Palangka Raya (ANTARA) - Direktur Utama Bank Kalteng Yayah Diasmono menyatakan bahwa dana untuk pembangunan gedung setinggi 17 lantai, berasal dari pinjaman beberapa Bank Daerah yang ada di Pulau Kalimantan dengan tenggat waktu pembayaran sekitar 7 sampai 10 tahun.
"Kalau rincian pasti besaran anggaran yang dibutuhkan untuk membangun gedung tersebut belum saya terima dari kontraktornya. Tapi yang pasti tidak terlalu besar dan tidak membebani APBD sama sekali," kata Yayah di Palangka Raya, kemarin.
Dia pun memastikan bahwa pembangunan gedung setinggi 17 lantai tersebut dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang telah terbukti dan teruji memiliki pengalaman dalam membangun gedung bertingkat tinggi.
Yayah mengatakan untuk pemilihan lokasi di sekitar bundaran Besar serta setinggi 17 lantai, berdasarkan berbagai makna dan pertimbangan. Mulai dari Bundaran Besar sebagai titik nol sekaligus pusat dari Kota Palangka Raya, menjadikan ikon dan pusat bisnis di Kalteng.
"Alasan 17 lantai karena penghormatan sebagai hari Kemerdekaan Republik Indonesia yakni 17 Agustus 1945. Dan, groundbreaking pun rencananya dilaksanakan Agustus 2020. Semoga tidak ada kendala," beber dia.
Dirut Bank Kalteng itu mengatakan gedung tersebut pun nantinya menjadi pusat perkantoran seluruh perusahaan besar swasta (PBS) yang ada di provinsi ini, pusat perbelanjaan, hotel, serta lainnya.
"Sampai sekarang ini kan kantor pusat PBS yang ada di Kalteng kebanyakan berada di Jakarta. Semoga dengan adanya gedung setinggi 17 lantai tersebut membuat PBS memindahkan kantornya ke Kalteng," kata Yayah.
Baca juga: Tahun 2022 pembangunan gedung Bank Kalteng setinggi 17 lantai selesai
Sebelumnya, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran memastikan bahwa rencana pembangunan gedung Bank Kalteng setinggi 17 lantai yang ditargetkan selesai akhir tahun 2022, sama sekali tidak menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi maupun kabupaten/kota selaku pemegang saham.
Dia mengatakan Pemerintah Provinsi hanya menyediakan lahan yang menjadi lokasi pembangunan gedung setinggi 17 lantai tersebut dan untuk pendanaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari Bank Kalteng.
"Seluruh fraksi pendukung DPRD Kalteng pun sudah setuju dengan penyediaan lahan untuk pembangunan gedung Bank Kalteng. Jadi, di tahun 2022 akhir sudah ada lah wajah baru di sekitar Bundaran Besar Kota Palangka Raya," kata Sugianto.
Baca juga: DPRD Kalteng setuju pembangunan kantor Bank Kalteng 17 lantai
Baca juga: Gubernur instruksikan DKP Kalteng optimalkan bantuan nelayan
"Kalau rincian pasti besaran anggaran yang dibutuhkan untuk membangun gedung tersebut belum saya terima dari kontraktornya. Tapi yang pasti tidak terlalu besar dan tidak membebani APBD sama sekali," kata Yayah di Palangka Raya, kemarin.
Dia pun memastikan bahwa pembangunan gedung setinggi 17 lantai tersebut dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang telah terbukti dan teruji memiliki pengalaman dalam membangun gedung bertingkat tinggi.
Yayah mengatakan untuk pemilihan lokasi di sekitar bundaran Besar serta setinggi 17 lantai, berdasarkan berbagai makna dan pertimbangan. Mulai dari Bundaran Besar sebagai titik nol sekaligus pusat dari Kota Palangka Raya, menjadikan ikon dan pusat bisnis di Kalteng.
"Alasan 17 lantai karena penghormatan sebagai hari Kemerdekaan Republik Indonesia yakni 17 Agustus 1945. Dan, groundbreaking pun rencananya dilaksanakan Agustus 2020. Semoga tidak ada kendala," beber dia.
Dirut Bank Kalteng itu mengatakan gedung tersebut pun nantinya menjadi pusat perkantoran seluruh perusahaan besar swasta (PBS) yang ada di provinsi ini, pusat perbelanjaan, hotel, serta lainnya.
"Sampai sekarang ini kan kantor pusat PBS yang ada di Kalteng kebanyakan berada di Jakarta. Semoga dengan adanya gedung setinggi 17 lantai tersebut membuat PBS memindahkan kantornya ke Kalteng," kata Yayah.
Baca juga: Tahun 2022 pembangunan gedung Bank Kalteng setinggi 17 lantai selesai
Sebelumnya, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran memastikan bahwa rencana pembangunan gedung Bank Kalteng setinggi 17 lantai yang ditargetkan selesai akhir tahun 2022, sama sekali tidak menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi maupun kabupaten/kota selaku pemegang saham.
Dia mengatakan Pemerintah Provinsi hanya menyediakan lahan yang menjadi lokasi pembangunan gedung setinggi 17 lantai tersebut dan untuk pendanaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari Bank Kalteng.
"Seluruh fraksi pendukung DPRD Kalteng pun sudah setuju dengan penyediaan lahan untuk pembangunan gedung Bank Kalteng. Jadi, di tahun 2022 akhir sudah ada lah wajah baru di sekitar Bundaran Besar Kota Palangka Raya," kata Sugianto.
Baca juga: DPRD Kalteng setuju pembangunan kantor Bank Kalteng 17 lantai
Baca juga: Gubernur instruksikan DKP Kalteng optimalkan bantuan nelayan