Jakarta (ANTARA) - Adidas akan meluncurkan bahan baru yang terbuat dari daur ulang polyester dan sampah plastik laut serta memperluas lini produk yang menggunakan bahan tersebut. Langkah itu dilakukan Adidas menyusul keberhasilan sepatu yang dibuat dalam inisiatif "Parley for the Oceans".
Adidas pertama kali bekerja sama dengan Parley pada 2015 dan secara bertahap menggenjot produksi sepatu menggunakan plastik di pantai dan wilayah pesisir untuk menghasilkan lebih dari 11 juta pasang sepatu pada 2019, hanya sebagian kecil dari total produk sepatu yang jumlahnya lebih dari 400 juta.
Ellen MacArthur Foundation, badan amal yang mempromosikan pengalihan ekonomi ke model sirkular yang menghilangkan limbah, mengatakan hanya kurang dari 1 persen bahan yang digunakan untuk pakaian yang dididaur ulang, kerugian material yang bila dihitung mencapai lebih dari 100 miliar dolar AS setiap tahun.
Adidas akan terus membuat sepatu dan pakaian bermerek Parley dari sampah plastik di laut pada tahun 2020, juga akan meluncurkan bahan "Primeblue" yang menggunakan sampah laut yang akan digunakan untuk lini seperti sepatu Ultraboost yang populer.
Secara total, perusahaan Jerman itu akan memproduksi 15-20 juta pasang sepatu menggunakan sampah plastik laut pada tahun 2020, seperti dikutip dari Reuters.
adidas Alphabounce+ Parley (ANTARA News/Maria Cicilia Galuh)
Harga polyester daur ulang harganya sekitar 10 persen lebih mahal dari bahan bukan daur ulang, tetapi Adidas ingin menurunkan harga sehingga lebih banyak konsumen yang mampu memilih produk yang berkelanjutan.
"Ini masalah waktu, masalah skala, volume dan kami berusaha untuk memimpin itu," kata James Carnes, wakil presiden strategi merek Adidas, kepada Reuters.
Adidas ingin lebih dari setengah polyester yang dipakai didaur ulang pada 2020, meningkat jadi 100 persen pada 2024. Tahun lalu, Adidas memprediksi 48 persen polyester yang dipakai di produk-produk bajunya akan didaur ulang, dibandingkan hanya 28 persen pada produk sepatu.
Kritik mengemuka mengenai dampak lingkungan dari industri fesyen, yang bertanggungjawab atas 10 persen emisi gas rumah kaca, kata yayasan Oxfam.
"Meningkatkan pemakaian serat polyester daur ulang berpotensi besar mempengaruhi kebutuhan energi dan sumber daya global," kata analis Barclays Anushka Challawala. "Pakaian olahraga memimpin banyak perubahan."
Nike menggunakan benang dari polyester daur ulang untuk bagian atas sepatu Flyknit, mengatakan langkah itu mengurangi lebih dari empat miliar botol plastik dari tempat pembuangan sampah.
Selain inisiatif sampah plastik laut, Adidas akan mulai memberi label pada produk-produk yang dibuat dari daur ulang polyester 100 persen dari sumber lain seperti "Primegreen" tahun ini.
Adidas pertama kali bekerja sama dengan Parley pada 2015 dan secara bertahap menggenjot produksi sepatu menggunakan plastik di pantai dan wilayah pesisir untuk menghasilkan lebih dari 11 juta pasang sepatu pada 2019, hanya sebagian kecil dari total produk sepatu yang jumlahnya lebih dari 400 juta.
Ellen MacArthur Foundation, badan amal yang mempromosikan pengalihan ekonomi ke model sirkular yang menghilangkan limbah, mengatakan hanya kurang dari 1 persen bahan yang digunakan untuk pakaian yang dididaur ulang, kerugian material yang bila dihitung mencapai lebih dari 100 miliar dolar AS setiap tahun.
Adidas akan terus membuat sepatu dan pakaian bermerek Parley dari sampah plastik di laut pada tahun 2020, juga akan meluncurkan bahan "Primeblue" yang menggunakan sampah laut yang akan digunakan untuk lini seperti sepatu Ultraboost yang populer.
Secara total, perusahaan Jerman itu akan memproduksi 15-20 juta pasang sepatu menggunakan sampah plastik laut pada tahun 2020, seperti dikutip dari Reuters.
Harga polyester daur ulang harganya sekitar 10 persen lebih mahal dari bahan bukan daur ulang, tetapi Adidas ingin menurunkan harga sehingga lebih banyak konsumen yang mampu memilih produk yang berkelanjutan.
"Ini masalah waktu, masalah skala, volume dan kami berusaha untuk memimpin itu," kata James Carnes, wakil presiden strategi merek Adidas, kepada Reuters.
Adidas ingin lebih dari setengah polyester yang dipakai didaur ulang pada 2020, meningkat jadi 100 persen pada 2024. Tahun lalu, Adidas memprediksi 48 persen polyester yang dipakai di produk-produk bajunya akan didaur ulang, dibandingkan hanya 28 persen pada produk sepatu.
Kritik mengemuka mengenai dampak lingkungan dari industri fesyen, yang bertanggungjawab atas 10 persen emisi gas rumah kaca, kata yayasan Oxfam.
"Meningkatkan pemakaian serat polyester daur ulang berpotensi besar mempengaruhi kebutuhan energi dan sumber daya global," kata analis Barclays Anushka Challawala. "Pakaian olahraga memimpin banyak perubahan."
Nike menggunakan benang dari polyester daur ulang untuk bagian atas sepatu Flyknit, mengatakan langkah itu mengurangi lebih dari empat miliar botol plastik dari tempat pembuangan sampah.
Selain inisiatif sampah plastik laut, Adidas akan mulai memberi label pada produk-produk yang dibuat dari daur ulang polyester 100 persen dari sumber lain seperti "Primegreen" tahun ini.