Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan inisiasi menyusui dini dan pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif dapat mencegah pertumbuhan anak kerdil atau stunting.
"Inisiasi menyusui dini dan ASI eksklusif 1,5 kali hingga 1,9 kali mencegah stunting. ASI eksklusif juga merupakan KB alami," kata Hasto dalam diskusi daring yang diikuti melalui akun Youtube Kemen PPPA dari Jakarta, Rabu.
Hasto mengatakan pemberian ASI eksklusif dapat mendorong penjarakan kehamilan. ASI eksklusif dan penjarakan kehamilan juga berpengaruh baik terhadap risiko autisme pada anak.
Pada masa pandemi COVID-19, pemberian ASI pada bayi dan penjarakan kehamilan juga merupakan suatu hal yang penting.
Baca juga: Menyusui dengan ASI bisa selamatkan bumi, kata Kemenkes
Selain pemberian ASI eksklusif, pertumbuhan kerdil atau stunting juga dapat dilakukan dengan mencegah perkawinan anak. Menurut Hasto, agar bayi yang lahir sehat, perkawinan anak harus dicegah.
"Terdapat banyak risiko kehamilan dan persalinan pada usia muda, misalnya pendarahan. Anak perempuan yang hamil juga berisiko stunting karena tulang berhenti tumbuh saat hamil," tuturnya.
Menurut Jurnal Ibu dan Anak pada 2019, balita yang tidak diberikan ASI eksklusif sejak lahir memiliki risiko stunting 4,8 kali dibandingkan yang diberikan ASI eksklusif sejak lahir.
Sedangkan menurut International Breastfeeding Journal pada 2016, memberikan ASI secara langsung merupakan terapi mental bagi ibu dan anak yang memperkuat ikatan emosional antara keduanya.
Baca juga: Amankah ibu menyusui konsumsi obat depresi?
Baca juga: Bangun kekebalan tubuh anak setelah enam bulan dengan MPASI
Baca juga: Ini manfaat makanan pendamping ASI organik untuk anak
"Inisiasi menyusui dini dan ASI eksklusif 1,5 kali hingga 1,9 kali mencegah stunting. ASI eksklusif juga merupakan KB alami," kata Hasto dalam diskusi daring yang diikuti melalui akun Youtube Kemen PPPA dari Jakarta, Rabu.
Hasto mengatakan pemberian ASI eksklusif dapat mendorong penjarakan kehamilan. ASI eksklusif dan penjarakan kehamilan juga berpengaruh baik terhadap risiko autisme pada anak.
Pada masa pandemi COVID-19, pemberian ASI pada bayi dan penjarakan kehamilan juga merupakan suatu hal yang penting.
Baca juga: Menyusui dengan ASI bisa selamatkan bumi, kata Kemenkes
Selain pemberian ASI eksklusif, pertumbuhan kerdil atau stunting juga dapat dilakukan dengan mencegah perkawinan anak. Menurut Hasto, agar bayi yang lahir sehat, perkawinan anak harus dicegah.
"Terdapat banyak risiko kehamilan dan persalinan pada usia muda, misalnya pendarahan. Anak perempuan yang hamil juga berisiko stunting karena tulang berhenti tumbuh saat hamil," tuturnya.
Menurut Jurnal Ibu dan Anak pada 2019, balita yang tidak diberikan ASI eksklusif sejak lahir memiliki risiko stunting 4,8 kali dibandingkan yang diberikan ASI eksklusif sejak lahir.
Sedangkan menurut International Breastfeeding Journal pada 2016, memberikan ASI secara langsung merupakan terapi mental bagi ibu dan anak yang memperkuat ikatan emosional antara keduanya.
Baca juga: Amankah ibu menyusui konsumsi obat depresi?
Baca juga: Bangun kekebalan tubuh anak setelah enam bulan dengan MPASI
Baca juga: Ini manfaat makanan pendamping ASI organik untuk anak