda terhindari LGBT. Legislator yang pernah dinobatkan sebagai Pemuda Pelopor ini mengingatkan agar remaja menjauhi perilaku LGBT, bukan malah penasaran ikut bergabung dengan komunitas tersebut.
"Undang-Undang perkawinan di Indonesia hanya mengakui laki-laki dengan perempuan, bukan sesama jenis. Mudah-mudahan peraturan di tingkat pusat itu juga tidak pernah diubah. Kotim kota seribu berkah, jangan sampai dikotori pergaulan yang menjauhi kodrat seperti LGBT. Jangan menyakiti hati orang tua karena menjadi LGBT," demikian Riskon.
Sekretaris LSM Lentera Kartini, Fifit Novita Handayani tidak menampik bahwa komunitas LGBT itu ada. Untuk itu generasi muda perlu diberi pemahaman dan dibentengi dari LGBT yang secara jelas melanggar norma di masyarakat, agama dan hukum.
Banyak dampak buruk dari LGBT, seperti dampak dari segi sosial akan tidak percaya diri berada di lingkungan normal sehingga menyendiri atau berkumpul di komunitasnya. Dari sisi kesehatan menimbulkan penyakit menular yang bisa mematikan.
"Begitu juga dari sisi pendidikan, bisa menyebabkan putus sekolah atau kemerosotan prestasi dan potensi mengembangkan diri menjadi terbatas karena merasa berbeda," demikian Fifit.
Baca juga: Pelajar Kotim diedukasi membentengi diri dari pergaulan bebas
Baca juga: DPRD Kotim lepas kepergian Anang Kapeliyus
Baca juga: Banjir di Kotim masih merendam 24 desa
"LGBT harus dijauhi karena tidak sesuai dengan norma kita di Indonesia. Semua agama juga tidak ada yang mengajarkan LGBT. LGBT itu melanggar kodrat," kata Riskon di Sampit, Senin.
Hal itu disampaikannya di hadapan puluhan pelajar SMAN 1 Sampit saat menjadi narasumber sosialisasi bahaya pergaulan bebas. Sosialisasi ini merupakan kerja sama Komisi III DPRD Kotawaringin Timur dengan LSM Lentera Kartini dan SMAN 1 Sampit.
Riskon mengaku sangat serius menyikapi munculnya kelompok LGBT. Dia khawatir perilaku menyimpang itu menyebar secara masif dan membawa pengaruh buruk terhadap generasi muda di daerah ini.
Padahal, kata dia, generasi muda saat ini merupakan generasi penerus yang diharapkan menjadi pemimpin pada era Indonesia Emas 2035 mendatang. Semua pihak harus peduli melindungi generasi muda dari dampak negatif pergaulan bebas, khususnya LGBT.
Baca juga: Banjir di Kotim kembali meluas, pemerintah desa siapkan evakuasi
Sosialisasi ini sangat penting untuk memberi pemahaman dan pengetahuan sehingga generasi muda terhindari LGBT. Legislator yang pernah dinobatkan sebagai Pemuda Pelopor ini mengingatkan agar remaja menjauhi perilaku LGBT, bukan malah penasaran ikut bergabung dengan komunitas tersebut.
"Undang-Undang perkawinan di Indonesia hanya mengakui laki-laki dengan perempuan, bukan sesama jenis. Mudah-mudahan peraturan di tingkat pusat itu juga tidak pernah diubah. Kotim kota seribu berkah, jangan sampai dikotori pergaulan yang menjauhi kodrat seperti LGBT. Jangan menyakiti hati orang tua karena menjadi LGBT," demikian Riskon.
Sekretaris LSM Lentera Kartini, Fifit Novita Handayani tidak menampik bahwa komunitas LGBT itu ada. Untuk itu generasi muda perlu diberi pemahaman dan dibentengi dari LGBT yang secara jelas melanggar norma di masyarakat, agama dan hukum.
Banyak dampak buruk dari LGBT, seperti dampak dari segi sosial akan tidak percaya diri berada di lingkungan normal sehingga menyendiri atau berkumpul di komunitasnya. Dari sisi kesehatan menimbulkan penyakit menular yang bisa mematikan.
"Begitu juga dari sisi pendidikan, bisa menyebabkan putus sekolah atau kemerosotan prestasi dan potensi mengembangkan diri menjadi terbatas karena merasa berbeda," demikian Fifit.
Baca juga: Pelajar Kotim diedukasi membentengi diri dari pergaulan bebas
Baca juga: DPRD Kotim lepas kepergian Anang Kapeliyus
Baca juga: Banjir di Kotim masih merendam 24 desa