Palangka Raya (ANTARA) - Para tokoh di Provinsi Kalimantan Tengah, menyatakan sikap politik dan dukungannya kepada Riban Satia, untuk maju dan mengikuti pemilihan gubernur tahun 2020.
Salah satunya adalah tokoh pendiri persiapan pembentukan Kalteng Sabran Achmad yang menyatakan sikap politiknya tersebut, bertempat di kediamannya di Palangka Raya, Sabtu (11/1).
"Riban merupakan sosok ideal untuk memimpin Kalteng, salah satu tolak ukurnya, yakni dari keberhasilannya memimpin Palangka Raya selama dua periode," katanya kepada ANTARA.
Menurutnya, penilaian itu ia ungkapkan kepada publik, tanpa maksud mengurangi kemampuan tokoh pemuda lainnya. Ia pun menilai Riban secara objektif, berdasarkan berbagai pertimbangan dan penilaian.
Selain itu, penilaian tersebut bukan hanya berdasarkan pemikirannya seorang diri, namun juga diskusi panjang bersama para tokoh lainnya yang ada di Kalteng.
Ada tujuh pokok pikiran utama yang harus bisa dipenuhi seorang Gubernur Kalteng kedepannya, dan semua itu ia nilai mampu diemban oleh Riban.
Pertama, pilgub harus disertai roh perjuangan berupa perbaikan nasib rakyat yang kurang baik menjadi baik. Artinya biaya ratusan miliar yang dibebankan kepada APBD Kalteng, tak hanya sekadar mengganti nama gubernur.
"Kedua, politik pembangunan. Setelah Kalteng gagal menjadi ibu kota negara (IKN) yang baru, harus ada penguatan politik pembangunan bagi daerah kita, artinya pembangunan harus dilakukan dengan cara luar biasa dan perlu dilakukan oleh orang yang luar biasa pula," terangnya.
Ketiga, politik pembangunan sumber daya alam (SDA), utamanya SDA yang tidak bisa diperbaharui, harus bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Maksudnya, bahan baku tak lagi harus dikirimkan ke luar daerah, melainkan sudah barang jadi, sehingga nilai tambah ekonomi benar-benar dinikmati serta dirasakan manfaatnya sebesar-besarnya oleh masyarakat.
Keempat, politik pembangunan ekonomi kerakyatan harus diubah, yakni ekonomi perkotaan harus memperkuat ekonomi pedesaan atau pedalaman. Hal ini sangat penting, guna mengatasi kesenjangan perekonomian rakyat.
"Selanjutnya, politik pembangunan Palangka Raya harus dilakukan dengan cara yang luar biasa untuk mewujudkan cita-cita besar Sang Proklamator Bung Karno, yang menginginkan Palangka Raya menjadi kota besar di dunia atau IKN, namun keputusan pemerintah berpendapat lain," jelasnya.
Keenam, politik pembangunan sumber daya manusia (SDM), harus dilakukan dari hal-hal yang sangat mendasar. Membangun SDM di Kalteng harus bermuara pada pembangunan SDM yang berkarakter produktif dan tidak berkarakter konsumtif. Bukti keberhasilan pembangunan SDM, yakni hidup dengan rukun, tidak SARA, bisa saling menolong, berpikir maju serta mendunia.
Kemudian yang ketujuh, karakter kepemimpinan Kalteng kedepannya haruslah visioner, manajerial, penganyom, pembina, pelindung dan ucapannya merupakan sumber kebaikan serta kesejukkan dalam bermasyarakat.
"Dari tujuh pokok pemikiran tersebut, tentu saya dapat merekomendasikan siapa yang layak dan mampu mewujudkan apa yang menjadi aspirasi masyarakat dari semua lapisan. Dan sekali lagi saya tegaskan, sosok Riban adalah yang paling ideal," ungkap Sabran Achmad.
Salah satunya adalah tokoh pendiri persiapan pembentukan Kalteng Sabran Achmad yang menyatakan sikap politiknya tersebut, bertempat di kediamannya di Palangka Raya, Sabtu (11/1).
"Riban merupakan sosok ideal untuk memimpin Kalteng, salah satu tolak ukurnya, yakni dari keberhasilannya memimpin Palangka Raya selama dua periode," katanya kepada ANTARA.
Menurutnya, penilaian itu ia ungkapkan kepada publik, tanpa maksud mengurangi kemampuan tokoh pemuda lainnya. Ia pun menilai Riban secara objektif, berdasarkan berbagai pertimbangan dan penilaian.
Selain itu, penilaian tersebut bukan hanya berdasarkan pemikirannya seorang diri, namun juga diskusi panjang bersama para tokoh lainnya yang ada di Kalteng.
Ada tujuh pokok pikiran utama yang harus bisa dipenuhi seorang Gubernur Kalteng kedepannya, dan semua itu ia nilai mampu diemban oleh Riban.
Pertama, pilgub harus disertai roh perjuangan berupa perbaikan nasib rakyat yang kurang baik menjadi baik. Artinya biaya ratusan miliar yang dibebankan kepada APBD Kalteng, tak hanya sekadar mengganti nama gubernur.
"Kedua, politik pembangunan. Setelah Kalteng gagal menjadi ibu kota negara (IKN) yang baru, harus ada penguatan politik pembangunan bagi daerah kita, artinya pembangunan harus dilakukan dengan cara luar biasa dan perlu dilakukan oleh orang yang luar biasa pula," terangnya.
Ketiga, politik pembangunan sumber daya alam (SDA), utamanya SDA yang tidak bisa diperbaharui, harus bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Maksudnya, bahan baku tak lagi harus dikirimkan ke luar daerah, melainkan sudah barang jadi, sehingga nilai tambah ekonomi benar-benar dinikmati serta dirasakan manfaatnya sebesar-besarnya oleh masyarakat.
Keempat, politik pembangunan ekonomi kerakyatan harus diubah, yakni ekonomi perkotaan harus memperkuat ekonomi pedesaan atau pedalaman. Hal ini sangat penting, guna mengatasi kesenjangan perekonomian rakyat.
"Selanjutnya, politik pembangunan Palangka Raya harus dilakukan dengan cara yang luar biasa untuk mewujudkan cita-cita besar Sang Proklamator Bung Karno, yang menginginkan Palangka Raya menjadi kota besar di dunia atau IKN, namun keputusan pemerintah berpendapat lain," jelasnya.
Keenam, politik pembangunan sumber daya manusia (SDM), harus dilakukan dari hal-hal yang sangat mendasar. Membangun SDM di Kalteng harus bermuara pada pembangunan SDM yang berkarakter produktif dan tidak berkarakter konsumtif. Bukti keberhasilan pembangunan SDM, yakni hidup dengan rukun, tidak SARA, bisa saling menolong, berpikir maju serta mendunia.
Kemudian yang ketujuh, karakter kepemimpinan Kalteng kedepannya haruslah visioner, manajerial, penganyom, pembina, pelindung dan ucapannya merupakan sumber kebaikan serta kesejukkan dalam bermasyarakat.
"Dari tujuh pokok pemikiran tersebut, tentu saya dapat merekomendasikan siapa yang layak dan mampu mewujudkan apa yang menjadi aspirasi masyarakat dari semua lapisan. Dan sekali lagi saya tegaskan, sosok Riban adalah yang paling ideal," ungkap Sabran Achmad.