Pangkalan Bun (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mulai melaksanakan tes cepat massal di Kabupaten Kotawaringin Barat bersama pemerintah daerah setempat, serta pihak terkait lainnya.
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran di Pangkalan Bun, Sabtu menjelaskan, alasan pemerintah provinsi fokus melakukan tes cepat secara massal di pasar, sebab pasar merupakan tempat bertemunya banyak orang.
"Pasar merupakan tempat paling rawan dan berpotensi menjadi kluster baru penyebaran COVID-19, karena di pasar menjadi salah satu wadah pertemuan orang banyak dan terjadi interaksi langsung antara pedagang dan pembeli," ungkapnya.
Hari pertama digelarnya tes cepat secara massal di Kotawaringin Barat, sementara mendapatkan 700 sampel. Dalam kegiatan itu, pemerintah provinsi dan kabupaten setempat menyiapkan alat tes cepat sebanyak 3.000 buah.
Data sementara tes cepat secara massal yang dilaksanakan di dua lokasi berbeda, yaitu Pasar Indra Sari Pangkalan Bun dan Pasar Cempaka Kumai, sampai pukul 14.00 WIB baru didapat 700 sampel dan 10 sampel diantaranya menunjukkan hasil reaktif, kata Wakil Ketua Harian Gugus Tugas COVID-19 Kalteng dr Suyuti Syamsul.
"Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah, karena tes cepat secara massal tersebut akan berlangsung hingga sore hari dan alat yang disiapkan sebanyak 3.000 buah," ucapnya.
Dikatakannya, pihaknya berusaha menjaring sebanyak mungkin orang untuk memastikan seluruh potensi-potensi penularan terpetakan dan orang dengan hasil reaktif bisa ditarik untuk dilakukan isolasi.
"Tujuan isolasi, secara umum bukan untuk pasien, tetapi untuk masyarakat luas agar terhindar dari potensi penularan," jelasnya.
Suyuti menjabarkan, misalkan ada yang reaktif tentu akan ditindaklanjuti melalui tracking, kemudian dievaluasi semua pemetaannya, dengan harapan paling tidak akhir bulan ini Kotawaringin Barat sudah lepas dari masalah COVID-19.
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran di Pangkalan Bun, Sabtu menjelaskan, alasan pemerintah provinsi fokus melakukan tes cepat secara massal di pasar, sebab pasar merupakan tempat bertemunya banyak orang.
"Pasar merupakan tempat paling rawan dan berpotensi menjadi kluster baru penyebaran COVID-19, karena di pasar menjadi salah satu wadah pertemuan orang banyak dan terjadi interaksi langsung antara pedagang dan pembeli," ungkapnya.
Hari pertama digelarnya tes cepat secara massal di Kotawaringin Barat, sementara mendapatkan 700 sampel. Dalam kegiatan itu, pemerintah provinsi dan kabupaten setempat menyiapkan alat tes cepat sebanyak 3.000 buah.
Data sementara tes cepat secara massal yang dilaksanakan di dua lokasi berbeda, yaitu Pasar Indra Sari Pangkalan Bun dan Pasar Cempaka Kumai, sampai pukul 14.00 WIB baru didapat 700 sampel dan 10 sampel diantaranya menunjukkan hasil reaktif, kata Wakil Ketua Harian Gugus Tugas COVID-19 Kalteng dr Suyuti Syamsul.
"Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah, karena tes cepat secara massal tersebut akan berlangsung hingga sore hari dan alat yang disiapkan sebanyak 3.000 buah," ucapnya.
Dikatakannya, pihaknya berusaha menjaring sebanyak mungkin orang untuk memastikan seluruh potensi-potensi penularan terpetakan dan orang dengan hasil reaktif bisa ditarik untuk dilakukan isolasi.
"Tujuan isolasi, secara umum bukan untuk pasien, tetapi untuk masyarakat luas agar terhindar dari potensi penularan," jelasnya.
Suyuti menjabarkan, misalkan ada yang reaktif tentu akan ditindaklanjuti melalui tracking, kemudian dievaluasi semua pemetaannya, dengan harapan paling tidak akhir bulan ini Kotawaringin Barat sudah lepas dari masalah COVID-19.