Sampit (ANTARA) - Penggunaan internet di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, termasuk di kawasan pelosok semakin pesat sehingga kebutuhan terhadap perluasan jaringan juga semakin tinggi.
"Sekarang kan masyarakat membutuhkannya bukan hanya di tingkat desa, kadang-kadang di dusun. Itu pun tentunya tidak dari rumah, tetapi harus ke pusat desa untuk mendapatkan jaringan internet. Titik yang aman jaringan atau ada internetnya selalu berkembang," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kotawaringin Timur, Multazam di Sampit, Jumat.
Data Diskominfo, saat ini masih ada 13 desa di Kotawaringin Timur yang belum terjangkau jaringan telekomunikasi dan internet atau "blank spot area". Jumlah ini terus berkurang signifikan seiring pengembangan jaringan sejak tahun 2017 lalu.
Desa yang belum terjangkau jaringan seluler dan internet tersebut umumnya berada di kawasan utara atau hulu dan selatan atau pesisir. Luasnya wilayah, sulitnya geografis dan terbatasnya infrastruktur menjadi kendala utama pengembangan jaringan.
Multazam menilai, beberapa desa semakin lincah dalam hal penggunaan internet. Untuk itulah perluasan jaringan telekomunikasi sangat dibutuhkan karena kebutuhan terus meningkat.
Diskominfo mendorong perusahaan operator terus mengembangkan jaringan seluler dan internet. Namun diakui ini tidak bisa instan karena membutuhkan biaya besar bagi perusahaan untuk membangun infrastruktur telekomunikasi, terlebih dengan wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur yang luas dan geografisnya rumit.
Baca juga: Angin kencang hantam tiga lokasi di Sampit, satu orang terluka
Multazam mengatakan, Diskominfo sudah banyak melakukan terobosan diantaranya memasang "point to point" ke beberapa titik desa, tetapi karena peralatan ini sangat rentan terhadap gangguan alam maka memang berpotensi akan banyak gangguan.
Banyak perkembangan terbaru terkait pengembangan internet desa, tetapi selama pandemi COVID-19 ini upaya-upaya itu menjadi terhambat. Meski begitu, berbagai upaya terus diupayakan pemerintah daerah.
Belum lama ini juga ada kunjungan dari Balai Monitor Kelas II Palangka Raya dalam rangka supervisi atau pengecekan menara-menara milik perusahaan operator seluler. Kesempatan ini dimanfaatkan Diskominfo untuk meminta difasilitasi percepatan jaringan internet menggunakan paket data di beberapa desa terpencil yang masih "blank spot".
"Walau bagaimanapun internet dengan paket data tentunya dibutuhkan. Kita berharap ada terobosan-terobosan dari para operator melihat perkembangan belajar online, bekerja menggunakan paket data maka kebutuhan ini selalu meningkat," demikian Multazam.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 dengan penyakit penyerta berisiko tinggi sebabkan kematian
Baca juga: Pelosok Kotim perlu jaringan internet dukung kemajuan wilayah
"Sekarang kan masyarakat membutuhkannya bukan hanya di tingkat desa, kadang-kadang di dusun. Itu pun tentunya tidak dari rumah, tetapi harus ke pusat desa untuk mendapatkan jaringan internet. Titik yang aman jaringan atau ada internetnya selalu berkembang," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kotawaringin Timur, Multazam di Sampit, Jumat.
Data Diskominfo, saat ini masih ada 13 desa di Kotawaringin Timur yang belum terjangkau jaringan telekomunikasi dan internet atau "blank spot area". Jumlah ini terus berkurang signifikan seiring pengembangan jaringan sejak tahun 2017 lalu.
Desa yang belum terjangkau jaringan seluler dan internet tersebut umumnya berada di kawasan utara atau hulu dan selatan atau pesisir. Luasnya wilayah, sulitnya geografis dan terbatasnya infrastruktur menjadi kendala utama pengembangan jaringan.
Multazam menilai, beberapa desa semakin lincah dalam hal penggunaan internet. Untuk itulah perluasan jaringan telekomunikasi sangat dibutuhkan karena kebutuhan terus meningkat.
Diskominfo mendorong perusahaan operator terus mengembangkan jaringan seluler dan internet. Namun diakui ini tidak bisa instan karena membutuhkan biaya besar bagi perusahaan untuk membangun infrastruktur telekomunikasi, terlebih dengan wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur yang luas dan geografisnya rumit.
Baca juga: Angin kencang hantam tiga lokasi di Sampit, satu orang terluka
Multazam mengatakan, Diskominfo sudah banyak melakukan terobosan diantaranya memasang "point to point" ke beberapa titik desa, tetapi karena peralatan ini sangat rentan terhadap gangguan alam maka memang berpotensi akan banyak gangguan.
Banyak perkembangan terbaru terkait pengembangan internet desa, tetapi selama pandemi COVID-19 ini upaya-upaya itu menjadi terhambat. Meski begitu, berbagai upaya terus diupayakan pemerintah daerah.
Belum lama ini juga ada kunjungan dari Balai Monitor Kelas II Palangka Raya dalam rangka supervisi atau pengecekan menara-menara milik perusahaan operator seluler. Kesempatan ini dimanfaatkan Diskominfo untuk meminta difasilitasi percepatan jaringan internet menggunakan paket data di beberapa desa terpencil yang masih "blank spot".
"Walau bagaimanapun internet dengan paket data tentunya dibutuhkan. Kita berharap ada terobosan-terobosan dari para operator melihat perkembangan belajar online, bekerja menggunakan paket data maka kebutuhan ini selalu meningkat," demikian Multazam.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 dengan penyakit penyerta berisiko tinggi sebabkan kematian
Baca juga: Pelosok Kotim perlu jaringan internet dukung kemajuan wilayah