Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Kalimantan Tengah Yudo Herlambang menyatakan, merebaknya virus corona atau COVID-19 sangat berdampak terhadap melambatnya perekonomian global dan Nasional, tidak terkecuali provinsi ini.
Pelambatan ekonomi Provinsi Kalteng diprakirakan hanya tumbuh di kisaran 5,6 sampai 6,0 persen year on year atau lebih rendah dibandingkan prakiraan sebelumnya yang mencapai 6,0 sampai 6,4 year on year, kata Yudo di Palangka Raya, Selasa.
"Capaian pertumbuhan ekononomi Kalteng pada tahun 2019 pun mencapai 6,16 persen year on year. Jadi, adanya pandemi COVID-19 ini sangat berdampak pada pelambatan ekonomi Kalteng," tambahnya.
Dikatakan, melambatnya ekonomi Kalteng dari sisi penawaran diprakirakan bersumber dari sektor perdagangan yang terdampak langsung dari menurunnya aktivitas masyarakat di luar rumah. Menurunnya aktivitas masyarakat juga mempengaruhi penurunan omset dari sejumlah hotel, dan restoran serta UMKM, sehingga kinerja pada sektor akomodasi, makanan, dan minuman diprakirakan terkoreksi cukup signifikan dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya.
Yudo mengatakan sektor lain yang berpotensi terdampak langsung yaitu sektor transportasi seiring dengan menurunnya aktivitas perjalanan masyarakat, baik di dalam maupun keluar Kalteng. Dan, dari sisi permintaan, untuk domestik diperkirakan mengalami perlambatan, disebabkan melemahnya permintaan masyarakat terhadap barang sekunder dan tersier dikala pembatasan aktivitas yang tengah terjadi.
"Aktivitas investasi, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta juga terdampak, seiring dengan penundaan proyek dan realokasi anggaran dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-19," beber dia.
Baca juga: Tren COVID-19 meningkat, tim gugus Kalteng harus aktif beri informasi
BI Kalteng melihat pemeritah daerah di provinsi ini, telah menempuh serangkaian kebijakan yang sudah cukup baik untuk memitigasi penyebaran virus, seperti meliburkan sejumlah sekolah, menerapkan skema Bekerja dari Rumah, dan membatasi jam beroperasi sejumlah perdagangan.
Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Kalteng mengatakan perlambatan ekonomi merupakan konsekuensi logis dari merebaknya pandemi COVID-19. Namun upaya untuk mencegah penyebaran virus merupakan hal paling prioritas untuk memitigasi dampak ekonomi lanjutan yang dapat terjadi dari merebaknya pandemi ini.
"Partisipasi aktif dan kerjasama dari masyarakat adalah kunci dalam meredam dampak COVID-19 terhadap perekonomian Kalteng. Dibutuhkan juga koordinasi, sinergi, dan partisipasi aktif langsung dari masyarakat di provinsi dalam meredam perlambatan ekonomi yang tengah terjadi," demikian Yudo.
Baca juga: Doris penuh, penanganan PDP mulai gunakan Bapelkes
Baca juga: Warga harapkan siaran pers COVID-19 Kalteng dilakukan setiap hari
Pelambatan ekonomi Provinsi Kalteng diprakirakan hanya tumbuh di kisaran 5,6 sampai 6,0 persen year on year atau lebih rendah dibandingkan prakiraan sebelumnya yang mencapai 6,0 sampai 6,4 year on year, kata Yudo di Palangka Raya, Selasa.
"Capaian pertumbuhan ekononomi Kalteng pada tahun 2019 pun mencapai 6,16 persen year on year. Jadi, adanya pandemi COVID-19 ini sangat berdampak pada pelambatan ekonomi Kalteng," tambahnya.
Dikatakan, melambatnya ekonomi Kalteng dari sisi penawaran diprakirakan bersumber dari sektor perdagangan yang terdampak langsung dari menurunnya aktivitas masyarakat di luar rumah. Menurunnya aktivitas masyarakat juga mempengaruhi penurunan omset dari sejumlah hotel, dan restoran serta UMKM, sehingga kinerja pada sektor akomodasi, makanan, dan minuman diprakirakan terkoreksi cukup signifikan dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya.
Yudo mengatakan sektor lain yang berpotensi terdampak langsung yaitu sektor transportasi seiring dengan menurunnya aktivitas perjalanan masyarakat, baik di dalam maupun keluar Kalteng. Dan, dari sisi permintaan, untuk domestik diperkirakan mengalami perlambatan, disebabkan melemahnya permintaan masyarakat terhadap barang sekunder dan tersier dikala pembatasan aktivitas yang tengah terjadi.
"Aktivitas investasi, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta juga terdampak, seiring dengan penundaan proyek dan realokasi anggaran dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-19," beber dia.
Baca juga: Tren COVID-19 meningkat, tim gugus Kalteng harus aktif beri informasi
BI Kalteng melihat pemeritah daerah di provinsi ini, telah menempuh serangkaian kebijakan yang sudah cukup baik untuk memitigasi penyebaran virus, seperti meliburkan sejumlah sekolah, menerapkan skema Bekerja dari Rumah, dan membatasi jam beroperasi sejumlah perdagangan.
Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Kalteng mengatakan perlambatan ekonomi merupakan konsekuensi logis dari merebaknya pandemi COVID-19. Namun upaya untuk mencegah penyebaran virus merupakan hal paling prioritas untuk memitigasi dampak ekonomi lanjutan yang dapat terjadi dari merebaknya pandemi ini.
"Partisipasi aktif dan kerjasama dari masyarakat adalah kunci dalam meredam dampak COVID-19 terhadap perekonomian Kalteng. Dibutuhkan juga koordinasi, sinergi, dan partisipasi aktif langsung dari masyarakat di provinsi dalam meredam perlambatan ekonomi yang tengah terjadi," demikian Yudo.
Baca juga: Doris penuh, penanganan PDP mulai gunakan Bapelkes
Baca juga: Warga harapkan siaran pers COVID-19 Kalteng dilakukan setiap hari