Jakarta (ANTARA) - Aplikasi layanan pengiriman pesan Telegram mengumumkan sedang mengembangkan layanan panggilan video grup yang akan diluncurkan akhir tahun ini.
Dikutip dari The Verge, Sabtu, Telegram mengungkapkan rencana tersebut sambil mengumumkan pencapaian 400 juta pengguna aktif bulanan, dua kali lipat basis penggunanya dibanding dua tahun lalu.
Telegram mengklaim bahwa layanan panggilan video grup akan menawarkan jaminan keamanan, yang merupakan gesekan tidak terlalu halus dengan Zoom, yang dilanda beberapa skandal keamanan dalam beberapa bulan terakhir.
Sebagian orang mengkritik bahwa klaim Zoom yang menawarkan enkripsi end-to-end itu salah, dan bahwa pengaturannya justru memudahkan pengguna tak diundang untuk memanfaatkan panggilan video. Telegarm juga menghadapi kritik keamanan karena enkripsi end-to-end tidak diaktifkan secara default.
Sementara itu, menurut Telegram, 400 juta pengguna merupakan capaian dalam waktu setahun setelah mencapai 300 juta pengguna. Capaian tersebut juga berarti bahwa Telegram menggandakan basis penggunanya sejak 2018, ketika memiliki 200 juta pengguna aktif bulanan.
Telegram mengatakan telah melihat setidaknya 1,5 juta pengguna baru mendaftar untuk layanannya setiap hari, dan menjadi aplikasi media sosial yang paling banyak diunduh di lebih dari 20 negara. Namun, basis pengguna Telegram masih jauh dibandingkan dengan WhatsApp, yang mencapai 2 miliar pengguna pada Februari tahun ini.
Bersamaan dengan pengumuman pengguna aktif bulanannya, Telegram juga merilis fitur baru. Pengguna kini dapat menambahkan cuplikan untuk kuis yang dibuat di Telegram. Selain itu, ada 20.000 stiker baru tersedia di Telegram, dan perusahaan tersebut juga menambahkan fitur baru untuk pengguna macOS.
Penerjemah: Arindra Meodia
Dikutip dari The Verge, Sabtu, Telegram mengungkapkan rencana tersebut sambil mengumumkan pencapaian 400 juta pengguna aktif bulanan, dua kali lipat basis penggunanya dibanding dua tahun lalu.
Telegram mengklaim bahwa layanan panggilan video grup akan menawarkan jaminan keamanan, yang merupakan gesekan tidak terlalu halus dengan Zoom, yang dilanda beberapa skandal keamanan dalam beberapa bulan terakhir.
Sebagian orang mengkritik bahwa klaim Zoom yang menawarkan enkripsi end-to-end itu salah, dan bahwa pengaturannya justru memudahkan pengguna tak diundang untuk memanfaatkan panggilan video. Telegarm juga menghadapi kritik keamanan karena enkripsi end-to-end tidak diaktifkan secara default.
Sementara itu, menurut Telegram, 400 juta pengguna merupakan capaian dalam waktu setahun setelah mencapai 300 juta pengguna. Capaian tersebut juga berarti bahwa Telegram menggandakan basis penggunanya sejak 2018, ketika memiliki 200 juta pengguna aktif bulanan.
Telegram mengatakan telah melihat setidaknya 1,5 juta pengguna baru mendaftar untuk layanannya setiap hari, dan menjadi aplikasi media sosial yang paling banyak diunduh di lebih dari 20 negara. Namun, basis pengguna Telegram masih jauh dibandingkan dengan WhatsApp, yang mencapai 2 miliar pengguna pada Februari tahun ini.
Bersamaan dengan pengumuman pengguna aktif bulanannya, Telegram juga merilis fitur baru. Pengguna kini dapat menambahkan cuplikan untuk kuis yang dibuat di Telegram. Selain itu, ada 20.000 stiker baru tersedia di Telegram, dan perusahaan tersebut juga menambahkan fitur baru untuk pengguna macOS.
Penerjemah: Arindra Meodia