Sampit (ANTARA) - Kebakaran terjadi di Jalan Kalikasa Kelurahan Parenggean Kecamatan Parenggean Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, menghanguskan barak dan atap rumah milik warga setempat.
"Yang terbakar itu barak dan atap rumah. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini," kata Kapolres AKBP Mohammad Rommel melalui Kapolsek Parenggean AKP I Kadek Dwi Yoga Sidhimantra dihubungi dari Sampit, Selasa.
Kebakaran di kecamatan yang bisa ditempuh dengan waktu sekitar 2,5 jam dari pusat Kota Sampit ini terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Saat kejadian, barak terdiri dari enam pintu sedang dalam kondisi kosong karena penghuninya sedang beraktivitas di luar.
Barak yang terbakar terdiri dari enam pintu, namun hanya lima pintu yang disewa oleh tiga keluarga. Selain untuk tempat tinggal, ada barak yang digunakan penghuninya untuk dijadikan toko dan gudang.
Kebakaran pertama kali diketahui oleh warga yang rumahnya tidak jauh dari barak tersebut. Warga mendengar suara dari arah meteran listrik, namun saat dia keluar rumah malah melihat barak milik Hendro itu terbakar.
Warga yang mengetahui kejadian itu langsung berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya. Namun api cepat menjalar karena bangunan banyak terbuat dari kayu.
Barak enam pintu itu ludes terbakar. Api juga melalap atap rumah dan toko milik warga lain yang lokasinya bersebelahan dengan barak tersebut.
Baca juga: Seleksi CPNS dimulai 6 Februari tidak ada toleransi peserta terlambat
Api baru bisa dipadamkan sekitar satu jam kemudian dengan dikerahkannya dua mobil pemadam kebakaran dibantu mobil berbekal tandon air milik warga. Polisi langsung memasang garis pembatas untuk kepentingan penyelidikan penyebab kebakaran tersebut.
Musibah itu membuat korban kebakaran sangat bersedih. Mereka tidak sempat menyelamatkan harta benda mereka karena kebakaran terjadi saat rumah dalam kondisi kosong.
"Kami sudah menawarkan kepada mereka untuk memanfaatkan aula kecamatan sebagai tempat tinggal sementara, tetapi para korban kebakaran ini memilih untuk menumpang di rumah kerabat mereka," kata Camat Parenggean Siyono.
Siyono belum mengetahui penyebab kebakaran tersebut dan dia lebih memilih menunggu hasil penyelidikan oleh polisi. Dia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kehati-hatian terhadap musibah kebakaran.
Baca juga: Bappenda Kotim optimalkan aplikasi E-SPPT permudah pelayanan PBB-P2
Baca juga: Legislator Kotim minta pemerataan pembangunan depo sampah
"Yang terbakar itu barak dan atap rumah. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini," kata Kapolres AKBP Mohammad Rommel melalui Kapolsek Parenggean AKP I Kadek Dwi Yoga Sidhimantra dihubungi dari Sampit, Selasa.
Kebakaran di kecamatan yang bisa ditempuh dengan waktu sekitar 2,5 jam dari pusat Kota Sampit ini terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Saat kejadian, barak terdiri dari enam pintu sedang dalam kondisi kosong karena penghuninya sedang beraktivitas di luar.
Barak yang terbakar terdiri dari enam pintu, namun hanya lima pintu yang disewa oleh tiga keluarga. Selain untuk tempat tinggal, ada barak yang digunakan penghuninya untuk dijadikan toko dan gudang.
Kebakaran pertama kali diketahui oleh warga yang rumahnya tidak jauh dari barak tersebut. Warga mendengar suara dari arah meteran listrik, namun saat dia keluar rumah malah melihat barak milik Hendro itu terbakar.
Warga yang mengetahui kejadian itu langsung berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya. Namun api cepat menjalar karena bangunan banyak terbuat dari kayu.
Barak enam pintu itu ludes terbakar. Api juga melalap atap rumah dan toko milik warga lain yang lokasinya bersebelahan dengan barak tersebut.
Baca juga: Seleksi CPNS dimulai 6 Februari tidak ada toleransi peserta terlambat
Api baru bisa dipadamkan sekitar satu jam kemudian dengan dikerahkannya dua mobil pemadam kebakaran dibantu mobil berbekal tandon air milik warga. Polisi langsung memasang garis pembatas untuk kepentingan penyelidikan penyebab kebakaran tersebut.
Musibah itu membuat korban kebakaran sangat bersedih. Mereka tidak sempat menyelamatkan harta benda mereka karena kebakaran terjadi saat rumah dalam kondisi kosong.
"Kami sudah menawarkan kepada mereka untuk memanfaatkan aula kecamatan sebagai tempat tinggal sementara, tetapi para korban kebakaran ini memilih untuk menumpang di rumah kerabat mereka," kata Camat Parenggean Siyono.
Siyono belum mengetahui penyebab kebakaran tersebut dan dia lebih memilih menunggu hasil penyelidikan oleh polisi. Dia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kehati-hatian terhadap musibah kebakaran.
Baca juga: Bappenda Kotim optimalkan aplikasi E-SPPT permudah pelayanan PBB-P2
Baca juga: Legislator Kotim minta pemerataan pembangunan depo sampah