Jakarta (ANTARA) - Pembukaan film "Mulan" pada akhir pekan di China menghasilkan angka yang mengecewakan yakni 23 juta dolar Amerika, jumlah ini disebut jauh dari yang diharapkan, demikian dilansir Variety, Senin.
Meskipun masih menjadi pendapatan kotor tertinggi pada akhir pekan, film itu hanya berada di atas film sejarah lokal "The Eight Hundred" yang meraup 21,7 juta dolar menurut data dari pelacak industri Maoyan.
Para pemain industri mengatakan bahwa Disney mungkin telah memilih untuk bersikap sembrono dan mengesampingkan sisi musik dalam upaya menarik penonton China.
Baca juga: Ini alasan China melarang media liput film 'Mulan'
Ironisnya, pada hari Minggu (13/9), penjualan tiket untuk "The Eight Hundred" buatan China -- film perang patriotik yang juga tanpa humor -- telah melebihi penjualan "Mulan".
Disney ternyata tidak terbantu dengan fakta bahwa otoritas China setempat memberlakukan aturan agar tidak ada liputan media untuk film tersebut demi meredam kemarahan yang berkembang di luar China atas hubungan "Mulan" dengan wilayah barat laut China, Xinjiang.
"Mulan" syuting di daerah Xinjiang pada 2018 di mana terdapat pelanggaran hak bagi etnis muslim Uighur di kamp-kamp interniran. Pada bagian credit title, film ini justru mengucapkan terima kasih pada pemerintah setempat karena terlibat langsung dalam menjalankan kamp-kamp ini.
Menurut Maoyan, film karya sutradara asal Selandia Baru Niki Caro ini menghabiskan biaya produksi hingga 200 juta dolar ini diprediksi hanya mampu menghasilkan 41 juta dolar saja selama penayangan di China atau sekira satu bulan.
Sementara itu, "Tenet" karya Christopher Nolan berada di urutan ketiga dengan hanya menghasilkan 10,2 juta dolar di akhir pekan kedua. Saat ini diperkirakan total yang didapat oleh "Tenet" sekitar 65 juta dolar.
Film komedi romantis lokal "Yes, I Do!" berada di urutan keempat dengan 3,93 juta dolar.
Baca juga: Hasil awal perilisan 'Mulan' membuat Disney 'sangat senang'
Baca juga: Ini alasan gerakan #BoycottMulan mencuat di Hong Kong sampai Thailand
Baca juga: Jet Li bantah sakit keras melalui perannya sebagai kaisar di 'Mulan'
Meskipun masih menjadi pendapatan kotor tertinggi pada akhir pekan, film itu hanya berada di atas film sejarah lokal "The Eight Hundred" yang meraup 21,7 juta dolar menurut data dari pelacak industri Maoyan.
Para pemain industri mengatakan bahwa Disney mungkin telah memilih untuk bersikap sembrono dan mengesampingkan sisi musik dalam upaya menarik penonton China.
Baca juga: Ini alasan China melarang media liput film 'Mulan'
Ironisnya, pada hari Minggu (13/9), penjualan tiket untuk "The Eight Hundred" buatan China -- film perang patriotik yang juga tanpa humor -- telah melebihi penjualan "Mulan".
Disney ternyata tidak terbantu dengan fakta bahwa otoritas China setempat memberlakukan aturan agar tidak ada liputan media untuk film tersebut demi meredam kemarahan yang berkembang di luar China atas hubungan "Mulan" dengan wilayah barat laut China, Xinjiang.
"Mulan" syuting di daerah Xinjiang pada 2018 di mana terdapat pelanggaran hak bagi etnis muslim Uighur di kamp-kamp interniran. Pada bagian credit title, film ini justru mengucapkan terima kasih pada pemerintah setempat karena terlibat langsung dalam menjalankan kamp-kamp ini.
Menurut Maoyan, film karya sutradara asal Selandia Baru Niki Caro ini menghabiskan biaya produksi hingga 200 juta dolar ini diprediksi hanya mampu menghasilkan 41 juta dolar saja selama penayangan di China atau sekira satu bulan.
Sementara itu, "Tenet" karya Christopher Nolan berada di urutan ketiga dengan hanya menghasilkan 10,2 juta dolar di akhir pekan kedua. Saat ini diperkirakan total yang didapat oleh "Tenet" sekitar 65 juta dolar.
Film komedi romantis lokal "Yes, I Do!" berada di urutan keempat dengan 3,93 juta dolar.
Baca juga: Hasil awal perilisan 'Mulan' membuat Disney 'sangat senang'
Baca juga: Ini alasan gerakan #BoycottMulan mencuat di Hong Kong sampai Thailand
Baca juga: Jet Li bantah sakit keras melalui perannya sebagai kaisar di 'Mulan'