Palangka Raya (ANTARA) - Legislator Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah Noorkhalis Ridha mengimbau semua pihak untuk tidak membenturkan isu SARA atau suku, agama, ras dan antargolongan untuk kepentingan politik karena sangat rawan memicu konflik di tengah masyarakat.
"Salah satunya masalah suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) yang paling mudah digunakan sebagai isu untuk adu domba oleh oknum-oknum yang hanya memikirkan kepentingan pribadi atau kelompoknya, tanpa memikirkan dampaknya terhadap kamtibmas daerah," Noorkhalis Ridha di Palangka Raya, Minggu.
Noorkhalis Ridha mengajak masyarakat di daerah setempat untuk sama-sama menyukseskan pelaksanaan pemilihan kepala daerah 2020. Salah satu caranya adalah dengan bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban sehingga daerah selalu kondusif.
Anggota Komisi A di DPRD Kota Palangka Raya tersebut menegaskan, selama ini masyarakat di daerah itu sudah sangat baik dalam menjaga ketertiban dan kenyamanan di daerah 'Kota Cantik'.
Menurutnya, masyarakat sekarang ini tentunya sudah sangat pintar dalam memilih bakal calon pemimpinnya. Maka dari itu kini masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan hal-hal apa saja.
Meski begitu, kewaspadaan tinggi tetap harus dilakukan. Berbagai ancaman gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat harus dideteksi dan diantisipasi, diantaranya jika ada pihak yang menggunakan isu SARA dengan tujuan mengadu domba masyarakat.
Politisi Partai Amanat Nasional Kota Palangka Raya tersebut mengimbau masyarakat agar tetap memelihara situasi yang sudah kondusif seperti saat ini. Menjelang pilkada pada 23 September 2020, kondusivitas daerah setempat bisa dibuat memanas oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Salah satu contohnya adalah mengunggah status terkait SARA di media sosial yang mengaitkan dengan kondisi politik di daerah. Tindakan itu rawan membuat kondusivitas di daerah ini menjadi terganggu.
"Mari kita sukseskan pesta demokrasi yang dilaksanakan lima tahun sekali ini, salah satunya dengan menjaga ketertiban dan keamanan di daerah kita," kata Ridha.
Noorkhalis Ridha juga berharap kepolisian bisa menindak tegas netizen yang membuat berita bohong atau ingin membuat gaduh suasana menjelang pilkada. Pembuat dan penyebar informasi bohong serta konten yang berbau adu domba dalam politik, harus segera diamankan karena bisa berbahaya untuk situasi daerah setempat.
"Tindak tegas saja apabila ada oknum masyarakat yang ingin membuat daerah kita tidak kondusif jelang pilkada saat ini," demikian Ridha.
"Salah satunya masalah suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) yang paling mudah digunakan sebagai isu untuk adu domba oleh oknum-oknum yang hanya memikirkan kepentingan pribadi atau kelompoknya, tanpa memikirkan dampaknya terhadap kamtibmas daerah," Noorkhalis Ridha di Palangka Raya, Minggu.
Noorkhalis Ridha mengajak masyarakat di daerah setempat untuk sama-sama menyukseskan pelaksanaan pemilihan kepala daerah 2020. Salah satu caranya adalah dengan bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban sehingga daerah selalu kondusif.
Anggota Komisi A di DPRD Kota Palangka Raya tersebut menegaskan, selama ini masyarakat di daerah itu sudah sangat baik dalam menjaga ketertiban dan kenyamanan di daerah 'Kota Cantik'.
Menurutnya, masyarakat sekarang ini tentunya sudah sangat pintar dalam memilih bakal calon pemimpinnya. Maka dari itu kini masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan hal-hal apa saja.
Meski begitu, kewaspadaan tinggi tetap harus dilakukan. Berbagai ancaman gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat harus dideteksi dan diantisipasi, diantaranya jika ada pihak yang menggunakan isu SARA dengan tujuan mengadu domba masyarakat.
Politisi Partai Amanat Nasional Kota Palangka Raya tersebut mengimbau masyarakat agar tetap memelihara situasi yang sudah kondusif seperti saat ini. Menjelang pilkada pada 23 September 2020, kondusivitas daerah setempat bisa dibuat memanas oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Salah satu contohnya adalah mengunggah status terkait SARA di media sosial yang mengaitkan dengan kondisi politik di daerah. Tindakan itu rawan membuat kondusivitas di daerah ini menjadi terganggu.
"Mari kita sukseskan pesta demokrasi yang dilaksanakan lima tahun sekali ini, salah satunya dengan menjaga ketertiban dan keamanan di daerah kita," kata Ridha.
Noorkhalis Ridha juga berharap kepolisian bisa menindak tegas netizen yang membuat berita bohong atau ingin membuat gaduh suasana menjelang pilkada. Pembuat dan penyebar informasi bohong serta konten yang berbau adu domba dalam politik, harus segera diamankan karena bisa berbahaya untuk situasi daerah setempat.
"Tindak tegas saja apabila ada oknum masyarakat yang ingin membuat daerah kita tidak kondusif jelang pilkada saat ini," demikian Ridha.