Palangka Raya (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah (UM) Palangkaraya meluluskan sebanyak 600 mahasiswa dari berbagai jenjang pendidikan yang seluruhnya diwisuda secara tatap muka.
"Pelaksanaan wisuda tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya karena negara kita dilanda pandemi COVID-19," kata Rektor UM Palangkaraya Dr Sonedi di Palangka Raya, Sabtu.
Pelaksanaan wisuda tahun ini dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat yang ditetapkan pemerintah.
Dia mengatakan dari 600 lulusan tersebut sebanyak 145 mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat dengan pujian atau cumlaude. Selanjutnya dari mahasiswa cumlaude itu ditentukan tujuh mahasiswa lulusan terbaik.
Sonedi mengatakan, persaingan dalam dunia kerja di satu sisi semakin sulit dengan datangnya era industri 4.0. Pada kondisi ini keberadaan manusia dalam sejumlah bidang industri dapat tergantikan dengan teknologi berbasis kontrol, robotik, internet atau pun kecerdasan buatan.
"Namun kondisi ini jika dapat dilihat secara jeli, justru menjadi peluang yang sangat luas bagi setiap orang untuk mengembangkan diri," jelasnya.
Ia mengatakan jaringan internet dan komunikasi yang terbuka, juga menjadi peluang bagi setiap orang untuk membuka pasar dengan jaringan mendunia.
"Salah satu peluang yang sangat menjanjikan yakni menggeluti bisnis industri kreatif yang mengkolaborasikan kemajuan teknologi, informasi, keilmuan, potensi lokal, peluang serta kebutuhan pasar," paparnya.
Untuk itu, Sonedi pun berharap lulusan UM Palangkaraya terus membuka mata dan pikiran. Berbekal pendidikan yang didapat agar terus berkreasi dan berinovasi.
Sementara itu, pelaksanaan wisuda jenjang pendidikan pascasarjana, sarjana dan diploma yang dilaksanakan UM Palangkaraya menerapkan protokol kesehatan COVID-19 secara ketat.
Prosesi awal wisuda dilakukan dengan pembukaan sidang terbuka senat yang dilakukan secara langsung dan daring.
Tujuh mahasiswa lulusan terbaik dan sejumlah undangan mengikuti pembukaan secara langsung dan lulusan lainnya mengikuti acara secara daring.
Tahapan wisuda kemudian dilanjutkan dengan prosesi pemindahan kuncir. Pada acara ini kedatangan mahasiswa di UM Palangkaraya dibagi menjadi beberapa sesi didasarkan kelompok fakultas.
Setiap mahasiswa dari satu fakultas tertentu wajib datang pada waktu yang ditentukan. Mahasiswa yang datang juga tidak diperkenankan didampingi siapapun, kecuali yang mengantar dengan batas pengantaran di gerbang utama kampus.
Setiap mahasiswa yang datang diperiksa suhu tubuh, wajib menggunakan masker dan wajib menggunakan hand sanitizer.
Selanjutnya setiap mahasiswa datang dilanjutkan antre untuk prosesi pemindahan kuncir. Antrean ini serupa seperti saat akan membayar belanjaan di supermarket dengan jarak sekitar dua meter.
Kondisi ini menjadikan antrean pemindahan kuncir mengular di lingkungan kampus yang berkonsep "the green Islamic campus" (kampus Islami yang berwawasan lingkungan) itu. Pemindahan kuncir itu sendiri dipusatkan di pelataran aula pertemuan UM Palangkaraya.
Antrean untuk setiap mahasiswa memakan waktu sekitar 10 menit sejak mahasiswa datang sampai selesai prosesi pemindahan kuncir.
Kondisi itu menjadikan prosesi wisuda tatap muka yang dilaksanakan tersebut tak menyebabkan kerumunan dan tetap menerapkan jaga jarak.
Tak hanya itu, selama acara yang dilaksanakan selama sehari tersebut hanya panitia acara, sejumlah pegawai kampus, para tamu undangan dan peserta yang diperbolehkan berada di lingkungan kampus UM Palangkaraya.
Satgas Penanganan COVID-19 Palangkaraya yang melakukan pengecekan penerapan protokol kesehatan di lokasi itu pun mengapresiasi acara wisuda yang dilaksanakan UM Palangkaraya.
"Sejak awal pengajuan pihak UM Palangkaraya selalu aktif berkomunikasi dengan tim. Hari ini seluruh protokol juga diterapkan. Penggunaan masker, penggunaan hand sanitizer, jaga jarak dan tidak ada yang berkerumun," kata Ana Menur salah satu Tim Satgas COVID-19 yang juga Sekretaris Kepala Dinas Komunikasi, Informatika Persandian dan Statistik Kota Palangka Raya.
Satgas pun menyebut pelaksanaan wisuda tersebut dapat menjadi acuan bagi pihak lain yang akan melaksanakan acara serupa.
"Pelaksanaan wisuda tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya karena negara kita dilanda pandemi COVID-19," kata Rektor UM Palangkaraya Dr Sonedi di Palangka Raya, Sabtu.
Pelaksanaan wisuda tahun ini dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat yang ditetapkan pemerintah.
Dia mengatakan dari 600 lulusan tersebut sebanyak 145 mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat dengan pujian atau cumlaude. Selanjutnya dari mahasiswa cumlaude itu ditentukan tujuh mahasiswa lulusan terbaik.
Sonedi mengatakan, persaingan dalam dunia kerja di satu sisi semakin sulit dengan datangnya era industri 4.0. Pada kondisi ini keberadaan manusia dalam sejumlah bidang industri dapat tergantikan dengan teknologi berbasis kontrol, robotik, internet atau pun kecerdasan buatan.
"Namun kondisi ini jika dapat dilihat secara jeli, justru menjadi peluang yang sangat luas bagi setiap orang untuk mengembangkan diri," jelasnya.
Ia mengatakan jaringan internet dan komunikasi yang terbuka, juga menjadi peluang bagi setiap orang untuk membuka pasar dengan jaringan mendunia.
"Salah satu peluang yang sangat menjanjikan yakni menggeluti bisnis industri kreatif yang mengkolaborasikan kemajuan teknologi, informasi, keilmuan, potensi lokal, peluang serta kebutuhan pasar," paparnya.
Untuk itu, Sonedi pun berharap lulusan UM Palangkaraya terus membuka mata dan pikiran. Berbekal pendidikan yang didapat agar terus berkreasi dan berinovasi.
Sementara itu, pelaksanaan wisuda jenjang pendidikan pascasarjana, sarjana dan diploma yang dilaksanakan UM Palangkaraya menerapkan protokol kesehatan COVID-19 secara ketat.
Prosesi awal wisuda dilakukan dengan pembukaan sidang terbuka senat yang dilakukan secara langsung dan daring.
Tujuh mahasiswa lulusan terbaik dan sejumlah undangan mengikuti pembukaan secara langsung dan lulusan lainnya mengikuti acara secara daring.
Tahapan wisuda kemudian dilanjutkan dengan prosesi pemindahan kuncir. Pada acara ini kedatangan mahasiswa di UM Palangkaraya dibagi menjadi beberapa sesi didasarkan kelompok fakultas.
Setiap mahasiswa dari satu fakultas tertentu wajib datang pada waktu yang ditentukan. Mahasiswa yang datang juga tidak diperkenankan didampingi siapapun, kecuali yang mengantar dengan batas pengantaran di gerbang utama kampus.
Setiap mahasiswa yang datang diperiksa suhu tubuh, wajib menggunakan masker dan wajib menggunakan hand sanitizer.
Selanjutnya setiap mahasiswa datang dilanjutkan antre untuk prosesi pemindahan kuncir. Antrean ini serupa seperti saat akan membayar belanjaan di supermarket dengan jarak sekitar dua meter.
Kondisi ini menjadikan antrean pemindahan kuncir mengular di lingkungan kampus yang berkonsep "the green Islamic campus" (kampus Islami yang berwawasan lingkungan) itu. Pemindahan kuncir itu sendiri dipusatkan di pelataran aula pertemuan UM Palangkaraya.
Antrean untuk setiap mahasiswa memakan waktu sekitar 10 menit sejak mahasiswa datang sampai selesai prosesi pemindahan kuncir.
Kondisi itu menjadikan prosesi wisuda tatap muka yang dilaksanakan tersebut tak menyebabkan kerumunan dan tetap menerapkan jaga jarak.
Tak hanya itu, selama acara yang dilaksanakan selama sehari tersebut hanya panitia acara, sejumlah pegawai kampus, para tamu undangan dan peserta yang diperbolehkan berada di lingkungan kampus UM Palangkaraya.
Satgas Penanganan COVID-19 Palangkaraya yang melakukan pengecekan penerapan protokol kesehatan di lokasi itu pun mengapresiasi acara wisuda yang dilaksanakan UM Palangkaraya.
"Sejak awal pengajuan pihak UM Palangkaraya selalu aktif berkomunikasi dengan tim. Hari ini seluruh protokol juga diterapkan. Penggunaan masker, penggunaan hand sanitizer, jaga jarak dan tidak ada yang berkerumun," kata Ana Menur salah satu Tim Satgas COVID-19 yang juga Sekretaris Kepala Dinas Komunikasi, Informatika Persandian dan Statistik Kota Palangka Raya.
Satgas pun menyebut pelaksanaan wisuda tersebut dapat menjadi acuan bagi pihak lain yang akan melaksanakan acara serupa.