Pariaman (ANTARA) - Tim Penjinak Bom (Jibom) Gegana, Brimob Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat (Sumbar) meledakkan satu unit granat jenis nanas yang ditemukan oleh warga setempat ketika sedang menggali pondasi pembangunan rumah.
"Granat tersebut ditemukan oleh warga di Kecamatan Pariaman Selatan sekitar pukul 17.00 WIB kemarin," kata Kapolres Kota Pariaman AKBP Deny Rendra Laksmana usai peladakkan granat tersebut di Pariaman, Sabtu.
Setelah menemukan granat tersebut warga melaporkan penemuannya kepada anggota polisi setempat sehingga pihaknya langsung mendatangi lokasi guna melakukan pengamanan.
Menurut pihaknya granat tersebut diduga sisa masa perang dunia atau ketika perlawanan pada perang Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia atau PRRI sehingga potensi keberadaannya di daerah hingga saat ini masih ada.
"Kemungkinan masih ada karena Pariaman merupakan tempat perlawanan terhadap Belanda," katanya.
Oleh karena itu ia mengimbau warga untuk tetap berhati-hati dan meminta segera melapor jika ditemukan granat atau semacamnya kepada kepolisian setempat.
Ia menyampaikan meskipun kondisi granat tersebut telah berkarat namun pihak polisi mengambil langkah pengamanan dengan meledakkannya agar tidak ada korban yang ditimbulkan.
Sementara itu Panit Jibom Detasemen Gegana Satbrimob Polda Sumbar Ipda Riska Efki menyebutkan setidaknya dalam tahun ini ada sekitar 10 granat atau sejenisnya diledakkan oleh tim tersebut..
"Untuk peledak militer langsung kami disposal (pembuangan atau pemusnahan) di tempat," ujarnya.
Granat yang disposal di Pariaman dilakukan di lapangan dengan cara dikubur ke dalam tanah yang sebelum pelaksanaannya dilaksanakan pengamanan agar tidak ada warga di lokasi tersebut.
"Granat tersebut ditemukan oleh warga di Kecamatan Pariaman Selatan sekitar pukul 17.00 WIB kemarin," kata Kapolres Kota Pariaman AKBP Deny Rendra Laksmana usai peladakkan granat tersebut di Pariaman, Sabtu.
Setelah menemukan granat tersebut warga melaporkan penemuannya kepada anggota polisi setempat sehingga pihaknya langsung mendatangi lokasi guna melakukan pengamanan.
Menurut pihaknya granat tersebut diduga sisa masa perang dunia atau ketika perlawanan pada perang Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia atau PRRI sehingga potensi keberadaannya di daerah hingga saat ini masih ada.
"Kemungkinan masih ada karena Pariaman merupakan tempat perlawanan terhadap Belanda," katanya.
Oleh karena itu ia mengimbau warga untuk tetap berhati-hati dan meminta segera melapor jika ditemukan granat atau semacamnya kepada kepolisian setempat.
Ia menyampaikan meskipun kondisi granat tersebut telah berkarat namun pihak polisi mengambil langkah pengamanan dengan meledakkannya agar tidak ada korban yang ditimbulkan.
Sementara itu Panit Jibom Detasemen Gegana Satbrimob Polda Sumbar Ipda Riska Efki menyebutkan setidaknya dalam tahun ini ada sekitar 10 granat atau sejenisnya diledakkan oleh tim tersebut..
"Untuk peledak militer langsung kami disposal (pembuangan atau pemusnahan) di tempat," ujarnya.
Granat yang disposal di Pariaman dilakukan di lapangan dengan cara dikubur ke dalam tanah yang sebelum pelaksanaannya dilaksanakan pengamanan agar tidak ada warga di lokasi tersebut.