Sampit (ANTARA) - Wisata susur Sungai Mentaya semakin diminati wisatawan lokal maupun luar daerah yang berkunjung ke Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah.
"Tadi malam saya ke ikon Jelawat dan pagi tadi menikmati wisata susur sungai. Wisatanya asik. Lumayan buat santai sejenak," kata Marjuki di Sampit, Minggu.
Marjuki merupakan pegawai sebuah instansi di Palangka Raya. Dia berada di Sampit untuk keperluan pekerjaannya. Di sela tugasnya dan sebelum pulang, dia menyempatkan menikmati wisata susur sungai.
Pria asal Banjarmasin Kalimantan Selatan yang kini bertugas di Palangka Raya itu mengaku sudah mendengar informasi objek wisata di pusat Kota Sampit yaitu ikon Jelawat dan susur sungai. Untuk itulah ketika ada tugas ke Sampit, dia menyempatkan untuk menikmati wisata tersebut.
Dia mengaku sangat menikmati wisata susur Sungai Mentaya meski hanya sebentar. Menurutnya, ini merupakan wisata menarik dan bagus untuk terus dikembangkan sehingga bisa meningkatkan sektor pariwisata daerah, sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat.
Dia sependapat jika pemerintah daerah mengembangkan wisata susur sungai dengan mendukung masyarakat untuk meningkatkan sarana, seperti memperindah kelotok yang digunakan, serta melengkapi peralatan keselamatan sebagai antisipasi terjadinya hal tidak diinginkan.
"Di tempat saya di Banjarmasin juga wisata susur sungai diminati masyarakat. Tapi di sini yang saya suka itu adalah kreativitas para pemilik kelotok yang menghias kelotoknya menjadi indah dan menarik sehingga kita yang naik pun menjadi senang. Apalagi sekarang ini kan tren berfoto-foto, tentu ini sangat disukai wisatawan," ujar Marjuki.
Baca juga: Tradisi bubur Asyura selalu dinanti warga
Tidak hanya wisatawan luar daerah, warga lokal pun semakin meminati wisata susur sungai. Terlebih saat akhir pekan, jumlah warga yang menikmati wisata susur sungai lebih banyak.
"Saya sudah beberapa kali wisata susur sungai ini, tapi tetap saja saya suka. Makanya, pas ada yang mengajak wisata susur sungai lagi, saya langsung ikut," kata Aulia, warga Sampit.
Perjalanan wisata susur sungai memakan waktu antara 30 hingga 60 menit, tergantung rute yang dilalui. Untuk menikmati wisata yang lagi tren ini, wisatawan harus membayar Rp150.000 untuk carter kelotok. Namun ada pula tarif lebih murah dengan kesepakatan rute yang ditempuh tidak terlalu jauh.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur Fajrurrahman mengatakan, pariwisata diharapkan bisa menjadi salah satu sektor yang dapat membantu mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
"Tapi kami tidak henti-hentinya mengimbau pengelola wisata dan pengunjung untuk selalu menjalankan protokol kesehatan mencegah penularan COVID-19 karena saat ini pandemi COVID-19 belum berakhir. Ini penting supaya kita bisa melakukan kegiatan ekonomi, tapi tetap terhindari dari penularan COVID-19," demikian Fajrurrahman.
Baca juga: Pemkab Kotim diminta fokus membantu peternak lokal
Baca juga: Suhu politik meningkat, masyarakat Kotim jangan terpecah belah
"Tadi malam saya ke ikon Jelawat dan pagi tadi menikmati wisata susur sungai. Wisatanya asik. Lumayan buat santai sejenak," kata Marjuki di Sampit, Minggu.
Marjuki merupakan pegawai sebuah instansi di Palangka Raya. Dia berada di Sampit untuk keperluan pekerjaannya. Di sela tugasnya dan sebelum pulang, dia menyempatkan menikmati wisata susur sungai.
Pria asal Banjarmasin Kalimantan Selatan yang kini bertugas di Palangka Raya itu mengaku sudah mendengar informasi objek wisata di pusat Kota Sampit yaitu ikon Jelawat dan susur sungai. Untuk itulah ketika ada tugas ke Sampit, dia menyempatkan untuk menikmati wisata tersebut.
Dia mengaku sangat menikmati wisata susur Sungai Mentaya meski hanya sebentar. Menurutnya, ini merupakan wisata menarik dan bagus untuk terus dikembangkan sehingga bisa meningkatkan sektor pariwisata daerah, sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat.
Dia sependapat jika pemerintah daerah mengembangkan wisata susur sungai dengan mendukung masyarakat untuk meningkatkan sarana, seperti memperindah kelotok yang digunakan, serta melengkapi peralatan keselamatan sebagai antisipasi terjadinya hal tidak diinginkan.
"Di tempat saya di Banjarmasin juga wisata susur sungai diminati masyarakat. Tapi di sini yang saya suka itu adalah kreativitas para pemilik kelotok yang menghias kelotoknya menjadi indah dan menarik sehingga kita yang naik pun menjadi senang. Apalagi sekarang ini kan tren berfoto-foto, tentu ini sangat disukai wisatawan," ujar Marjuki.
Baca juga: Tradisi bubur Asyura selalu dinanti warga
Tidak hanya wisatawan luar daerah, warga lokal pun semakin meminati wisata susur sungai. Terlebih saat akhir pekan, jumlah warga yang menikmati wisata susur sungai lebih banyak.
"Saya sudah beberapa kali wisata susur sungai ini, tapi tetap saja saya suka. Makanya, pas ada yang mengajak wisata susur sungai lagi, saya langsung ikut," kata Aulia, warga Sampit.
Perjalanan wisata susur sungai memakan waktu antara 30 hingga 60 menit, tergantung rute yang dilalui. Untuk menikmati wisata yang lagi tren ini, wisatawan harus membayar Rp150.000 untuk carter kelotok. Namun ada pula tarif lebih murah dengan kesepakatan rute yang ditempuh tidak terlalu jauh.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur Fajrurrahman mengatakan, pariwisata diharapkan bisa menjadi salah satu sektor yang dapat membantu mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
"Tapi kami tidak henti-hentinya mengimbau pengelola wisata dan pengunjung untuk selalu menjalankan protokol kesehatan mencegah penularan COVID-19 karena saat ini pandemi COVID-19 belum berakhir. Ini penting supaya kita bisa melakukan kegiatan ekonomi, tapi tetap terhindari dari penularan COVID-19," demikian Fajrurrahman.
Baca juga: Pemkab Kotim diminta fokus membantu peternak lokal
Baca juga: Suhu politik meningkat, masyarakat Kotim jangan terpecah belah