Kuala Kurun (ANTARA) - Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Muliadi menyatakan bahwa hasil pendataan pihaknya ada sekitar 1.000 lebih rumah di wilayah setempat terendam banjir.
"1.000 lebih rumah yang terendam banjir itu tersebar di beberapa desa/kelurahan di sembilan kecamatan," ucap Muliadi saat memberi keterangan kepada awak media di Kuala Kurun, Selasa.
Adapun sembilan kecamatan tersebut adalah Damang Batu, Miri Manasa, Kahayan Hulu Utara, Tewah, Kurun, Rungan Hulu, Rungan, Mihing Raya, dan Sepang. Sedangkan untuk kecamatan lain seperti Rungan Barat, Manuhing, dan Manuhing Raya tidak ada informasi terjadi banjir.
Banjir terjadi sejak 13 September 2020 di Damang Batu, Miri Manasa, dan Kahayan Hulu Utara. Pada14 September 2020 banjir terjadi di wilayah Tewah, Kurun, Rungan Hulu, dan Rungan. Berlanjut ke Mihing Raya dan Sepang yang informasi lebih rinci dari petugas siaga tingkat desa/kelurahan dan kecamatan masih ditunggu.
Beberapa hari sebelum terjadi banjir, hujan dengan intensitas tinggi terjadi di daerah hulu sungai Kahayan dan Miri, serta Rungan. Hal itu yang menyebabkan air sungai Kahayan dan Miri, serta Rungan meluap, dan mengakibatkan sejumlah rumah yang berada di bantaran sungai terkena banjir.
Untuk ketinggian air, ujar dia, antara satu titik dan titik lainnya bervariasi, tergantung lokasi serta tinggi rendahnya perumahan penduduk. Rumah yang berada di bantaran sungai yang paling terdampak banjir.
Saat ini petugas siaga desa/kelurahan dan kecamatan sedang mengumpulkan data terkait banjir, seperti jumlah rumah yang terendam banjir, kerugian material, dan lain sebagainya. Tidak menutup kemungkinan jumlah rumah yang terendam banjir akan bertambah.
"Petugas sedang mengumpulkan data. Mereka kesulitan menyampaikan data karena terkendala sinyal komunikasi. Namun mereka akan mencari lokasi yang tersedia sinyal komunikasi agar dapat segera menyampaikan laporan," bebernya.
Hingga 15 September 2020, ada tiga desa yang telah menyampaikan data secara lengkap terkait banjir, yakni Petak Bahandang Kecamatan Kurun, Tumbang Maraya Kecamatan Damang Batu, dan Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu.
Baca juga: Legislator Gumas nilai izin PBS dan IPK perlu ditinjau ulang
Pihaknya juga tidak menerima adanya laporan korban jiwa, begitu juga dengan adanya ternak warga yang menjadi korban banjir. Namun untuk kepastiannya BPBD Gumas masih menunggu laporan lebih rinci dari petugas desa/kelurahan dan kecamatan.
Setelah seluruh data dari petugas tingkat desa/kelurahan dan kecamatan terkumpul nantinya BPBD Gumas akan menyampaikan data tersebut kepada pihak terkait, khususnya kepada Dinas Sosial Gumas.
Lebih lanjut, banjir yang terjadi saat ini di luar perkiraan BPBD Gumas, karena awalnya diperkirakan selama September 2020 di kabupaten tersebut rawan terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan.
"Awalnya pada bulan ini kita fokus ke karhutla sedangkan musim hujan diperkirakan terjadi pada Desember 2020. Namun ternyata hujan masih terjadi dan mengakibatkan banjir, ini di luar prediksi," demikian Muliadi.
Baca juga: Bawaslu Gumas dan panwascam jalani tes cepat COVID-19 guna cegah kluster baru
Baca juga: Pemkab Gumas komitmen tingkatkan layanan kesehatan peserta JKN-KIS
Baca juga: Masyarakat Gumas diajak manfaatkan pekarangan untuk bercocok tanam pangan lokal
"1.000 lebih rumah yang terendam banjir itu tersebar di beberapa desa/kelurahan di sembilan kecamatan," ucap Muliadi saat memberi keterangan kepada awak media di Kuala Kurun, Selasa.
Adapun sembilan kecamatan tersebut adalah Damang Batu, Miri Manasa, Kahayan Hulu Utara, Tewah, Kurun, Rungan Hulu, Rungan, Mihing Raya, dan Sepang. Sedangkan untuk kecamatan lain seperti Rungan Barat, Manuhing, dan Manuhing Raya tidak ada informasi terjadi banjir.
Banjir terjadi sejak 13 September 2020 di Damang Batu, Miri Manasa, dan Kahayan Hulu Utara. Pada14 September 2020 banjir terjadi di wilayah Tewah, Kurun, Rungan Hulu, dan Rungan. Berlanjut ke Mihing Raya dan Sepang yang informasi lebih rinci dari petugas siaga tingkat desa/kelurahan dan kecamatan masih ditunggu.
Beberapa hari sebelum terjadi banjir, hujan dengan intensitas tinggi terjadi di daerah hulu sungai Kahayan dan Miri, serta Rungan. Hal itu yang menyebabkan air sungai Kahayan dan Miri, serta Rungan meluap, dan mengakibatkan sejumlah rumah yang berada di bantaran sungai terkena banjir.
Untuk ketinggian air, ujar dia, antara satu titik dan titik lainnya bervariasi, tergantung lokasi serta tinggi rendahnya perumahan penduduk. Rumah yang berada di bantaran sungai yang paling terdampak banjir.
Saat ini petugas siaga desa/kelurahan dan kecamatan sedang mengumpulkan data terkait banjir, seperti jumlah rumah yang terendam banjir, kerugian material, dan lain sebagainya. Tidak menutup kemungkinan jumlah rumah yang terendam banjir akan bertambah.
"Petugas sedang mengumpulkan data. Mereka kesulitan menyampaikan data karena terkendala sinyal komunikasi. Namun mereka akan mencari lokasi yang tersedia sinyal komunikasi agar dapat segera menyampaikan laporan," bebernya.
Hingga 15 September 2020, ada tiga desa yang telah menyampaikan data secara lengkap terkait banjir, yakni Petak Bahandang Kecamatan Kurun, Tumbang Maraya Kecamatan Damang Batu, dan Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu.
Baca juga: Legislator Gumas nilai izin PBS dan IPK perlu ditinjau ulang
Pihaknya juga tidak menerima adanya laporan korban jiwa, begitu juga dengan adanya ternak warga yang menjadi korban banjir. Namun untuk kepastiannya BPBD Gumas masih menunggu laporan lebih rinci dari petugas desa/kelurahan dan kecamatan.
Setelah seluruh data dari petugas tingkat desa/kelurahan dan kecamatan terkumpul nantinya BPBD Gumas akan menyampaikan data tersebut kepada pihak terkait, khususnya kepada Dinas Sosial Gumas.
Lebih lanjut, banjir yang terjadi saat ini di luar perkiraan BPBD Gumas, karena awalnya diperkirakan selama September 2020 di kabupaten tersebut rawan terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan.
"Awalnya pada bulan ini kita fokus ke karhutla sedangkan musim hujan diperkirakan terjadi pada Desember 2020. Namun ternyata hujan masih terjadi dan mengakibatkan banjir, ini di luar prediksi," demikian Muliadi.
Baca juga: Bawaslu Gumas dan panwascam jalani tes cepat COVID-19 guna cegah kluster baru
Baca juga: Pemkab Gumas komitmen tingkatkan layanan kesehatan peserta JKN-KIS
Baca juga: Masyarakat Gumas diajak manfaatkan pekarangan untuk bercocok tanam pangan lokal