Sampit (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah memasang siring darurat sederhana di depan betang wisata di Pantai Ujung Pandaran Desa Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit yang kini terancam ambruk akibat abrasi yang terus menggerus pantai itu.
"Mudah-mudahan ini bisa bertahan satu atau dua bulan, sambil menunggu proses pembongkaran. Betang ini kami perkirakan tidak bisa diselamatkan, makanya rencananya memang akan dibongkar," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur Fajrurrahman di Sampit, Minggu.
Dampak abrasi yang menggerus Pantai Ujung Pandaran semakin parah. Sejumlah aset wisata yang dibangun pemerintah seperti gazebo, bundaran, pepohonan yang ditanam dan jalan, kini hancur akibat abrasi.
Abrasi akibat kuatnya gelombang laut Jawa itu terus menghantam objek wisata andalan daerah ini sehingga menimbulkan dampak semakin parah. Pembangunan sabuk pantai dan tanggul penahan gelombang oleh pemerintah pusat, belum tuntas sehingga abrasi terus menghantam lokasi yang belum terlindungi tanggul.
Beberapa tahun lalu, nelayan setempat direlokasi ke perumahan yang dibangun pemerintah pusat sebanyak 88 unit karena rumah mereka di bibir pantai digerus abrasi. Kini giliran betang wisata yang terancam ambruk akibat abrasi yang begitu cepat.
Saat ini tangga untuk naik ke rumah panggung khas Suku Dayak itu terpaksa dilepas karena tiang-tiangnya sudah tergerus abrasi. Siring darurat yang dibangun secara sederhana, ditambah tumpukan batu besar diharapkan dapat mengurangi laju kerusakan, sambil menunggu proses pembongkaran betang wisata tersebut.
Fajrurrahman juga terus meminta laporan dari petugas di kawasan objek wisata tersebut untuk memantau perkembangan dampak abrasi tersebut dari waktu ke waktu. Dia berharap pembongkaran bisa segera dilakukan.
Baca juga: Status Tanggap Darurat COVID-19 otomatis diperpanjang
"Betang itu kan aset daerah, makanya harus melibatkan instansi terkait lainnya. Ada prosedur yang harus ditempuh sebelum betang itu diperbolehkan dibongkar. Mudah-mudahan bisa segera dilakukan," harap Fajrurrahman.
Sementara itu, pemerintah daerah tetap optimistis Pantai Ujung Pandaran akan semakin menjadi daya tarik wisata daerah. Untuk itulah dana puluhan miliar melalui pembiayaan tahun jamak digelontorkan untuk meningkatkan fasilitas wisata di pantai yang berjarak sekitar 85 kilometer dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur.
Fasilitas yang dibangun diantaranya dermaga wisata, bundaran, ruang terbuka hijau, pertokoan pusat kuliner dan suvenir serta desa wisata. Pembangunan fasilitas pendukung tersebut dilaksanakan di lokasi yang aman dari abrasi.
Fajrurrahman optimistis pariwisata dapat menjadi sektor unggulan baru yang bisa menopang perekonomian masyarakat dan daerah. Bahkan dampak pengembangan pariwisata kini mulai dirasakan masyarakat.
Baca juga: Pemprov Kalteng didesak segera memperbaiki ambruknya jalan Sampit-Seruyan
Baca juga: Perlu evaluasi belum optimalnya pelaksanaan perda di Kotim
"Mudah-mudahan ini bisa bertahan satu atau dua bulan, sambil menunggu proses pembongkaran. Betang ini kami perkirakan tidak bisa diselamatkan, makanya rencananya memang akan dibongkar," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur Fajrurrahman di Sampit, Minggu.
Dampak abrasi yang menggerus Pantai Ujung Pandaran semakin parah. Sejumlah aset wisata yang dibangun pemerintah seperti gazebo, bundaran, pepohonan yang ditanam dan jalan, kini hancur akibat abrasi.
Abrasi akibat kuatnya gelombang laut Jawa itu terus menghantam objek wisata andalan daerah ini sehingga menimbulkan dampak semakin parah. Pembangunan sabuk pantai dan tanggul penahan gelombang oleh pemerintah pusat, belum tuntas sehingga abrasi terus menghantam lokasi yang belum terlindungi tanggul.
Beberapa tahun lalu, nelayan setempat direlokasi ke perumahan yang dibangun pemerintah pusat sebanyak 88 unit karena rumah mereka di bibir pantai digerus abrasi. Kini giliran betang wisata yang terancam ambruk akibat abrasi yang begitu cepat.
Saat ini tangga untuk naik ke rumah panggung khas Suku Dayak itu terpaksa dilepas karena tiang-tiangnya sudah tergerus abrasi. Siring darurat yang dibangun secara sederhana, ditambah tumpukan batu besar diharapkan dapat mengurangi laju kerusakan, sambil menunggu proses pembongkaran betang wisata tersebut.
Fajrurrahman juga terus meminta laporan dari petugas di kawasan objek wisata tersebut untuk memantau perkembangan dampak abrasi tersebut dari waktu ke waktu. Dia berharap pembongkaran bisa segera dilakukan.
Baca juga: Status Tanggap Darurat COVID-19 otomatis diperpanjang
"Betang itu kan aset daerah, makanya harus melibatkan instansi terkait lainnya. Ada prosedur yang harus ditempuh sebelum betang itu diperbolehkan dibongkar. Mudah-mudahan bisa segera dilakukan," harap Fajrurrahman.
Sementara itu, pemerintah daerah tetap optimistis Pantai Ujung Pandaran akan semakin menjadi daya tarik wisata daerah. Untuk itulah dana puluhan miliar melalui pembiayaan tahun jamak digelontorkan untuk meningkatkan fasilitas wisata di pantai yang berjarak sekitar 85 kilometer dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur.
Fasilitas yang dibangun diantaranya dermaga wisata, bundaran, ruang terbuka hijau, pertokoan pusat kuliner dan suvenir serta desa wisata. Pembangunan fasilitas pendukung tersebut dilaksanakan di lokasi yang aman dari abrasi.
Fajrurrahman optimistis pariwisata dapat menjadi sektor unggulan baru yang bisa menopang perekonomian masyarakat dan daerah. Bahkan dampak pengembangan pariwisata kini mulai dirasakan masyarakat.
Baca juga: Pemprov Kalteng didesak segera memperbaiki ambruknya jalan Sampit-Seruyan
Baca juga: Perlu evaluasi belum optimalnya pelaksanaan perda di Kotim