Sampit (ANTARA) - Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD memilih menggelar latihan operasi penanggulangan teror di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah karena beberapa alasan.
"Kalau kita lihat (Sampit) kan memang punya sejarah tentang konflik sosial dan adanya mungkin benih-benih kriminalitas yang eskalasinya mungkin meningkat sehingga harus kita waspadai," kata Komandan Batalyon 811 Satuan 81 Kopassus Letkol Inf Rizki Marlon Silalahi di Sampit, Kamis.
Rombongan besar Kopassus tiba di Pelabuhan Sampit pada Selasa (10/3) malam, namun sebagian sudah datang lebih awal. Sejak Rabu (11/3), mereka mulai melakukan gladi bersih sebelum latihan dimulai.
Kamis pagi, latihan pertama dilaksanakan di Bandara Haji Asan Sampit. Latihan di objek vital ini dilaksanakan sekitar pukul 09.00 WIB, memanfaatkan waktu kosong penerbangan di bandara itu.
Latihan pasukan elite ini dilaksanakan dengan skenario penyelamatan warga dan penangkapan pelaku teror. Masyarakat tidak bisa masuk ke kawasan itu selama latihan penanggulangan teror itu berlangsung.
Selanjutnya, latihan penanggulangan teror rencananya kembali dilaksanakan Jumat (13/3), namun kali ini berlokasi di Gedung Bank Indonesia di Jalan Achmad Yani. Gedung yang sudah belasan tahun tidak digunakan lagi itu berada di pusat kota sehingga latihan ini diperkirakan akan menyita perhatian masyarakat.
Rizki Marlon Silalahi mengatakan, Kopassus memang mempunyai program latihan di Kalimantan dengan lokasi berbeda-beda secara bergiliran. Sebelum di Sampit, latihan serupa dilaksanakan di Balikpapan, Tarakan dan Banjarmasin.
Pihaknya datang melaksanakan latihan dan memperkenalkan kepada masyarakat bahwa Kopassus TNI siap melindungi dan mengayomi masyarakat. Dalam latihan ini, sekitar 70 personel datang dari Markas Kopassus di Cijantung Jakarta Timur.
Latihan operasi penanggulangan teror ini akan terus dilakukan secara rutin. Lokasi latihan akan ditentukan secara bergiliran karena Kopassus menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Kami mengimbau masyarakat agar tetap menjaga stabilitas keamanan dan tidak terpengaruh dengan hal-hal yang berbau dengan separatis ataupun kelompok radikal. Mari kita bersama-sama menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," demikian Rizki Marlon Silalahi.
Baca juga: ASN Kotim diminta sukseskan sensus online
Baca juga: Pemkab Kotim gelontorkan dana pengamanan pilkada Rp5,4 miliar