Kuala Kapuas (ANTARA) - Sebuah kapal angkut jenis Landing Craft Tank (LCT) yang bermuatan alat berat berupa ekskavator terbalik di Sungai Mentangai Desa Mantangai Tengah Kecamatan Mantangai Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Selasa (11/8).
"Kejadian sekitar pukul 03.00 WIB, LCT dengan nomor lambung 18.2004 yang dinakhodai Herminto dengan muatan alat berat ekskavator terbalik," kata Kapolsek Mentangai Iptu Catur Winarno, di Kuala Kapuas, Selasa.
Menurut Catur, insiden ini terjadi akibat LCT dengan muatan alat berat ekskavator mengakut dari perusahaan PT KLM Desa Mentangai Hulu dan akan dibawa menuju ke perusahaan PT Graha Inti Jaya (GIJ) di Desa Manusup Hulu Kecamatan Mantangai, menabrak
sebuah jembatan ulin penyeberangan di sungai Desa Mantangai Tengah.
Nahas terjadi saat posisi kapal sudah dekat jembatan penghubung antara Desa Mentangai Tengah dan Desa Mentangai Hulu. Saat melewati jembatan tersebut, tongkat ekskavator yang berada di atas LCT tersangkut ke tiang jembatan dan patah.
Kapal LCT tersebut berhenti karena LCT mulai miring dan rawan terbalik. Nakhoda berinisiatif mengisi air dengan harapan posisi kapal tersebut kembali seimbang. Namun saat akan dimundurkan, ternyata kapal LCT tersebut langsung oleng dan terbalik.
Semua kru kapal berusaha menyelamatkan diri. Mereka tidak mengira kapal bermuatan ekskavator itu akhirnya terbalik karena tidak mampu mempertahankan keseimbangan.
Setelah mendapat laporan tersebut, petugas langsung ke tempat kejadian perkara. Polisi memasang garis pembatas di tempat kejadian untuk kepentingan pemeriksaan lebih lanjut.
"Untuk korban jiwa tidak ada. Ada korban luka satu orang atas nama Zainal Fahmi (45) yang merupakan anak buah kapal. Tim mengamankan satu buah LCT nomor lambung 18.2004, warna biru langit, panjang 22 meter, lebar 4,15 meter, GT 18 milik PT. GIJ dan satu buah ekskavator merek Comatshu pc 200," katanya.
Pihaknya sudah mendatangi lokasi kejadian untuk mendata saksi-saksi, menolong korban, membawa korban ke puskesmas setempat. Pihaknya juga melakukan penyelidikan awal, namun untuk penanganan lebih lanjut diserahkan kepada Satuan Polisi Air Polres Kapuas.
Baca juga: Penjual bendera di Kapuas keluhkan sepinya pembeli
Baca juga: Seorang buruh di Kapuas cabuli anak tirinya hingga hamil 8 bulan
Baca juga: Selama pandemi, kasus perceraian di Kapuas meningkat tajam
"Kejadian sekitar pukul 03.00 WIB, LCT dengan nomor lambung 18.2004 yang dinakhodai Herminto dengan muatan alat berat ekskavator terbalik," kata Kapolsek Mentangai Iptu Catur Winarno, di Kuala Kapuas, Selasa.
Menurut Catur, insiden ini terjadi akibat LCT dengan muatan alat berat ekskavator mengakut dari perusahaan PT KLM Desa Mentangai Hulu dan akan dibawa menuju ke perusahaan PT Graha Inti Jaya (GIJ) di Desa Manusup Hulu Kecamatan Mantangai, menabrak
sebuah jembatan ulin penyeberangan di sungai Desa Mantangai Tengah.
Nahas terjadi saat posisi kapal sudah dekat jembatan penghubung antara Desa Mentangai Tengah dan Desa Mentangai Hulu. Saat melewati jembatan tersebut, tongkat ekskavator yang berada di atas LCT tersangkut ke tiang jembatan dan patah.
Kapal LCT tersebut berhenti karena LCT mulai miring dan rawan terbalik. Nakhoda berinisiatif mengisi air dengan harapan posisi kapal tersebut kembali seimbang. Namun saat akan dimundurkan, ternyata kapal LCT tersebut langsung oleng dan terbalik.
Semua kru kapal berusaha menyelamatkan diri. Mereka tidak mengira kapal bermuatan ekskavator itu akhirnya terbalik karena tidak mampu mempertahankan keseimbangan.
Setelah mendapat laporan tersebut, petugas langsung ke tempat kejadian perkara. Polisi memasang garis pembatas di tempat kejadian untuk kepentingan pemeriksaan lebih lanjut.
"Untuk korban jiwa tidak ada. Ada korban luka satu orang atas nama Zainal Fahmi (45) yang merupakan anak buah kapal. Tim mengamankan satu buah LCT nomor lambung 18.2004, warna biru langit, panjang 22 meter, lebar 4,15 meter, GT 18 milik PT. GIJ dan satu buah ekskavator merek Comatshu pc 200," katanya.
Pihaknya sudah mendatangi lokasi kejadian untuk mendata saksi-saksi, menolong korban, membawa korban ke puskesmas setempat. Pihaknya juga melakukan penyelidikan awal, namun untuk penanganan lebih lanjut diserahkan kepada Satuan Polisi Air Polres Kapuas.
Baca juga: Penjual bendera di Kapuas keluhkan sepinya pembeli
Baca juga: Seorang buruh di Kapuas cabuli anak tirinya hingga hamil 8 bulan
Baca juga: Selama pandemi, kasus perceraian di Kapuas meningkat tajam