Kuala Kurun (ANTARA) - Legislator Gunung Mas, Kalimantan Tengah Punding S Merang mengajak masyarakat di kabupaten itu agar memanfaatkan lahan pekarangan untuk bercocok tanam pangan lokal.
“Masyarakat saya ajak untuk memanfaatkan lahan pekarangan yang masih tidur dengan menanam jagung, umbi-umbian, sayur mayur, buah-buahan, dan lainnya,” ucap Punding saat dihubungi dari Kuala Kurun, Minggu.
Politisi Partai Golongan Karya ini menyebut bahwa dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang masih tidur, maka diharapkan masyarakat Gumas dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan terhadap pangan.
Baca juga: Desa di Gumas diminta sampaikan keabsahan dan legalitas BUMDes
Disamping itu, ujar dia, dengan memanfaatkan lahan pekarangan untuk bercocok tanam pangan lokal maka masyarakat juga turut berpartisipasi dalam menjaga ketahanan pangan, khususnya di tengah pandemi COVID-19.
Menurut pria kelahiran Kelurahan Tumbang Rahuyan, Kecamatan Rungan Barat ini, hal itu juga sekaligus untuk mendukung program diversifikasi pangan lokal yang dicanangkan oleh pemerintah pusat.
“Melalui diversifikasi pangan lokal saya harap ketergantungan masyarakat terhadap beras dapat berkurang,” tutur legislator dari daerah pemilihan II yang meliputi Kecamatan Rungan Hulu, Rungan, Rungan Barat, Manuhing, dan Manuhing Raya ini.
Baca juga: KPU tetapkan DPS Gumas di Pilkada Kalteng 2020 sebanyak 79.019 orang
Sebelumnya, Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Gumas Letus Guntur mengatakan program diversifikasi pangan lokal merupakan salah satu upaya untuk mengurangi konsumsi beras yang saat ini terbilang tinggi.
“Bukan kita meniadakan beras sebagai makanan pokok, tapi sesekali kita memakan umbi-umbian, pisang, atau jagung,” ucap Letus yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Transmigrasi, Tenaga Kerja, Koperasi, dan UKM Kabupaten Gumas.
Saat ini, sambung dia, masyarakat di kabupaten bermotto Habangkalan Penyang Karuhei Tatau juga secara mandiri telah memanfaatkan lahan pekarangan mereka untuk bercocok tanam pangan lokal.
“Kesadaran masyarakat semakin terasa saat terjadi pandemi COVID-19, dimana masyarakat secara mandiri memanfaatkan lahan pekarangan dengan menanam berbagai umbi-umbian, jagung, dan lainnya. Jadi ini sejalan dengan program diversifikasi pangan lokal yang dicanangkan pusat,” demikian Letus.
Baca juga: Bupati Gumas: BPHTB online untuk mempermudah masyarakat
Baca juga: PSKS di Gumas diminta gencar sosialisasikan berbagai jenis bansos
Baca juga: Motif lomba desain batik diharap bisa jadi produk unggulan Gumas
“Masyarakat saya ajak untuk memanfaatkan lahan pekarangan yang masih tidur dengan menanam jagung, umbi-umbian, sayur mayur, buah-buahan, dan lainnya,” ucap Punding saat dihubungi dari Kuala Kurun, Minggu.
Politisi Partai Golongan Karya ini menyebut bahwa dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang masih tidur, maka diharapkan masyarakat Gumas dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan terhadap pangan.
Baca juga: Desa di Gumas diminta sampaikan keabsahan dan legalitas BUMDes
Disamping itu, ujar dia, dengan memanfaatkan lahan pekarangan untuk bercocok tanam pangan lokal maka masyarakat juga turut berpartisipasi dalam menjaga ketahanan pangan, khususnya di tengah pandemi COVID-19.
Menurut pria kelahiran Kelurahan Tumbang Rahuyan, Kecamatan Rungan Barat ini, hal itu juga sekaligus untuk mendukung program diversifikasi pangan lokal yang dicanangkan oleh pemerintah pusat.
“Melalui diversifikasi pangan lokal saya harap ketergantungan masyarakat terhadap beras dapat berkurang,” tutur legislator dari daerah pemilihan II yang meliputi Kecamatan Rungan Hulu, Rungan, Rungan Barat, Manuhing, dan Manuhing Raya ini.
Baca juga: KPU tetapkan DPS Gumas di Pilkada Kalteng 2020 sebanyak 79.019 orang
Sebelumnya, Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Gumas Letus Guntur mengatakan program diversifikasi pangan lokal merupakan salah satu upaya untuk mengurangi konsumsi beras yang saat ini terbilang tinggi.
“Bukan kita meniadakan beras sebagai makanan pokok, tapi sesekali kita memakan umbi-umbian, pisang, atau jagung,” ucap Letus yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Transmigrasi, Tenaga Kerja, Koperasi, dan UKM Kabupaten Gumas.
Saat ini, sambung dia, masyarakat di kabupaten bermotto Habangkalan Penyang Karuhei Tatau juga secara mandiri telah memanfaatkan lahan pekarangan mereka untuk bercocok tanam pangan lokal.
“Kesadaran masyarakat semakin terasa saat terjadi pandemi COVID-19, dimana masyarakat secara mandiri memanfaatkan lahan pekarangan dengan menanam berbagai umbi-umbian, jagung, dan lainnya. Jadi ini sejalan dengan program diversifikasi pangan lokal yang dicanangkan pusat,” demikian Letus.
Baca juga: Bupati Gumas: BPHTB online untuk mempermudah masyarakat
Baca juga: PSKS di Gumas diminta gencar sosialisasikan berbagai jenis bansos
Baca juga: Motif lomba desain batik diharap bisa jadi produk unggulan Gumas