Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyemangati keluarga korban bunuh diri di Gadukan Utara 6B/6B RT 08 RW 05, Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya, Jawa Timur untuk bisa bangkit kembali menatap masa depan.
"Ayo bangkit nak, semangat lagi ya. Kamu masih punya masa depan," katanya saat menyemangati anak almarhum ketika bersama jajarannya takziyah (melayat) di rumah keluarga korban, Jumat.
Risma meminta anak almarhum untuk bangkit dan terus semangat untuk mengejar masa depannya.
Bahkan, pada saat itu Wali Kota Risma juga menanyakan sekolahnya. Ternyata, anak itu sudah sekitar satu bulan lalu tidak sekolah karena menjaga ayahnya yang sakit stroke.
Anak itu juga mengaku masih ingin sekolah, sehingga Wali Kota Risma siap membantu biaya anak tersebut. "Ke sekolah naik apa? Ibu kasih sepeda ya?," kata Wali Kota Risma menanyakan kepada anak itu.
Namun, anak almarhum menolaknya karena dia ingin jalan kaki ke sekolahnya. "Ya sudah tidak apa-apa, Senin (17/2) sekolah lagi ya nak," kata Wali Kota disambut anggukan oleh anak itu.
Selain itu, Risma juga memberikan semangat kepada istri almarhum yang kesehariannya jualan jajan keliling. Untuk itu, Wali Kota berinisiatif untuk menghidupkan kembali toko kelontong milik istri almarhum.
"Ibu harus tangguh, ibu harus kuat. Lupakan yang sudah-sudah. Ayo bersama-sama dampingi anak-anak untuk persiapan masa depannya," kata Wali Kota yang disetujui istri almarhum.
Saat itu, berkali-kali Wali Kota Risma berusaha membuka asa yang sempat padam. Kini, keluarga almarhum akan terus didampingi dan diberikan konseling oleh pemkot, supaya terus bangkit dan anaknya bisa sukses.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya, Chandra Oratmangun menjelaskan bahwa keluarga ini akan didampingi dan diberikan konseling oleh DP5A dan pemuihan trauma oleh Dinas Kesehatan Surabaya.
Selain itu, lanjut dia, istri almarhum juga akan diberdayakan lagi, terutama toko kelontongnya yang akan dihidupkan kembali.
"Istri almarhum ini memang sudah jualan selama ini. Makanya nanti toko kelontongnya yang sudah ada tempatnya ini akan dihidupkan kembali, sehingga nanti bisa menopang perekonomian keluarganya," katanya.
Ia juga memastikan bahwa keluarga tersebut sudah diberi tali silaturrahmi (uang) oleh Wali Kota Risma. Selain itu, karena anak almarhum Senin depan akan sekolah, maka diberi buku dan tas juga. Bahkan, karena anak almarhum senang bermain bola, maka Wali Kota Risma juga memberikan bola kepada anak itu.
"Tadi sudah dibantu tunai, BPJS BPI untuk semua keluarganya, tas, buku yang ada tanda tangan Bu Wali dan juga bola, supaya anak itu bisa bangkit dan semangat lagi untuk meraih masa depannya. Sebenarnya Bu Wali juga siap membantu biaya sekolahnya, tapi karena pihak sekolah sudah menggratiskan biaya sekolah anaknya, ya Alhamdulillah," katanya.
Chandra juga menambahkan bahwa nanti konselingnya akan difokuskan kepada anak almarhum sebab yang mengalami trauma berat adalah anak almarhum. Apalagi anaknya itu sudah satu bulan penuh tidak sekolah untuk menjaga ayahnya yang sakit stroke.
"Bahkan, anaknya itu yang membuka tali yang digunakan ayahnya untuk bunuh diri. Padahal hanya ditinggal membeli es karena disuruh oleh ayahnya itu, tapi setelah kembali beli es, ternyata ayahnya sudah gantung diri, sehingga pasti sangat stress dia itu," ujarnya.
Oleh karena itu, ia memastikan bahwa anak ini akan terus didampingi oleh Pemkot Surabaya hingga anak ini betul-betul sembuh seratus persen.
Namun, pihaknya belum bisa memastikan sampai kapan pendampingan itu akan dilakukan karena setiap orang berbeda-beda cara menerima konselingnya.
"Makanya, kita lihat nanti kondisinya dan perkembangannya, kalau sudah pulih baru tidak ada pendampingan," demikian Chandra Oratmangun.
"Ayo bangkit nak, semangat lagi ya. Kamu masih punya masa depan," katanya saat menyemangati anak almarhum ketika bersama jajarannya takziyah (melayat) di rumah keluarga korban, Jumat.
Risma meminta anak almarhum untuk bangkit dan terus semangat untuk mengejar masa depannya.
Bahkan, pada saat itu Wali Kota Risma juga menanyakan sekolahnya. Ternyata, anak itu sudah sekitar satu bulan lalu tidak sekolah karena menjaga ayahnya yang sakit stroke.
Anak itu juga mengaku masih ingin sekolah, sehingga Wali Kota Risma siap membantu biaya anak tersebut. "Ke sekolah naik apa? Ibu kasih sepeda ya?," kata Wali Kota Risma menanyakan kepada anak itu.
Namun, anak almarhum menolaknya karena dia ingin jalan kaki ke sekolahnya. "Ya sudah tidak apa-apa, Senin (17/2) sekolah lagi ya nak," kata Wali Kota disambut anggukan oleh anak itu.
Selain itu, Risma juga memberikan semangat kepada istri almarhum yang kesehariannya jualan jajan keliling. Untuk itu, Wali Kota berinisiatif untuk menghidupkan kembali toko kelontong milik istri almarhum.
"Ibu harus tangguh, ibu harus kuat. Lupakan yang sudah-sudah. Ayo bersama-sama dampingi anak-anak untuk persiapan masa depannya," kata Wali Kota yang disetujui istri almarhum.
Saat itu, berkali-kali Wali Kota Risma berusaha membuka asa yang sempat padam. Kini, keluarga almarhum akan terus didampingi dan diberikan konseling oleh pemkot, supaya terus bangkit dan anaknya bisa sukses.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya, Chandra Oratmangun menjelaskan bahwa keluarga ini akan didampingi dan diberikan konseling oleh DP5A dan pemuihan trauma oleh Dinas Kesehatan Surabaya.
Selain itu, lanjut dia, istri almarhum juga akan diberdayakan lagi, terutama toko kelontongnya yang akan dihidupkan kembali.
"Istri almarhum ini memang sudah jualan selama ini. Makanya nanti toko kelontongnya yang sudah ada tempatnya ini akan dihidupkan kembali, sehingga nanti bisa menopang perekonomian keluarganya," katanya.
Ia juga memastikan bahwa keluarga tersebut sudah diberi tali silaturrahmi (uang) oleh Wali Kota Risma. Selain itu, karena anak almarhum Senin depan akan sekolah, maka diberi buku dan tas juga. Bahkan, karena anak almarhum senang bermain bola, maka Wali Kota Risma juga memberikan bola kepada anak itu.
"Tadi sudah dibantu tunai, BPJS BPI untuk semua keluarganya, tas, buku yang ada tanda tangan Bu Wali dan juga bola, supaya anak itu bisa bangkit dan semangat lagi untuk meraih masa depannya. Sebenarnya Bu Wali juga siap membantu biaya sekolahnya, tapi karena pihak sekolah sudah menggratiskan biaya sekolah anaknya, ya Alhamdulillah," katanya.
Chandra juga menambahkan bahwa nanti konselingnya akan difokuskan kepada anak almarhum sebab yang mengalami trauma berat adalah anak almarhum. Apalagi anaknya itu sudah satu bulan penuh tidak sekolah untuk menjaga ayahnya yang sakit stroke.
"Bahkan, anaknya itu yang membuka tali yang digunakan ayahnya untuk bunuh diri. Padahal hanya ditinggal membeli es karena disuruh oleh ayahnya itu, tapi setelah kembali beli es, ternyata ayahnya sudah gantung diri, sehingga pasti sangat stress dia itu," ujarnya.
Oleh karena itu, ia memastikan bahwa anak ini akan terus didampingi oleh Pemkot Surabaya hingga anak ini betul-betul sembuh seratus persen.
Namun, pihaknya belum bisa memastikan sampai kapan pendampingan itu akan dilakukan karena setiap orang berbeda-beda cara menerima konselingnya.
"Makanya, kita lihat nanti kondisinya dan perkembangannya, kalau sudah pulih baru tidak ada pendampingan," demikian Chandra Oratmangun.