Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah menyiapkan anggaran senilai Rp10 miliar yang digunakan untuk penanggulangan bencana dan berbagai kejadian tak terduga termasuk dalam penanganan COVID-19.
"Kami setiap tahunnya di APBD menyiapkan anggaran tak terduga yang digunakan untuk kondisi tertentu seperti untuk penanganan bencana alam. Kita sediakan kurang lebih Rp10 miliar, tetapi itu ditujukan juga termasuk penanganan karhutla," Sekda Kota Palangka Raya, Hera Nugrahayu saat mendampingi Wakil Wali Kota, Umi Mastikah pada acara konferensi pers di Komplek Kantor Wali Kota Palangka Raya, Sabtu malam.
Hera mengatakan, terkait ketersediaan anggaran tersebut pihaknya juga akan melihat perkembangan dan kondisi di lapangan.
Baca juga: Darurat COVID-19, RSUD Doris Sylvanus berpotensi dikosongkan dari pasien umum
Baca juga: Wali Kota: Warga Palangka Raya jangan panik virus corona
"Namun kita sama-sama berharap kondisi saat ini dapat segera kita lewati, sehingga anggaran juga dapat dimaksimalkan secara efisien dan akuntabel," kata Hera yang juga menjadi Ketua Gugus Tugas COVID-19 tingkat kota setempat.
Sementara itu, terkait perkembangan penderita COVID-19, Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, Andjar Hari Purnomo mengatakan ada 22 Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan 23 Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Dia menerangkan bahwa pemantauan ODP dilakukan di rumah masing-masing orang tersebut. Sementara penanganan PDP dilakukan di rumah sakit yang ditunjuk sebagai rujukan penanganan COVID-19.
Baca juga: Cegah penyebaran Covid-19, Pemkot sediakan tempat cuci tangan di tempat umum
Baca juga: Ketua DPRD Palangka Raya ajak masyarakat tingkatkan kesadaran cegah COVID-19
"Dari 22 ODP itu, dua sudah selesai dan 20 lainnya masih dalam pemantauan. Sementara dari 23 PDP itu, delapan orang dinyatakan negatif, dua orang positif COVID-19 dan 13 lainnya masih menunggu hasil uji lab," kata pria yang ditunjuk sebagai juru bicara Gugus Tugas COVID-19 Kota Palangka Raya itu.
Dia menerangkan, dua orang positif COVID-19 itu merupakan warga Palangka Raya. Satu orang diketahui memiliki riwayat bepergian ke luar negeri dan satunya bepergian ke wilayah dalam negeri dengan status wilayah terjangkit.
Wakil Wali Kota Palangka Raya, Umi Mastikah pun mengimbau masyarakat di "Kota Cantik" untuk tetap tenang dan tidak panik. Masyarakat juga diminta selalu menaati imbauan dan arahan pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
"Jangan panik, untuk dua kasus positif tersebut, orang yang pernah kontak sudah di observasi dan orang terdekatnya juga tengah di pantau di RSUD dr Doris Sylvanus. Selalu taati dan laksanakan anjuran dan imbauan yang ada. Semua dilakukan untuk kepentingan dan kebaikan bersama," kata Umi.
Pada acara itu turut hadir Ketua DPRD Kota Palangka Raya yang juga Ketua ADEKSI, Sigit K Yunianto, Kapolresta Palangka Raya, unsur TNI dan jajaran pejabat di lingkup Pemerintah Kota Palangka Raya.
Baca juga: Cegah corona, relawan PMI Palangka Raya semprot disinfektan di sejumlah kantor
Baca juga: Legislator Palangka Raya imbau masyarakat tidak memborong barang
"Kami setiap tahunnya di APBD menyiapkan anggaran tak terduga yang digunakan untuk kondisi tertentu seperti untuk penanganan bencana alam. Kita sediakan kurang lebih Rp10 miliar, tetapi itu ditujukan juga termasuk penanganan karhutla," Sekda Kota Palangka Raya, Hera Nugrahayu saat mendampingi Wakil Wali Kota, Umi Mastikah pada acara konferensi pers di Komplek Kantor Wali Kota Palangka Raya, Sabtu malam.
Hera mengatakan, terkait ketersediaan anggaran tersebut pihaknya juga akan melihat perkembangan dan kondisi di lapangan.
Baca juga: Darurat COVID-19, RSUD Doris Sylvanus berpotensi dikosongkan dari pasien umum
Baca juga: Wali Kota: Warga Palangka Raya jangan panik virus corona
"Namun kita sama-sama berharap kondisi saat ini dapat segera kita lewati, sehingga anggaran juga dapat dimaksimalkan secara efisien dan akuntabel," kata Hera yang juga menjadi Ketua Gugus Tugas COVID-19 tingkat kota setempat.
Sementara itu, terkait perkembangan penderita COVID-19, Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, Andjar Hari Purnomo mengatakan ada 22 Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan 23 Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Dia menerangkan bahwa pemantauan ODP dilakukan di rumah masing-masing orang tersebut. Sementara penanganan PDP dilakukan di rumah sakit yang ditunjuk sebagai rujukan penanganan COVID-19.
Baca juga: Cegah penyebaran Covid-19, Pemkot sediakan tempat cuci tangan di tempat umum
Baca juga: Ketua DPRD Palangka Raya ajak masyarakat tingkatkan kesadaran cegah COVID-19
"Dari 22 ODP itu, dua sudah selesai dan 20 lainnya masih dalam pemantauan. Sementara dari 23 PDP itu, delapan orang dinyatakan negatif, dua orang positif COVID-19 dan 13 lainnya masih menunggu hasil uji lab," kata pria yang ditunjuk sebagai juru bicara Gugus Tugas COVID-19 Kota Palangka Raya itu.
Dia menerangkan, dua orang positif COVID-19 itu merupakan warga Palangka Raya. Satu orang diketahui memiliki riwayat bepergian ke luar negeri dan satunya bepergian ke wilayah dalam negeri dengan status wilayah terjangkit.
Wakil Wali Kota Palangka Raya, Umi Mastikah pun mengimbau masyarakat di "Kota Cantik" untuk tetap tenang dan tidak panik. Masyarakat juga diminta selalu menaati imbauan dan arahan pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
"Jangan panik, untuk dua kasus positif tersebut, orang yang pernah kontak sudah di observasi dan orang terdekatnya juga tengah di pantau di RSUD dr Doris Sylvanus. Selalu taati dan laksanakan anjuran dan imbauan yang ada. Semua dilakukan untuk kepentingan dan kebaikan bersama," kata Umi.
Pada acara itu turut hadir Ketua DPRD Kota Palangka Raya yang juga Ketua ADEKSI, Sigit K Yunianto, Kapolresta Palangka Raya, unsur TNI dan jajaran pejabat di lingkup Pemerintah Kota Palangka Raya.
Baca juga: Cegah corona, relawan PMI Palangka Raya semprot disinfektan di sejumlah kantor
Baca juga: Legislator Palangka Raya imbau masyarakat tidak memborong barang