Sampit (ANTARA) - Banjir melanda Desa Sungai Ubar Kecamatan Cempaga Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, bahkan sudah merendam 17 rumah warga.

"Banjir terjadi sejak kemarin. BPBD Kotawaringin Timur terus memantau perkembangan di sana dengan berkoordinasi dengan aparat setempat," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur H Muhammad Yusuf di Sampit, Senin.

Banjir terjadi akibat luapan sungai seiring terus meningkatnya curah hujan. Posisi desa yang berada di dataran rendah dan sangat dekat dengan sungai membuat desa ini mudah terendam ketika sungai meluap.

Yusuf menyebutkan, hasil pemantauan menunjukkan ada 17 rumah yang terendam banjir dengan ketinggian air antara 20 hingga 30 centimeter dari lantai rumah. Jalan desa juga terendam sehingga menyulitkan masyarakat beraktivitas.

Banjir di RT 05 menyebabkan sembilan rumah terendam air dengan ketinggian air sekitar 30 centimeter dari lantai rumah. Sementara itu banjir di RT 04 merendam delapan rumah dengan ketinggian air dari lantai rumah sekitar 20 centimeter.

"Alhamdulillah tidak ada yang terluka atau cedera dalam musibah banjir ini. Saat ini air mulai turun. Mudah-mudahan segera surut," harap Yusuf.

Baca juga: Satu dari dua korban tenggelam di Kotim berhasil ditemukan

Desa Sungai Ubar memang menjadi "langganan" banjir saat musim hujan. Seperti Februari 2019 lalu, banjir juga merendam banyak rumah di desa yang penduduknya umumnya mengandalkan mata pencaharian dari hasil pertanian tersebut.

Desa Sungai Ubar terletak dekat sungai dan posisinya cukup rendah sehingga mudah terendam banjir ketika sungai meluap saat musim hujan. Masyarakat menganggap banjir merupakan fenomena biasa, namun pemerintah harus selalu waspada agar kejadian tahunan itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Sementara itu Wakil Bupati Kotawaringin Timur HM Taufiq Mukri saat rapat Forum Gabungan Perangkat Daerah menginstruksikan semua pihak untuk mewaspadai banjir karena intensitas hujan semakin meningkat.

"Selain BPBD, seluruh camat, lurah dan kepala desa juga kami minta meningkatkan kewaspadaan terhadap banjir. Kalau terjadi banjir, cepat bertindak supaya jangan sampai ada korban jiwa. Korban banjir juga harus diperhatikan agar tidak sampai telantar," demikian Taufiq.

Baca juga: Usulan pembangunan Kotim perlu biaya Rp8,2 triliun

Baca juga: DPRD Kotim meminta potensi konflik dicegah sejak dini


Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024