Magelang (ANTARA) - Tiga taruna Akademi Militer (Akmil) tingkat IV/Sermatutar yang melakukan pertolongan kepada para korban kecelakaan air di Raja Ampat, Papua Barat, mendapat penghargaan dari Gubernur Akmil Mayjen TNI Dudung Abdurachman.
Pemberian penghargaan kepada Sermatutar Bima Pandu Kusuma Mahuse, Daniel Denis M. Nambrasar, dan Osvaldo Louis Vernando Micibaroe dilakukan Gubernur Akmil pada upacara penerimaan kembali dari cuti di Lapangan Pancasila Akmil Magelang, Jawa Tengah, Jumat.
Gubenur Akmil memberikan apresiasi yang tinggi kepada tiga taruna Akmil Tingkat IV/Sermatutar yang merupakan putra asli Papua tersebut.
Tiga taruna itu ketika sedang melaksanakan cuti telah menolong dan menyelamatkan 13 penumpang dan 2 orang kru perahu motor cepat (speed boat) wisata "Puteri Sion" yang mengalami kecelakaan dan nyaris tenggelam di perairan laut Raja Ampat, Papua Barat.
Ia menuturkan saat melaksanakan cuti mereka melakukan pertolongan kepada masyarakat yang terkena musibah di Raja Ampat.
Dudung Abdurachman berharap kepada para taruna/taruni lainnya, agar dapat mengambil hikmah dan manfaat dari kejadian tersebut, yaitu di mana pun para taruna/taruni bertugas nanti harus memegang teguh jati diri TNI sebagai "tentara rakyat" yang selalu membantu dan mendahulukan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi.
"Kami selalu tekankan kepada taruna/taruni untuk tumbuhkan kepedulian kepada masyarakat apabila ada hal-hal yang perlu ditolong. Kembali pada jati diri TNI bahwa dia berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Inilah wujud kepedulian ini sekarang terlihat bahwa ketiga taruna ini dengan mempertaruhkan nyawanya dan statusnya sebagai taruna, mereka kedepankan kepedulian itu kepada masyarakat untuk menolong sehingga terhindar dari musibah," katanya.
Menurut dia, pemberian penghargaan ini perintah Kasad bahwa pemberian penghargaan kepada taruna yang sudah membantu masyarakat melakukan pertolongan dalam musibah tenggelamnya kapal tersebut.
"Pemberian apresiasi ini bisa kita lakukan kepada taruna yang berprestasi baik di dalam maupun di luar saat dia melakukan suatu kegiatan-kegiatan yang positif yang berdampak baik kepada masyarakat," katanya.
Ia mengatakan tiga taruna tersebut mendapat piagam penghargaan dari Gubernur Akmil. Piagam ini tidak sekadar piagam, tetapi piagam ini akan berpengaruh kepada nilai kepribadian pada saat menempuh pendidikan di Akmil dan otomatis berpengaruh pada prestasi.
Sermatutar Daniel Denis M. Nambrasar mengatakan usai melaksanakan cuti liburan di kampung halaman di Raja Ampat bersama dua temannya, saat perjalanan kembali ke Magelang melihat kecelakaan air dari sebuah perahu cepat.
"Pada saat itu juga terdengar suara teriakan minta tolong, kebetulan kami bertiga beserta keluarga saya lewat di situ dan kami bertiga dengan menggunakan baju PDL spontan langsung lompat ke air untuk berusaha menyelamatkan para korban," katanya.
Ia menuturkan penanganan pertama mengamankan para korban ke pantai, setelah itu mengamankan perlengkapan mereka dan juga menarik speed boat dari laut ke pinggir pantai.
"Saat itu yang melakukan pertolongan kami bertiga dan keluarga saya dan juga beberapa nelayan yang lewat ikut membantu evakuasi korban dan juga penarikan speed boat dari tengah laut," katanya.
Ia mengaku kesulitan dalam melakukan pertolongan tersebut karena arus air laut agak kencang dan mengatasi korban yang panik.
"Memang beberapa korban menggunakan pelampung tetapi karena dalam keadaan panik mereka tidak bisa mengatasi kepanikan mereka, tetapi semua berjalan lancar sehingga 13 penumpang dan dua kru perahu semua selamat," katanya.
Pemberian penghargaan kepada Sermatutar Bima Pandu Kusuma Mahuse, Daniel Denis M. Nambrasar, dan Osvaldo Louis Vernando Micibaroe dilakukan Gubernur Akmil pada upacara penerimaan kembali dari cuti di Lapangan Pancasila Akmil Magelang, Jawa Tengah, Jumat.
Gubenur Akmil memberikan apresiasi yang tinggi kepada tiga taruna Akmil Tingkat IV/Sermatutar yang merupakan putra asli Papua tersebut.
Tiga taruna itu ketika sedang melaksanakan cuti telah menolong dan menyelamatkan 13 penumpang dan 2 orang kru perahu motor cepat (speed boat) wisata "Puteri Sion" yang mengalami kecelakaan dan nyaris tenggelam di perairan laut Raja Ampat, Papua Barat.
Ia menuturkan saat melaksanakan cuti mereka melakukan pertolongan kepada masyarakat yang terkena musibah di Raja Ampat.
Dudung Abdurachman berharap kepada para taruna/taruni lainnya, agar dapat mengambil hikmah dan manfaat dari kejadian tersebut, yaitu di mana pun para taruna/taruni bertugas nanti harus memegang teguh jati diri TNI sebagai "tentara rakyat" yang selalu membantu dan mendahulukan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi.
"Kami selalu tekankan kepada taruna/taruni untuk tumbuhkan kepedulian kepada masyarakat apabila ada hal-hal yang perlu ditolong. Kembali pada jati diri TNI bahwa dia berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Inilah wujud kepedulian ini sekarang terlihat bahwa ketiga taruna ini dengan mempertaruhkan nyawanya dan statusnya sebagai taruna, mereka kedepankan kepedulian itu kepada masyarakat untuk menolong sehingga terhindar dari musibah," katanya.
Menurut dia, pemberian penghargaan ini perintah Kasad bahwa pemberian penghargaan kepada taruna yang sudah membantu masyarakat melakukan pertolongan dalam musibah tenggelamnya kapal tersebut.
"Pemberian apresiasi ini bisa kita lakukan kepada taruna yang berprestasi baik di dalam maupun di luar saat dia melakukan suatu kegiatan-kegiatan yang positif yang berdampak baik kepada masyarakat," katanya.
Ia mengatakan tiga taruna tersebut mendapat piagam penghargaan dari Gubernur Akmil. Piagam ini tidak sekadar piagam, tetapi piagam ini akan berpengaruh kepada nilai kepribadian pada saat menempuh pendidikan di Akmil dan otomatis berpengaruh pada prestasi.
Sermatutar Daniel Denis M. Nambrasar mengatakan usai melaksanakan cuti liburan di kampung halaman di Raja Ampat bersama dua temannya, saat perjalanan kembali ke Magelang melihat kecelakaan air dari sebuah perahu cepat.
"Pada saat itu juga terdengar suara teriakan minta tolong, kebetulan kami bertiga beserta keluarga saya lewat di situ dan kami bertiga dengan menggunakan baju PDL spontan langsung lompat ke air untuk berusaha menyelamatkan para korban," katanya.
Ia menuturkan penanganan pertama mengamankan para korban ke pantai, setelah itu mengamankan perlengkapan mereka dan juga menarik speed boat dari laut ke pinggir pantai.
"Saat itu yang melakukan pertolongan kami bertiga dan keluarga saya dan juga beberapa nelayan yang lewat ikut membantu evakuasi korban dan juga penarikan speed boat dari tengah laut," katanya.
Ia mengaku kesulitan dalam melakukan pertolongan tersebut karena arus air laut agak kencang dan mengatasi korban yang panik.
"Memang beberapa korban menggunakan pelampung tetapi karena dalam keadaan panik mereka tidak bisa mengatasi kepanikan mereka, tetapi semua berjalan lancar sehingga 13 penumpang dan dua kru perahu semua selamat," katanya.