Jakarta (ANTARA) - Apple menjual kurang dari setengah juta iPhone di China pada Februari, menurut data pemerintah, Senin (9/3), dilansir Reuters.
China membatasi perjalanan dan meminta penduduk untuk menghindari tempat-tempat umum pada akhir Januari, tepat sebelum Tahun Baru Imlek. Pembatasan-pembatasan itu sebagian besar tetap diberlakukan sepanjang Februari.
Secara total, Apple menjual 6,34 juta perangkat pada Februari di China, turun 54,7 persen dari 14 juta pada bulan yang sama tahun lalu, data dari China Academy of Information and Communications Technology (CAICT).
“Meskipun ini adalah waktu yang sangat membuat gugup... kami mengingatkan bahwa permintaan China pada kuartal Maret bukanlah tren, tetapi “peristiwa mengejutkan” yang kami yakini akan berumur pendek," ujar analis Wedbush Daniel Ives.
Baca juga: Tim Cook minta karyawan Apple kerja dari rumah
Sementara itu, ponsel Android, yang meliputi perangkat milik Huawei dan Xiaomi, menyumbang sebagian besar penurunan, karena pengiriman keduanya secara kolektif menurun dari 12,72 juta unit pada Februari 2019 menjadi 5,85 juta.
Pengiriman perangkat Apple merosot menjadi 494.000, dari 1,27 juta pada Februari 2019. Pada Januari, pengirimannya masih stabil di lebih dari 2 juta.
Perusahaan riset IDC dan Canalys sebelumnya memprediksi bahwa pengiriman smartphone secara keseluruhan akan turun sekitar 40 persen pada kuartal pertama karena wabah virus corona menekan permintaan dan mengganggu rantai pasokan.
Toko-toko Apple di China ditutup selama setidaknya dua pekan pada Februari karena meningkatnya kekhawatiran atas epidemi tersebut.
Sementara, CEO Apple, Tim Cook, dalam suratnya kepada investor bulan itu mengatakan bahwa mereka tidak akan memenuhi pedoman pendapatan untuk kuartal saat ini karena lemahnya permintaan, demikian Reuters.
Baca juga: Perangi misinformasi, Apple dan Google tindak aplikasi terkait corona
Baca juga: Apple nyatakan kekurangan stok iPhone pengganti
Baca juga: Apresiasi dari Apple untuk karyawan di China
China membatasi perjalanan dan meminta penduduk untuk menghindari tempat-tempat umum pada akhir Januari, tepat sebelum Tahun Baru Imlek. Pembatasan-pembatasan itu sebagian besar tetap diberlakukan sepanjang Februari.
Secara total, Apple menjual 6,34 juta perangkat pada Februari di China, turun 54,7 persen dari 14 juta pada bulan yang sama tahun lalu, data dari China Academy of Information and Communications Technology (CAICT).
“Meskipun ini adalah waktu yang sangat membuat gugup... kami mengingatkan bahwa permintaan China pada kuartal Maret bukanlah tren, tetapi “peristiwa mengejutkan” yang kami yakini akan berumur pendek," ujar analis Wedbush Daniel Ives.
Baca juga: Tim Cook minta karyawan Apple kerja dari rumah
Sementara itu, ponsel Android, yang meliputi perangkat milik Huawei dan Xiaomi, menyumbang sebagian besar penurunan, karena pengiriman keduanya secara kolektif menurun dari 12,72 juta unit pada Februari 2019 menjadi 5,85 juta.
Pengiriman perangkat Apple merosot menjadi 494.000, dari 1,27 juta pada Februari 2019. Pada Januari, pengirimannya masih stabil di lebih dari 2 juta.
Perusahaan riset IDC dan Canalys sebelumnya memprediksi bahwa pengiriman smartphone secara keseluruhan akan turun sekitar 40 persen pada kuartal pertama karena wabah virus corona menekan permintaan dan mengganggu rantai pasokan.
Toko-toko Apple di China ditutup selama setidaknya dua pekan pada Februari karena meningkatnya kekhawatiran atas epidemi tersebut.
Sementara, CEO Apple, Tim Cook, dalam suratnya kepada investor bulan itu mengatakan bahwa mereka tidak akan memenuhi pedoman pendapatan untuk kuartal saat ini karena lemahnya permintaan, demikian Reuters.
Baca juga: Perangi misinformasi, Apple dan Google tindak aplikasi terkait corona
Baca juga: Apple nyatakan kekurangan stok iPhone pengganti
Baca juga: Apresiasi dari Apple untuk karyawan di China