Palangka Raya (ANTARA) - Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah Sugianto Sabran mengatakan, anggaran yang dimiliki pemerintah daerah dalam menangani permasalahan COVID-19 tidak akan cukup, jika kondisi di lapangan masyarakatnya banyak yang tidak mematuhi anjuran pemerintah guna memutus rantai penyebaran virusnya.
"Perlu diingat, APBD milik Kalteng yaitu sekitar Rp5 triliun lebih, memang sudah ada kenaikan, tapi untuk penanganan ini kalau masyarakat tak mengindahkan berbagai anjuran pemerintah, maka anggaran yang dimiliki tak akan cukup," tegasnya dalam siaran pers di Palangka Raya, Rabu.
Sugianto menyebut, kalau masyarakat tak mengindahkan berbagai imbauan pemerintah sebagai upaya memutus penyebaran COVID-19, maka dirinya pun mengaku tak tahu lagi. Sebab dari pendanaan, Kalteng tak seperti wilayah Jawa, yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat dan lainnya yang anggarannya besar.
Ia menegaskan, untuk itu masyarakat diminta mengikuti berbagai anjuran yang telah diberikan, seperti berperilaku hidup bersih dan sehat, menerapkan pembatasan sosial yakni menjaga jarak dan tidak melakukan kontak fisik dan lainnya, sehingga permasalahan COVID-19 bisa segera diakhiri.
"Rumah sakit di Kalteng hampir tidak bisa menampung masyarakat. Saya mengingatkan, jika tidak bersedia tinggal di rumah, dalam situasi sekarang, maka berpotensi ke rumah sakit dan di rumah sakit hanya ada dua, yakni sehat atau kuburan menunggu dengan sistem pemakaman sesuai standar yang berlaku," jelasnya.
Dirinya yang juga merupakan Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kalteng meminta, agar para bupati dan wali kota di wilayah setempat tak henti-hentinya dan jangan jenuh mengimbau masyarakat untuk mematuhi berbagai anjuran yang ada.
"Mohon maaf masyarakatku, apabila ada kata-kata saya yang kurang berkenan, tapi ini untuk menjaga kalian semua," ucapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Pelaksana Harian Tim Gugus Tugas COVID-19 Kalteng Suyuti Syamsul juga membenarkan, tentang permasalahan rumah sakit yang hampir tidak mencukupi untuk masyarakat tersebut.
"Iya, seperti itulah faktualnya. Daya tampung rumah sakit akan terlampaui jika masyarakat tidak patuh pada anjuran," tegasnya yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kalteng tersebut saat dihubungi ANTARA.
Berdasarkan data terbaru yang dirilis Tim Gugus Tugas COVID-19 Kalteng pada hari ini, kembali terjadi penambahan kasus positif baru, yakni dari Palangka Raya tiga orang dan Kapuas satu orang.
Secara kumulatif, total kasus positif COVID-19 Kalteng yakni sebanyak 82 orang, terdiri dari 69 dalam perawatan, 9 sembuh dan 4 meninggal.
Secara rinci sebaran kasus positif tersebut, yakni Palangka Raya 28 orang, terdiri dari 18 dalam perawatan, 8 sembuh dan 2 meninggal, Katingan 4 orang dan semuanya dalam perawatan, serta Kotawaringin Timur 9 orang, terdiri dari 7 dalam perawatan, 1 sembuh dan 1 meninggal.
Kotawaringin Barat 13 orang dan semua dalam perawatan, Lamandau 1 orang dan dalam perawatan, Seruyan 1 orang dan dalam perawatan, Pulang Pisau 4 orang dan semua dalam perawatan, serta Kapuas 3 orang, terdiri dari 2 dalam perawatan dan 1 meninggal.
Barito Selatan 6 orang dan semua dalam perawatan, Barito Timur 1 orang dan dalam perawatan, Barito Utara 3 orang dan semua dalam perawatan, serta Murung Raya 9 orang dan semua dalam perawatan.
Sedangkan jumlah pasien dengan pengawasan (PDP) sebanyak 60 orang, orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 252 orang, serta orang tanpa gejala (OTG) sebanyak 423 orang.
"Perlu diingat, APBD milik Kalteng yaitu sekitar Rp5 triliun lebih, memang sudah ada kenaikan, tapi untuk penanganan ini kalau masyarakat tak mengindahkan berbagai anjuran pemerintah, maka anggaran yang dimiliki tak akan cukup," tegasnya dalam siaran pers di Palangka Raya, Rabu.
Sugianto menyebut, kalau masyarakat tak mengindahkan berbagai imbauan pemerintah sebagai upaya memutus penyebaran COVID-19, maka dirinya pun mengaku tak tahu lagi. Sebab dari pendanaan, Kalteng tak seperti wilayah Jawa, yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat dan lainnya yang anggarannya besar.
Ia menegaskan, untuk itu masyarakat diminta mengikuti berbagai anjuran yang telah diberikan, seperti berperilaku hidup bersih dan sehat, menerapkan pembatasan sosial yakni menjaga jarak dan tidak melakukan kontak fisik dan lainnya, sehingga permasalahan COVID-19 bisa segera diakhiri.
"Rumah sakit di Kalteng hampir tidak bisa menampung masyarakat. Saya mengingatkan, jika tidak bersedia tinggal di rumah, dalam situasi sekarang, maka berpotensi ke rumah sakit dan di rumah sakit hanya ada dua, yakni sehat atau kuburan menunggu dengan sistem pemakaman sesuai standar yang berlaku," jelasnya.
Dirinya yang juga merupakan Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kalteng meminta, agar para bupati dan wali kota di wilayah setempat tak henti-hentinya dan jangan jenuh mengimbau masyarakat untuk mematuhi berbagai anjuran yang ada.
"Mohon maaf masyarakatku, apabila ada kata-kata saya yang kurang berkenan, tapi ini untuk menjaga kalian semua," ucapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Pelaksana Harian Tim Gugus Tugas COVID-19 Kalteng Suyuti Syamsul juga membenarkan, tentang permasalahan rumah sakit yang hampir tidak mencukupi untuk masyarakat tersebut.
"Iya, seperti itulah faktualnya. Daya tampung rumah sakit akan terlampaui jika masyarakat tidak patuh pada anjuran," tegasnya yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kalteng tersebut saat dihubungi ANTARA.
Berdasarkan data terbaru yang dirilis Tim Gugus Tugas COVID-19 Kalteng pada hari ini, kembali terjadi penambahan kasus positif baru, yakni dari Palangka Raya tiga orang dan Kapuas satu orang.
Secara kumulatif, total kasus positif COVID-19 Kalteng yakni sebanyak 82 orang, terdiri dari 69 dalam perawatan, 9 sembuh dan 4 meninggal.
Secara rinci sebaran kasus positif tersebut, yakni Palangka Raya 28 orang, terdiri dari 18 dalam perawatan, 8 sembuh dan 2 meninggal, Katingan 4 orang dan semuanya dalam perawatan, serta Kotawaringin Timur 9 orang, terdiri dari 7 dalam perawatan, 1 sembuh dan 1 meninggal.
Kotawaringin Barat 13 orang dan semua dalam perawatan, Lamandau 1 orang dan dalam perawatan, Seruyan 1 orang dan dalam perawatan, Pulang Pisau 4 orang dan semua dalam perawatan, serta Kapuas 3 orang, terdiri dari 2 dalam perawatan dan 1 meninggal.
Barito Selatan 6 orang dan semua dalam perawatan, Barito Timur 1 orang dan dalam perawatan, Barito Utara 3 orang dan semua dalam perawatan, serta Murung Raya 9 orang dan semua dalam perawatan.
Sedangkan jumlah pasien dengan pengawasan (PDP) sebanyak 60 orang, orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 252 orang, serta orang tanpa gejala (OTG) sebanyak 423 orang.