Jakarta (ANTARA) - Model senior yang kini aktif menjadi anggota DPR RI Komisi IX, Arzeti Bilbina Huzaimi mengingatkan adanya bahaya paparan zat kimia bisphenol A (BPA) dalam kemasan botol plastik.
"Sebetulnya ini kita harus aware. Pemerintah yang terlibat di dalam tupoksi untuk bicara mengenai bahan, yang dipakai untuk penunjang. Apa yang ingin kita lakukan adalah proses menjadi lebih baik. Jadi jangan sampai apa yang kita ingin lakukan membuat produk menjadi baik saja. Tapi jadikanlah produk itu menjadi sehat," kata Arzeti dalam siaran pers di Jakarta pada Kamis.
Anggota Komisi IX DPR RI yang mempunyai ruang lingkup tugas salah satunya di bidang kesehatan tersebut mengatakan sebaiknya botol plastik air minum yang mengandung BPA segera ditarik dari peredaran.
"Kepentingannya adalah untuk kesehatan anak-anak," kata ibu tiga anak tersebut.
Baca juga: Berapa lama batas waktu gunakan botol air kemasan sekali pakai?
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa BPA baik dalam bentuk aktif maupun inaktif mampu menembus plasenta. BPA bebas yang telah menembus plasenta dan mencapai fetus, kebanyakan tetap berada dalam bentuk aktif. Sedangkan bila senyawa yang menembus plasenta adalah bentuk inaktif maka senyawa tersebut dapat diubah kembali menjadi BPA bentuk aktif.
Fetus mempunyai kemungkinan tertinggi terpapar BPA melalui plasenta. Di dalam rahim, paparan estrogen pada waktu yang tidak tepat dalam kadar yang melebihi atau kurang dari normal dapat menyebabkan efek merugikan terhadap perkembangan berbagai organ dan sistem, termasuk sistem reproduksi, perkembangan otak, kelenjar susu dan sistem imun.
Pakar plastik dari ITB Profesor Ir Akhmad Zainal Abidin M.Sc, Ph.D mengatakan bahwa plastik sebenarnya bisa menjadi solusi kehidupan modern.
Memproduksi plastik ternyata lebih hemat energi dibanding produksi paper bag atau kemasan berbahan dasar lain. Salah satu plastik yang aman adalah PET (polyethylene terephthalate).
Baca juga: Burger nasgor hingga es krim teh botol hadir di menu MCD
Jenis plastik PET dapat ditemukan pada hampir semua botol plastik. Kecuali pada air kemasan galon yang diisi ulang.
Jika memang harus menggunakan botol plastik untuk kemasan air minum, disarankan menghindari kemasan botol plastik yang memiliki kode daur ulang 3 atau 7, terutama jika digunakan untuk anak-anak.
Sedangkan kemasan minum yang aman untuk digunakan, baik sekali pakai maupun berulang kali adalah yang memiliki kode daur ulang bernomor 2,4 yang terbuat dari polyethylene dan kode daur ulang 5 terbuat dari polypropylene atau pilih kode daur ulang No.1 yang terbuat dari PET.
Selain itu cari kemasan plastik yang mencantumkan label BPA-free.
Selalu pilih kemasan minum yang transparan, bukannya berwarna atau buram (tak tembus cahaya) meskipun terlihat lebih menarik.
Baca juga: Koktail botol bawa suasana pantai untuk bersantai di rumah
Baca juga: Desain botol minum asal Italia dihiasi motif batik
Baca juga: Kini hadir air kemasan dalam botol 100 persen daur ulang
"Sebetulnya ini kita harus aware. Pemerintah yang terlibat di dalam tupoksi untuk bicara mengenai bahan, yang dipakai untuk penunjang. Apa yang ingin kita lakukan adalah proses menjadi lebih baik. Jadi jangan sampai apa yang kita ingin lakukan membuat produk menjadi baik saja. Tapi jadikanlah produk itu menjadi sehat," kata Arzeti dalam siaran pers di Jakarta pada Kamis.
Anggota Komisi IX DPR RI yang mempunyai ruang lingkup tugas salah satunya di bidang kesehatan tersebut mengatakan sebaiknya botol plastik air minum yang mengandung BPA segera ditarik dari peredaran.
"Kepentingannya adalah untuk kesehatan anak-anak," kata ibu tiga anak tersebut.
Baca juga: Berapa lama batas waktu gunakan botol air kemasan sekali pakai?
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa BPA baik dalam bentuk aktif maupun inaktif mampu menembus plasenta. BPA bebas yang telah menembus plasenta dan mencapai fetus, kebanyakan tetap berada dalam bentuk aktif. Sedangkan bila senyawa yang menembus plasenta adalah bentuk inaktif maka senyawa tersebut dapat diubah kembali menjadi BPA bentuk aktif.
Fetus mempunyai kemungkinan tertinggi terpapar BPA melalui plasenta. Di dalam rahim, paparan estrogen pada waktu yang tidak tepat dalam kadar yang melebihi atau kurang dari normal dapat menyebabkan efek merugikan terhadap perkembangan berbagai organ dan sistem, termasuk sistem reproduksi, perkembangan otak, kelenjar susu dan sistem imun.
Pakar plastik dari ITB Profesor Ir Akhmad Zainal Abidin M.Sc, Ph.D mengatakan bahwa plastik sebenarnya bisa menjadi solusi kehidupan modern.
Memproduksi plastik ternyata lebih hemat energi dibanding produksi paper bag atau kemasan berbahan dasar lain. Salah satu plastik yang aman adalah PET (polyethylene terephthalate).
Baca juga: Burger nasgor hingga es krim teh botol hadir di menu MCD
Jenis plastik PET dapat ditemukan pada hampir semua botol plastik. Kecuali pada air kemasan galon yang diisi ulang.
Jika memang harus menggunakan botol plastik untuk kemasan air minum, disarankan menghindari kemasan botol plastik yang memiliki kode daur ulang 3 atau 7, terutama jika digunakan untuk anak-anak.
Sedangkan kemasan minum yang aman untuk digunakan, baik sekali pakai maupun berulang kali adalah yang memiliki kode daur ulang bernomor 2,4 yang terbuat dari polyethylene dan kode daur ulang 5 terbuat dari polypropylene atau pilih kode daur ulang No.1 yang terbuat dari PET.
Selain itu cari kemasan plastik yang mencantumkan label BPA-free.
Selalu pilih kemasan minum yang transparan, bukannya berwarna atau buram (tak tembus cahaya) meskipun terlihat lebih menarik.
Baca juga: Koktail botol bawa suasana pantai untuk bersantai di rumah
Baca juga: Desain botol minum asal Italia dihiasi motif batik
Baca juga: Kini hadir air kemasan dalam botol 100 persen daur ulang