Sampit (ANTARA) - Kewaspadaan terhadap penyebaran virus corona dilakukan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Klas III Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah dengan memeriksa secara ketat setiap penumpang yang tiba di Bandara Haji Asan Sampit dan anak buah kapal, khususnya dari luar negeri .

"Ini sebenarnya sudah menjadi prosedur tetap yang kami lakukan setiap ada kedatangan pesawat dan kapal, tapi dengan merebaknya virus corona dan polio ini lebih diperketat. Yang rawan justru jalur laut karena ada kapal langsung dari China yang masuk ke Sampit pengangkut hasil tambang," kata Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit Agus Yordani di Sampit, Minggu.

Peningkatan kewaspadaan ini sesuai instruksi Kementerian Kesehatan dengan meningkatkan pengawasan di seluruh pintu masuk. Wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Klas III Sampit meliputi dua bandara dan lima pelabuhan yang tersebar di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kotawaringin Barat, yakni Bandara H Asan Sampit, Bandara Iskandar Pangkalan Bun, Pelabuhan Laut Panglima Utar Kumai, Pelabuhan Laut Sampit, Pelabuhan Laut Suakamara, Pelabuhan Laut Kuala Pembuang dan Pelabuhan Laut Pangkalan Bun.

Pemerintah pusat menetapkan 19 daerah rawan menjadi pintu masuk penyebaran virus corona, salah satunya Sampit. Upaya pencegahan virus penyebab penyakit mematikan yang saat ini merebak di Tiongkok China itu dilakukan melibatkan banyak instansi.

Setiap penumpang yang tiba di Bandara Haji Asan Sampit diperiksa suhu tubuhnya menggunakan alat thermoscanner. Hal itu untuk mendeteksi apakah penumpang tersebut terdeteksi atau terindikasi terjangkit virus corona. Pemeriksaan dilakukan tanpa terkecuali meski di bandara ini tidak ada penerbangan langsung ke China.

Pemeriksaan juga dilakukan oleh KKP Klas III Sampit terhadap kru kapal dari luar negeri. Justru jalur laut dinilai cukup rawan karena diketahui ada kapal dari China yang masuk ke wilayah ini untuk mengangkut hasil tambang.

Agus Yordani menyebutkan, sepanjang 2019 lalu terdata ada sebanyak 23 kapal dari China yang masuk ke Kotawaringin Timur dengan jumlah 483 anak buah kapal. Sedangkan 2020 ini sudah ada 4 kapal dari China dengan 63 anak buah kapal. Hasil pemeriksaan, belum ditemukan orang yang terinfeksi virus corona. 

"Kalau ada yang terindikasi, maka akan langsung dievakuasi ke RSUD dr Murjani Sampit. Kami sudah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit. Kami juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk langkah pencegahan ini," kata Agus.

Baca juga: Kotim perlu sekitar 23.000 sapi untuk capai swasembada daging

Virus corona adalah virus baru yang menyebar melalui pernapasan atau udara dengan gejala demam, batuk dan sesak nafas. Penyakit ini sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian.

Sementara itu Iwan, salah seorang penumpang di Bandara Haji Asan Sampit menyambut baik peningkatan kewaspadaan yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Klas III Sampit. Langkah ini sudah seharusnya dilakukan untuk melindungi masyarakat.

"Ngeri juga mendengar berita tentang virus corona. Naudzubillah, jangan sampai virus itu masuk ke daerah kita. Kami mendukung peningkatan kewaspadaan ini. Kita justru harus berterima kasih kepada petugas," demikian Iwan.

Sementara itu, Wakil Direktur RSUD dr Murjani Sampit dr Yudha Herlambang mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Klas III Sampit dan Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur dalam rangka mengantisipasi virus corona.

"Untuk rujukan pasien virus corona ada di RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Kami di RSUD dr Murjani Sampit menyiapkan sarana untuk proses rujukannya," demikian Yudha.

Baca juga: Legislator Kotim prihatin jembatan desa ini rawan ambruk
Baca juga: Safari Imlek Bupati Kotim perkuat persaudaraan

Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024