Palangka Raya (ANTARA) - Terhitung sejak November 2019 hingga saat ini, tercatat ada sebanyak tiga kasus kematian pasien demam berdarah dengue (DBD) yang ditangani di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Sylvanus Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
"Pada Februari 2020 ada sebanyak dua kematian dan November 2019 satu kematian untuk kasus DBD," kata Direktur RSUD Doris Sylvanus Yayu Indriaty di Palangka Raya, Selasa.
Yayu menjelaskan, dari tiga pasien yang meninggal akibat DBD itu, dua diantaranya berasal dari Palangka Raya dan satu lainnya Pulang Pisau.
Pihaknya tidak mengetahui lingkungannya, namun setiap penanganan kasus DBD pihaknya langsung melaporkannya kepada Dinas Kesehatan terkait karena mereka yang memantau di lapangan.
Baca juga: Penularan DBD di Sukamara alami penurunan
Baca juga: DPRD minta Dinkes proaktif cegah DBD di Seruyan
Berdasarkan data penanganan kasus DBD di RSUD Doris Sylvanus, pada Oktober 2019 ada sebanyak 2 pasien rawat inap dan 7 pasien IGD, November 13 pasien rawat jalan, 20 pasien rawat inap dan 27 pasien IGD, serta Desember 4 pasien rawat jalan, 20 pasien rawat inap dan 27 pasien IGD.
Kemudian Januari 2020 5 pasien rawat jalan, 33 pasien rawat inap dan 59 pasien IGD, Februari 11 pasien rawat jalan, 21 pasien rawat inap dan 24 pasien IGD dan hingga Maret ini sebanyak 7 pasien rawat jalan, 10 pasien rawat inap dan 17 pasien IGD.
"Total sejak Oktober 2019 hingga saat ini berdasarkan pembagiannya, ada sebanyak 40 pasien rawat jalan, 106 pasien rawat inap, 161 pasien IGD dan 3 kasus kematian DBD di RSUD Doris Sylvanus," jelas Yayu.
Baca juga: Legislator minta masyarakat peduli cegah DBD mewabah di Kotim
Baca juga: Petugas Puskesmas kunjungi rumah warga cegah DBD di Sukamara
Ia menjelaskan posisi Doris Sylvanus sebagai rumah sakit rujukan dan pihaknya menerima pasien rujukan dari fasilitas kesehatan lainnya yang sudah tidak bisa melakukan perawatan disana.
Menurutnya terkait kondisi saat ini, semua pihak, baik petugas kesehatan maupun masyarakat harus bersinergi, tetap waspada, tidak bisa lengah, terlebih masih dalam musim hujan.
"Semua harus waspada dan berhati-hati, serta menjaga kebersihan lingkungannya. Saya berterima kasih kepada seluruh petugas kesehatan karena terus promosi atau mengingatkan masyarakat tentang pencegahan dan penanggulangan DBD," katanya.
"Pada Februari 2020 ada sebanyak dua kematian dan November 2019 satu kematian untuk kasus DBD," kata Direktur RSUD Doris Sylvanus Yayu Indriaty di Palangka Raya, Selasa.
Yayu menjelaskan, dari tiga pasien yang meninggal akibat DBD itu, dua diantaranya berasal dari Palangka Raya dan satu lainnya Pulang Pisau.
Pihaknya tidak mengetahui lingkungannya, namun setiap penanganan kasus DBD pihaknya langsung melaporkannya kepada Dinas Kesehatan terkait karena mereka yang memantau di lapangan.
Baca juga: Penularan DBD di Sukamara alami penurunan
Baca juga: DPRD minta Dinkes proaktif cegah DBD di Seruyan
Berdasarkan data penanganan kasus DBD di RSUD Doris Sylvanus, pada Oktober 2019 ada sebanyak 2 pasien rawat inap dan 7 pasien IGD, November 13 pasien rawat jalan, 20 pasien rawat inap dan 27 pasien IGD, serta Desember 4 pasien rawat jalan, 20 pasien rawat inap dan 27 pasien IGD.
Kemudian Januari 2020 5 pasien rawat jalan, 33 pasien rawat inap dan 59 pasien IGD, Februari 11 pasien rawat jalan, 21 pasien rawat inap dan 24 pasien IGD dan hingga Maret ini sebanyak 7 pasien rawat jalan, 10 pasien rawat inap dan 17 pasien IGD.
"Total sejak Oktober 2019 hingga saat ini berdasarkan pembagiannya, ada sebanyak 40 pasien rawat jalan, 106 pasien rawat inap, 161 pasien IGD dan 3 kasus kematian DBD di RSUD Doris Sylvanus," jelas Yayu.
Baca juga: Legislator minta masyarakat peduli cegah DBD mewabah di Kotim
Baca juga: Petugas Puskesmas kunjungi rumah warga cegah DBD di Sukamara
Ia menjelaskan posisi Doris Sylvanus sebagai rumah sakit rujukan dan pihaknya menerima pasien rujukan dari fasilitas kesehatan lainnya yang sudah tidak bisa melakukan perawatan disana.
Menurutnya terkait kondisi saat ini, semua pihak, baik petugas kesehatan maupun masyarakat harus bersinergi, tetap waspada, tidak bisa lengah, terlebih masih dalam musim hujan.
"Semua harus waspada dan berhati-hati, serta menjaga kebersihan lingkungannya. Saya berterima kasih kepada seluruh petugas kesehatan karena terus promosi atau mengingatkan masyarakat tentang pencegahan dan penanggulangan DBD," katanya.