Jakarta (ANTARA) - Selama masa karantina penggunaan ponsel pintar meningkat drastis setiap harinya, hal ini ternyata dapat menyebabkan kelainan pada jari khususnya kelingking yang disebut dengan smartphone pinky.
Setiap orang rata-rata menghabiskan lebih dari lima jam sehari dalam menggunakan ponsel pintar. Dengan adanya masa karantina, tentu jumlah jam penggunaannya lebih meningkat.
Menurut Indian Express, Minggu, tentang masalah pada jari kelingking atau yang disebut pinky finger pun semakin banyak. Sebab, jari kelingking menanggung berat ponsel selama berjam-jam dan ini mengarah pada suatu kondisi yang membuat terus menekuk dan disebut sebagai sindrom smartphone pinky.
Baca juga: WhatsApp batasi 'forward' hanya ke satu chat
Penggunaan ponsel secara terus-menerus dan lama, terutama yang memiliki layar lebih besar dan lebar untuk mengetik pesan, menyebabkan ibu jari dan jari lainnya menjadi sering digunakan melalui gerakan yang berulang.
Dalam jangka pendek, hal ini menyebabkan hipermobilitas sendi yang lebih kecil di sekitar jari, ligamen ibu jari sedikit demi sedikit menjadi stres. Sedangkan untuk jangka panjang, penggunaan jari yang berlebihan menyebabkan stres berulang-ulang dan selanjutnya dapat menyebabkan osteoartritis, karena tulang rawan di antara sendi mulai merosot.
Ketika radang sendi terjadi di jari, ada kemungkinan terjadi pembentukan tulang berlebih di sekitar sendi, yang kemudian dapat menyebabkan pembesaran atau deformasi jari.
Baca juga: Instagram tambahkan fitur chat di Stories
Meskipun dampaknya tidak terlalu berbahaya bagi kesehatan, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat perubahan degeneratif pada sendi.
Untuk mencegah terjadinya smartphone pinky, hindarilah menggunakan ponsel pintar terlalu sering. Jika Anda terpaksa untuk melakukannya, buatlah durasi yang lebih pendek atau buatlah jari Anda beristirahat setelah beberapa menit penggunaan.
Berilah durasi waktu antara SMS, WhatsApp dan bermain gim. Sebisa mungkin kurangilah durasi memegang ponsel.
Anda juga perlu beristirahat dan meletakkan ponsel sebelum tangan mulai sakit dan biasakan untuk meregangkan jari-jari. Alih-alih mengetik, gunakanlah swipe keyboard atau voice note untuk tulisan yang panjang.
Baca juga: Ini dampak dari komunikasi melalui pesan instan
Baca juga: Hati-hati screencapture percakapan jika tidak ingin kena pasal berikut
Baca juga: Haram "Chatting" Cewek-Cowok Di Iran
Setiap orang rata-rata menghabiskan lebih dari lima jam sehari dalam menggunakan ponsel pintar. Dengan adanya masa karantina, tentu jumlah jam penggunaannya lebih meningkat.
Menurut Indian Express, Minggu, tentang masalah pada jari kelingking atau yang disebut pinky finger pun semakin banyak. Sebab, jari kelingking menanggung berat ponsel selama berjam-jam dan ini mengarah pada suatu kondisi yang membuat terus menekuk dan disebut sebagai sindrom smartphone pinky.
Baca juga: WhatsApp batasi 'forward' hanya ke satu chat
Penggunaan ponsel secara terus-menerus dan lama, terutama yang memiliki layar lebih besar dan lebar untuk mengetik pesan, menyebabkan ibu jari dan jari lainnya menjadi sering digunakan melalui gerakan yang berulang.
Dalam jangka pendek, hal ini menyebabkan hipermobilitas sendi yang lebih kecil di sekitar jari, ligamen ibu jari sedikit demi sedikit menjadi stres. Sedangkan untuk jangka panjang, penggunaan jari yang berlebihan menyebabkan stres berulang-ulang dan selanjutnya dapat menyebabkan osteoartritis, karena tulang rawan di antara sendi mulai merosot.
Ketika radang sendi terjadi di jari, ada kemungkinan terjadi pembentukan tulang berlebih di sekitar sendi, yang kemudian dapat menyebabkan pembesaran atau deformasi jari.
Baca juga: Instagram tambahkan fitur chat di Stories
Meskipun dampaknya tidak terlalu berbahaya bagi kesehatan, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat perubahan degeneratif pada sendi.
Untuk mencegah terjadinya smartphone pinky, hindarilah menggunakan ponsel pintar terlalu sering. Jika Anda terpaksa untuk melakukannya, buatlah durasi yang lebih pendek atau buatlah jari Anda beristirahat setelah beberapa menit penggunaan.
Berilah durasi waktu antara SMS, WhatsApp dan bermain gim. Sebisa mungkin kurangilah durasi memegang ponsel.
Anda juga perlu beristirahat dan meletakkan ponsel sebelum tangan mulai sakit dan biasakan untuk meregangkan jari-jari. Alih-alih mengetik, gunakanlah swipe keyboard atau voice note untuk tulisan yang panjang.
Baca juga: Ini dampak dari komunikasi melalui pesan instan
Baca juga: Hati-hati screencapture percakapan jika tidak ingin kena pasal berikut
Baca juga: Haram "Chatting" Cewek-Cowok Di Iran