Muara Teweh (ANTARA) - Sejumlah kawasan di wilayah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah masih terendam banjir akibat meluapnya Sungai Barito yang telah memasuki hari keempat di tengah pandemi COVID-19, meski ketinggian banjir mulai menyurut.
"Meski banjir mulai surut sampai sore ini sekitar 10 sentimeter, namun sejumlah kawasan di dalam kota Muara Teweh dan sejumlah kecamatan masih terendam banjir," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barito Utara Gazali Montalltua melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik Rizali Hadi di Muara Teweh, Senin.
Menurut dia, kawasan dataran rendah di Muara Teweh masih terendam banjir diantaranya Jalan Panglima Batur, Jalan Sumbawa, Jalan Pangeran Antasari, Jalan Mangkusari, Jalan Perwira, Jalan Sengaji Hulu, Jalan Sengaji Hilir, Jalan Dahlia, Jalan Imam Bonjol, Jalan Merak dan sejumlah kawasan lainnya dengan ketinggian bervariasi antara 1-2 meter.
Baca juga: Banjir di Barut meluas di tengah pandemi COVID-19
Sampai sore ini sejumlah kawasan masih belum bisa dilewati kendaraan bermotor dan hanya bisa dijangkau menggunakan angkutan perahu kecil baik bermesin maupun dikayuh.
"Kita harapkan malam ini atau besok banjir bertambah surut, karena info dari wilayah hulu Sungai Barito juga mulai surut," katanya.
Sementara kawasan banjir di Muara Teweh yakni di Jalan Panglima Batur dan Jalan Sumbawa pada Senin sore masih dipadati warga di tengah pandemi COVID-19.
"Warga masih memadati kawasan water fron city di pinggiran Sungai Barito dengan bermain-main ada yang menggunakan ban dalam mobil atau pelampung lain, ada juga yang berjalan di sepanjang jalan yang banjir, selain anak-anak, remaja juga orang tua yang membawa putra-putrinya bermain di banjir," kata Dayat warga Muara Teweh.
Baca juga: Kawasan banjir di Muara Teweh dipadati warga di tengah wabah COVID-19
Menurut dia, tingkat kesadaran warga dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini masih rendah, karena dengan bermain banjir dan berkumpul-kumpul, padahal protokol pencegahan COVID-19 sudah jelas jaga jarak, menghindari kerumunan atau berkumpul orang banyak.
"Namun kenyataannya mereka bergembira bermain banjir tanpa menghindari kerumunan orang banyak, kami prihatin dengan kondisi ini yang rawan penyebaran virus corona.Kita berharap tidak terjadi apa-apa di daerah ini," kata dia.
Banjir ini selain merendam kawasan perekonomian dan padat penduduk di Muara Teweh juga sejumlah desa dan kecamatan lainnya seperti Kecamatan Teweh Tengah, Lahei, Lahei Barat, Teweh Baru, Teweh Selatan dan Montallat yang berada di pinggiran Sungai Barito dan anak sungainya.
Bupati Barito Utara Nadalsyah meminta kepada masyarakat untuk tidak berkumpul di kawasan banjir karena dapat membuka pintu penyebaran COVID-19.
"Jadi musibah banjir bukan momen untuk menjadi tempat wisata.Perbuatan dan keputusan kita hari ini akan membentuk bagaimana hidup kita di masa depan," kata Nadasyah.
Baca juga: Banjir di Muara Teweh mulai ganggu aktivitas perdagangan
"Meski banjir mulai surut sampai sore ini sekitar 10 sentimeter, namun sejumlah kawasan di dalam kota Muara Teweh dan sejumlah kecamatan masih terendam banjir," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barito Utara Gazali Montalltua melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik Rizali Hadi di Muara Teweh, Senin.
Menurut dia, kawasan dataran rendah di Muara Teweh masih terendam banjir diantaranya Jalan Panglima Batur, Jalan Sumbawa, Jalan Pangeran Antasari, Jalan Mangkusari, Jalan Perwira, Jalan Sengaji Hulu, Jalan Sengaji Hilir, Jalan Dahlia, Jalan Imam Bonjol, Jalan Merak dan sejumlah kawasan lainnya dengan ketinggian bervariasi antara 1-2 meter.
Baca juga: Banjir di Barut meluas di tengah pandemi COVID-19
Sampai sore ini sejumlah kawasan masih belum bisa dilewati kendaraan bermotor dan hanya bisa dijangkau menggunakan angkutan perahu kecil baik bermesin maupun dikayuh.
"Kita harapkan malam ini atau besok banjir bertambah surut, karena info dari wilayah hulu Sungai Barito juga mulai surut," katanya.
Sementara kawasan banjir di Muara Teweh yakni di Jalan Panglima Batur dan Jalan Sumbawa pada Senin sore masih dipadati warga di tengah pandemi COVID-19.
"Warga masih memadati kawasan water fron city di pinggiran Sungai Barito dengan bermain-main ada yang menggunakan ban dalam mobil atau pelampung lain, ada juga yang berjalan di sepanjang jalan yang banjir, selain anak-anak, remaja juga orang tua yang membawa putra-putrinya bermain di banjir," kata Dayat warga Muara Teweh.
Baca juga: Kawasan banjir di Muara Teweh dipadati warga di tengah wabah COVID-19
Menurut dia, tingkat kesadaran warga dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini masih rendah, karena dengan bermain banjir dan berkumpul-kumpul, padahal protokol pencegahan COVID-19 sudah jelas jaga jarak, menghindari kerumunan atau berkumpul orang banyak.
"Namun kenyataannya mereka bergembira bermain banjir tanpa menghindari kerumunan orang banyak, kami prihatin dengan kondisi ini yang rawan penyebaran virus corona.Kita berharap tidak terjadi apa-apa di daerah ini," kata dia.
Banjir ini selain merendam kawasan perekonomian dan padat penduduk di Muara Teweh juga sejumlah desa dan kecamatan lainnya seperti Kecamatan Teweh Tengah, Lahei, Lahei Barat, Teweh Baru, Teweh Selatan dan Montallat yang berada di pinggiran Sungai Barito dan anak sungainya.
Bupati Barito Utara Nadalsyah meminta kepada masyarakat untuk tidak berkumpul di kawasan banjir karena dapat membuka pintu penyebaran COVID-19.
"Jadi musibah banjir bukan momen untuk menjadi tempat wisata.Perbuatan dan keputusan kita hari ini akan membentuk bagaimana hidup kita di masa depan," kata Nadasyah.
Baca juga: Banjir di Muara Teweh mulai ganggu aktivitas perdagangan