Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Ismail, menilai perangkat internet of things (IoT) bisa memberikan solusi untuk menunjang kegiatan jarak jauh selama pandemi virus corona (COVID-19).
Ismail menjelaskan, jika negara sudah mengadopsi teknologi jaringan generasi ke-5 (5G), maka solusi IoT tidak sekadar mempertahankan produktivitas masyarakat, melainkan memperluas solusi teknologi yang ditawarkan oleh IoT.
"IoT akan bisa menciptakan solusi yang lebih masif lagi dengan 5G," kata Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kominfo, Ismail, saat webinar "IoT for Resilience in The Face of Pandemics", Rabu.
IoT pada dasarnya mengandalkan sensor dan konektivitas agar perangkat bisa dikendalikan dari jarak jauh, yang disebut Ismail sangat pas dengan kebutuhan saat ini.
Ismail menekankan pada pentingnya kegiatan yang mendorong kreativitas pengembang IoT, yang sering disebut sebagai "makers", agar Indonesia memiliki solusi berbasis lokal, untuk mengatasi masalah-masalah yang kerap muncul di dalam negeri.
"Bagaimana solusi dari IoT ini untuk mempertahankan produktivitas," tutur Ismail.
"Solusi ini akan bermanfaat jika bisa menyelesaikan masalah khas Indonesia," tambah Ismail.
Kementerian mendorong para makers untuk membuat solusi dan aplikasi lokal agar ketika 5G masuk, Indonesia sudah memiliki ekosistem sendiri, tidak melulu aplikasi asing yang beroperasi di Indonesia.
Dirjen Ismail turut mengingatkan bahwa saat ini transformasi digital sudah berjalan di Indonesia, karena pandemi virus corona mengharuskan masyarakat berkegiatan dari jarak jauh dan meminimalisir kontak fisik dengan orang lain.
"Aktivitas kita sekarang sudah berbeda, tidak mungkin kita kembali 100 persen seperti sebelum pandemi," kata Ismail.
Perpindahan ke ruang digital, dikatakan Ismail, tidak hanya semata seperti berpindah tempat, namun, harus ada pertambahan manfaat ketika beraktivitas di ruang digital.
Ismail menjelaskan, jika negara sudah mengadopsi teknologi jaringan generasi ke-5 (5G), maka solusi IoT tidak sekadar mempertahankan produktivitas masyarakat, melainkan memperluas solusi teknologi yang ditawarkan oleh IoT.
"IoT akan bisa menciptakan solusi yang lebih masif lagi dengan 5G," kata Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kominfo, Ismail, saat webinar "IoT for Resilience in The Face of Pandemics", Rabu.
IoT pada dasarnya mengandalkan sensor dan konektivitas agar perangkat bisa dikendalikan dari jarak jauh, yang disebut Ismail sangat pas dengan kebutuhan saat ini.
Ismail menekankan pada pentingnya kegiatan yang mendorong kreativitas pengembang IoT, yang sering disebut sebagai "makers", agar Indonesia memiliki solusi berbasis lokal, untuk mengatasi masalah-masalah yang kerap muncul di dalam negeri.
"Bagaimana solusi dari IoT ini untuk mempertahankan produktivitas," tutur Ismail.
"Solusi ini akan bermanfaat jika bisa menyelesaikan masalah khas Indonesia," tambah Ismail.
Kementerian mendorong para makers untuk membuat solusi dan aplikasi lokal agar ketika 5G masuk, Indonesia sudah memiliki ekosistem sendiri, tidak melulu aplikasi asing yang beroperasi di Indonesia.
Dirjen Ismail turut mengingatkan bahwa saat ini transformasi digital sudah berjalan di Indonesia, karena pandemi virus corona mengharuskan masyarakat berkegiatan dari jarak jauh dan meminimalisir kontak fisik dengan orang lain.
"Aktivitas kita sekarang sudah berbeda, tidak mungkin kita kembali 100 persen seperti sebelum pandemi," kata Ismail.
Perpindahan ke ruang digital, dikatakan Ismail, tidak hanya semata seperti berpindah tempat, namun, harus ada pertambahan manfaat ketika beraktivitas di ruang digital.