Palangka Raya (ANTARA) - Ketua DPRD Kalimantan Tengah Wiyatno mensesalkan adanya tindakan oknum masyarakat yang melakukan pemukulan terhadap petugas pemulasaraan dari Muhammadiyah Disaster Manajemen Center (MDMC) Kota Palangka Raya saat mengubur pasien suspect COVID-19.
Kasus pemukulan tersebut harapannya tidak terulang kembali dan harus menjadi pelajaran sekaligus evaluasi terhadap penanganan COVID-19 di provinsi ini, kata Wiyatni di Palangka Raya, Selasa.
"Kami dari lembaga DPRD dan saya secara pribadi menyesalkan terjadinya pemukulan tersebut. Saya berharap aparat segera merespon kejadian tersebut dengan melakukan proses sebaik-baiknya," ucapnya.
Meski mensesalkan pemukulan tersebut, Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan V meliputi Kapuas dan Pulang Pisau ini juga mengingatkan sekaligus meminta pihak rumah sakit agar transparan terkait pasie covid-19 yang meninggal dunia.
Dia mengatakan langkah yang dapat dilakukan pihak rumah sakit dengan menunjukan hasil swab kepada pasien dan keluarganya. Hal itu juga sebagai upaya menghindari adanya perselisihan antara pihak rumah sakit dan pasien beserta keluarganya.
"Kita meminta agar pihak rumah sakit segera mengeluarkan hasil swab. Ini agar tidak terjadi silang pendapat apakah korban meninggal karena covid atau karena penyakit lain," ujarnya.
Sebagai upaya menjaga keamanan petugas pemakaman pasien COVID-19 yang meninggal, Ketua DPRD Kalteng itupun menyarankan agar agar dalam proses pemakaman, petugas pemakaman didampingi aparat kepolisian. Itu sebagai upaya mencegah kasus pemukulan atau insiden lainnya di lapangan.
"Kejadian pemukulan yang viral terhadap petugas pemakaman ini, menjadi keprihatinan kita semua. Ini harus menjadi bahan evaluasi terhadap penanganan korban meninggal karena covid," demikian Wiyanto.
Baca juga: Tim tugas COVID Palangka Raya dipukul warga hingga pingsan saat bertugas
Informasinya Petugas pemulasaraan dari MDMC Kota Palangka Raya dipukul keluarga suspect COVID-19 yang meninggal dunia, dan akan dimakamkan di TPU Islam kilometer 12 Jalan Tjilik Riwut kota setempat.
Terpisah, Ketua MDMC Kota Palangka Raya, Aprie Husin Rahu saat dijumpai di Mapolresta Palangka Raya, Selasa sore, mengatakan kejadian bermula saat pihaknya yang menjadi bagian dari Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Palangka Raya selesai memasukkan peti jenazah keliang lahat dan mulai melakukan penimbunan.
"Pada proses pemulasaraan ada 10 anggota MDMC satu pegawai Diskominfo Kota Palangka Raya, petugas pemakaman dan sekitar 30 anggota keluarga almarhum. Saat peti berisi jenazah dimasukkan dan liang lahat mulai ditimbun petugas, ada oknum anggota keluarga yang menyatakan tidak terima keluarganya dimakamkan secara protokol COVID-19," kata dia.
Baca juga: Gugus Tugas dibubarkan diganti Satgas COVID-19
Baca juga: Target penyelesaian uji klinis vaksin corona
Baca juga: Bio Farma harap vaksin Covid Sinovac diproduksi kuartal I 2021
Kasus pemukulan tersebut harapannya tidak terulang kembali dan harus menjadi pelajaran sekaligus evaluasi terhadap penanganan COVID-19 di provinsi ini, kata Wiyatni di Palangka Raya, Selasa.
"Kami dari lembaga DPRD dan saya secara pribadi menyesalkan terjadinya pemukulan tersebut. Saya berharap aparat segera merespon kejadian tersebut dengan melakukan proses sebaik-baiknya," ucapnya.
Meski mensesalkan pemukulan tersebut, Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan V meliputi Kapuas dan Pulang Pisau ini juga mengingatkan sekaligus meminta pihak rumah sakit agar transparan terkait pasie covid-19 yang meninggal dunia.
Dia mengatakan langkah yang dapat dilakukan pihak rumah sakit dengan menunjukan hasil swab kepada pasien dan keluarganya. Hal itu juga sebagai upaya menghindari adanya perselisihan antara pihak rumah sakit dan pasien beserta keluarganya.
"Kita meminta agar pihak rumah sakit segera mengeluarkan hasil swab. Ini agar tidak terjadi silang pendapat apakah korban meninggal karena covid atau karena penyakit lain," ujarnya.
Sebagai upaya menjaga keamanan petugas pemakaman pasien COVID-19 yang meninggal, Ketua DPRD Kalteng itupun menyarankan agar agar dalam proses pemakaman, petugas pemakaman didampingi aparat kepolisian. Itu sebagai upaya mencegah kasus pemukulan atau insiden lainnya di lapangan.
"Kejadian pemukulan yang viral terhadap petugas pemakaman ini, menjadi keprihatinan kita semua. Ini harus menjadi bahan evaluasi terhadap penanganan korban meninggal karena covid," demikian Wiyanto.
Baca juga: Tim tugas COVID Palangka Raya dipukul warga hingga pingsan saat bertugas
Informasinya Petugas pemulasaraan dari MDMC Kota Palangka Raya dipukul keluarga suspect COVID-19 yang meninggal dunia, dan akan dimakamkan di TPU Islam kilometer 12 Jalan Tjilik Riwut kota setempat.
Terpisah, Ketua MDMC Kota Palangka Raya, Aprie Husin Rahu saat dijumpai di Mapolresta Palangka Raya, Selasa sore, mengatakan kejadian bermula saat pihaknya yang menjadi bagian dari Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Palangka Raya selesai memasukkan peti jenazah keliang lahat dan mulai melakukan penimbunan.
"Pada proses pemulasaraan ada 10 anggota MDMC satu pegawai Diskominfo Kota Palangka Raya, petugas pemakaman dan sekitar 30 anggota keluarga almarhum. Saat peti berisi jenazah dimasukkan dan liang lahat mulai ditimbun petugas, ada oknum anggota keluarga yang menyatakan tidak terima keluarganya dimakamkan secara protokol COVID-19," kata dia.
Baca juga: Gugus Tugas dibubarkan diganti Satgas COVID-19
Baca juga: Target penyelesaian uji klinis vaksin corona
Baca juga: Bio Farma harap vaksin Covid Sinovac diproduksi kuartal I 2021